Dari Hobi Jadi Lahan Bisnis Menguntungkan
loading...
A
A
A
ERA digital ikut menumbuhkan sejumlah sektor bisnis baru di tengah masyarakat, salah satunya jasa titipan (jastip). Peluang usaha baru ini tengah ngehits lantaran tidak semua orang bisa mendapatkan barang yang diinginkannya.
Vita Indriani, 30, misalnya, memutuskan mundur dari pekerjaannya sebagai staf di perusahaan multinasional untuk memulai bisnis jastip ini. Dengan bermodalkan pinjaman dari ibunya, dia berangkat ke Bangkok, Thailand, untuk melakukan perjalanan jastip pertamanya.
Sejak menjalani bisnis jastip tujuh bulan lalu, Vita menjadi ketagihan. Bahkan, ia mengakui bahwa bisnis ini adalah mata pencaharian utamanya saat ini. "Sampai akhir Januari nanti, saya sudah ada jadwal mau kemana saja. Yang terdekat minggu depan mau ke Kuala Lumpur (Malaysia)," cerita Vita, Jumat (1/1/2021).
Vita mengungkapkan, keuntungan yang diraih dari bisnis jastipnya bisa mencapai Rp12 juta sampai Rp15 juta per bulan. Dan, ia senang melakukannya karena bisa menyalurkan dua hobi secara bersamaan. yaitu traveling dan shopping.
"Capek pasti, tapi tidak merasa direpotkan karena memang hobi. Makanya, tidak semua orang bisa memulai bisnis ini. Harus sabar, ikhlas, dan jujur, harus siap panas-panasan. Saya pernah jalan berkilo-kilo dari pagi sampai sore untuk mencari pesanan pelanggan, tapi itu tidak saya jadikan beban," tambahnya.
Selain Vita, Indah Fitriani, 33, juga menjalankan bisnis yang sama. Namun, ia lebih memfokuskan bisnis jastipnya untuk dekorasi rumah dari berbagai retail ternama seperti IKEA, Informa, Zara Home. dan butik Vivere di Jakarta. Ia menekuni binis ini sejak 2017 lalu sebagai pekerjaan sampingan. Namun, pada pada 2018 ia memutuskanresign dari pekerjaannya di bidang marketing dan memilih fokus bisnis jastip melalui akun @fittigallery.
Kini, akun Instagramnya sudah memiliki 9.000 followers yang tersebar di berbagai daerah, mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan, hingga Papua. Seperti diketahui, retail IKEA dan Zara Home memang belum hadir di luar Jakarta, padahal minat masyarakat terhadap tren dekorasi rumah dari brand ini makin tinggi.
Ia pun rajin datang ke toko perlengkapan dan dekorasi rumah, mengambil gambar produk yang diprediksi laku dijual, kemudian mengunggahnya ke akun online shop-nya di Instagram. Hal ini ia lakukan dengan tekun selama hampir tiga tahun.
‎"Bisnis ini menguntungkan. Barang yang dibeli juga mudah dibawa, jadi minat orang di daerah yang tidak memiliki akses untuk beli langsung bisa lebih mudah karena ada jasa ini. Dalam sebulan, saya bisa kirim 20 sampai 25 barang dengan keuntungan Rp7 juta per bulan," ungkapnya.
Di luar negeri, fenomena jastip ini sebenarnya sudah lama hadir dan lebih dikenal dengan istilah personal shopper. "Dulu pelaku jastip atau personal shopper sering berbelanja atas permintaan kalangan elit atau sosialita yang ingin mendatangkan barang langka atau edisi terbatas tanpa harus merepotkan diri," ungkap pengamat gaya hidup ‎Fira Basuki.
Vita Indriani, 30, misalnya, memutuskan mundur dari pekerjaannya sebagai staf di perusahaan multinasional untuk memulai bisnis jastip ini. Dengan bermodalkan pinjaman dari ibunya, dia berangkat ke Bangkok, Thailand, untuk melakukan perjalanan jastip pertamanya.
Sejak menjalani bisnis jastip tujuh bulan lalu, Vita menjadi ketagihan. Bahkan, ia mengakui bahwa bisnis ini adalah mata pencaharian utamanya saat ini. "Sampai akhir Januari nanti, saya sudah ada jadwal mau kemana saja. Yang terdekat minggu depan mau ke Kuala Lumpur (Malaysia)," cerita Vita, Jumat (1/1/2021).
Vita mengungkapkan, keuntungan yang diraih dari bisnis jastipnya bisa mencapai Rp12 juta sampai Rp15 juta per bulan. Dan, ia senang melakukannya karena bisa menyalurkan dua hobi secara bersamaan. yaitu traveling dan shopping.
"Capek pasti, tapi tidak merasa direpotkan karena memang hobi. Makanya, tidak semua orang bisa memulai bisnis ini. Harus sabar, ikhlas, dan jujur, harus siap panas-panasan. Saya pernah jalan berkilo-kilo dari pagi sampai sore untuk mencari pesanan pelanggan, tapi itu tidak saya jadikan beban," tambahnya.
Selain Vita, Indah Fitriani, 33, juga menjalankan bisnis yang sama. Namun, ia lebih memfokuskan bisnis jastipnya untuk dekorasi rumah dari berbagai retail ternama seperti IKEA, Informa, Zara Home. dan butik Vivere di Jakarta. Ia menekuni binis ini sejak 2017 lalu sebagai pekerjaan sampingan. Namun, pada pada 2018 ia memutuskanresign dari pekerjaannya di bidang marketing dan memilih fokus bisnis jastip melalui akun @fittigallery.
Kini, akun Instagramnya sudah memiliki 9.000 followers yang tersebar di berbagai daerah, mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan, hingga Papua. Seperti diketahui, retail IKEA dan Zara Home memang belum hadir di luar Jakarta, padahal minat masyarakat terhadap tren dekorasi rumah dari brand ini makin tinggi.
Ia pun rajin datang ke toko perlengkapan dan dekorasi rumah, mengambil gambar produk yang diprediksi laku dijual, kemudian mengunggahnya ke akun online shop-nya di Instagram. Hal ini ia lakukan dengan tekun selama hampir tiga tahun.
‎"Bisnis ini menguntungkan. Barang yang dibeli juga mudah dibawa, jadi minat orang di daerah yang tidak memiliki akses untuk beli langsung bisa lebih mudah karena ada jasa ini. Dalam sebulan, saya bisa kirim 20 sampai 25 barang dengan keuntungan Rp7 juta per bulan," ungkapnya.
Di luar negeri, fenomena jastip ini sebenarnya sudah lama hadir dan lebih dikenal dengan istilah personal shopper. "Dulu pelaku jastip atau personal shopper sering berbelanja atas permintaan kalangan elit atau sosialita yang ingin mendatangkan barang langka atau edisi terbatas tanpa harus merepotkan diri," ungkap pengamat gaya hidup ‎Fira Basuki.