Geger Muhammadiyah Tarik Dana di Bank Syariah Indonesia, Ekonom: Dampaknya Tidak Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - PP Muhammadiyah menyatakan bahwa seluruh cabang di daerah harus menarik dana dari bank hasil merger yakni Bank Syariah Indonesia (BSI) . Muhammadiyah berencana mengalihkan semua pembiayaannya kepada bank-bank syariah lain yang skalanya masih lebih kecil karena lebih menjangkau UMKM.
Muhamdiyah beranggapan, BSI sesuai wataknya sebagai bank syariah sangat tepat apabila mendeklarasikan diri sebagai bank yang fokus kepada UMKM untuk percepatan perwujudan keadilan sosial ekonomi secara lebih progresif di negeri ini.
(Baca Juga: Jika Diikuti Kadernya, Penarikan Dana Muhammadiyah Bikin Repot Bank Syariah Indonesia )
Bahkan BSI yang berlabelkan syariah secara khusus penting menaruh perhatian, pemihakan, dan kebijakan imperatif pada program penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam yang sampai saat ini masih lemah secara ekonomi.
Terlebih total aset Bank Hasil Penggabungan nantinya mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Jumlah tersebut juga menempatkan Bank Hasil Penggabungan 3 Bank BUMN Syariah dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
"Penarikan Dana mereka dari sebuah bank tentu saja berdampak sangat besar terhadap bank tersebut," kata Pengamat Ekonomi Piter Abdullah saat dihubungi di Jakarta, Rabu (23/12/2020).
(Baca Juga: PW Muhammadiyah Jatim Siap-siap Tarik Uang Kas dari Bank Syariah Indonesia )
Tetapi menurut dia, untungnya penarikan dana yang dilakukan Muhamadiyah di tengah kondisi likuiditas perbankan yang berlimpah akibat pandemi. "Jadi mengurangi tekanan likuiditas yang seharusnya terjadi pada bank," sebutnya.
Bank syariah Indonesia ini merupakan bank milik pemerintah. Permasalahan likuiditas ini tidak akan berlanjut, karena pemerintah akan cepat membantu. "Jadi Saya kira dampaknya terhadap bank syariah Indonesia tidak akan besar," kata dia.
Muhamdiyah beranggapan, BSI sesuai wataknya sebagai bank syariah sangat tepat apabila mendeklarasikan diri sebagai bank yang fokus kepada UMKM untuk percepatan perwujudan keadilan sosial ekonomi secara lebih progresif di negeri ini.
(Baca Juga: Jika Diikuti Kadernya, Penarikan Dana Muhammadiyah Bikin Repot Bank Syariah Indonesia )
Bahkan BSI yang berlabelkan syariah secara khusus penting menaruh perhatian, pemihakan, dan kebijakan imperatif pada program penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam yang sampai saat ini masih lemah secara ekonomi.
Terlebih total aset Bank Hasil Penggabungan nantinya mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Jumlah tersebut juga menempatkan Bank Hasil Penggabungan 3 Bank BUMN Syariah dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
"Penarikan Dana mereka dari sebuah bank tentu saja berdampak sangat besar terhadap bank tersebut," kata Pengamat Ekonomi Piter Abdullah saat dihubungi di Jakarta, Rabu (23/12/2020).
(Baca Juga: PW Muhammadiyah Jatim Siap-siap Tarik Uang Kas dari Bank Syariah Indonesia )
Tetapi menurut dia, untungnya penarikan dana yang dilakukan Muhamadiyah di tengah kondisi likuiditas perbankan yang berlimpah akibat pandemi. "Jadi mengurangi tekanan likuiditas yang seharusnya terjadi pada bank," sebutnya.
Bank syariah Indonesia ini merupakan bank milik pemerintah. Permasalahan likuiditas ini tidak akan berlanjut, karena pemerintah akan cepat membantu. "Jadi Saya kira dampaknya terhadap bank syariah Indonesia tidak akan besar," kata dia.
(akr)