Raup Untung Besar dari Bisnis Baru Berbasis Pelanggan
loading...
A
A
A
"Buka PO (pre order) jastip Bangkok, yang minat silakan chat ya". Kalimat ini sering terlihat di media sosial, seperti ‎Instagram atau aplikasi pesan singkat Whatsapp. Kata-kata itu biasanya muncul darisahabat atau teman yang hendak bepergian ke suatu tempat seperti luar negeri. Dia menawarkan diri untuk membelikan barang-barang tertentu lewat model jasa titipan (jastip).
Saking populernya, saat mengetik kata jasa titipan (jastip) di kolom pencarian Instagram, puluhan nama akun jastip akan muncul dengan username unik. Bahkan, ada akun yang memiliki ribuan hingga ratusan ribufollowers.
Salah satunya adalah akun jastip @nitip.dikita. Akun ini memiliki 11,2 ribufollowers dan dikelola seorang desainer yang juga selebgram, Diana Rikasari, 35. Diana memulai bisnis ini pada akhir Desember 2018 bersama kakak dan seorang temannya yang gemar traveling.
Mereka pun sering menerima pemesanan barang titipan dari berbagai negara di Asia seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Tetapi, sesekali Diana sering membuka jastip spesial seperti ke negara Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Dalam sekali trip jastipnya ke luar negeri, ia bisa menerima pesanan barang hingga puluhan item dengan berat bagasi mencapai 60 kilogram lebih.
"Sebenarnya saya lulusan hukum S1. Begitu lulus kuliah, saya langsung menikah dan punya anak. Sebagai ibu rumah tangga, saya cari kegiatan yang enggak perlu membuat saya jauh dari anak. Saat itulah saya mengajak kakak dan memulai bisnis jastip," kenangnya.
Seiring jalannya waktu, Diana fokus dalam menjalani bisnis ini. Bahkan, bisa dibilang sebagai profesional jastip. Ia pun sudah memiliki strategi jitu agar usaha yang dijalaninya tetap ramai diminati, seperti melakukan promo melalui media sosial, hingga membuka endorsement. Usaha ini ia lakukan agar banyak orang yang tahu kalau akan melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Sekarang kan ada Instagram, saya jualan lewat Instagram, bisa iklan di sana dan endorsement. Jadi, memang tiap bulan ada budget promo yang dikeluarin," jelasnya.
Dengan melakukan berbagai promosi tersebut, Diana kini memiliki pelanggan tetap dan banyak pelanggan baru setiap bulannya. "Jadi, sebelum aku pergi orderan sudah mulai masuk terus. Sudah punya customer royal dan setiap bulannya nambah ‎pelanggan baru lagi," jelasnya.
Diana mengaku sudah mendapatkan keuntungan yang lumayan, kadang bisa mencapai Rp40 juta sampai Rp50 juta per bulan setelah dipotong biaya perjalanan termasuk tiket pesawat dan penginapan. Barang-barang titipannya pun beragam, mulai dari barang high end seperti tas Louis Vuitton hingga mainan anak.
"Sebelum pandemi bisa sampai Rp20 juta, tapi karena sekarang masuk pandemi, bisa dapat keuntungan Rp10 juta per bulan saja sudah bersyukur. Agak susah sekarang ditambah peraturan setiap negara berbeda-beda," tambahnya.
Tidak hanya beragam barang mewah, Diana pun pernah mendapatkan orderan untuk barang-barang aneh, seperti kantong plastik lucu. "Waktu itu pas lagi trip ke Singapura ada pelanggan minta dibelikan kantong plastik, seperti pernak-pernik, dan itu bentuknya beneran seperti kantong plastik. Itu tas plastiknya banyak gambar-gambar. Saya rasa di Indonesia ada, tetapi karena pelanggan titip ya saya belikan dan harganya lumayan mahal," tuturnya.
Menekuni bisnis jasa ini, modal utamanya bukanlah uang melainkan kepercayaan. Selain itu, dia hanya hanya perlu smartphone bagus untuk foto produk. Karena konsumen harus transfer uang dulu, lalu barang dikirimkan. .
Diana menuturkan, ketekunan adalah modal utama di binis ini. Selain itu, pelaku usaha bidang ini juga harus rajin pergi ke toko untuk update harga dan foto produk.
"Yang terpenting jangan pernah mengambil foto dari jastip lain karena ini masuk dalam etika bisnis jastip. Lebih baik foto sendiri, cari produk apa yang kira-kira bagus untuk dijual. Modalnya hanya itu, tidak perlu modal uang kecuali kalau mau stok barang," katanya.
Meski terlihat mudah dan menyenangkan saat menjalaninya, Diana mengaku bahwa untuk sekarang ia belum yakin mengenai prospek bisnis yang dijalaninya ini. "Kalau dibilang menjanjikan, sepertinya masih terlalu panjang ya. Kalau saya sudah punya tim banyak, itu baru bisa dibilang menjanjikan. Karena sejujurnya, untuk menebak-nebak kebutuhan setiap orang itu susah," papar Diana.
Yang jelas, Diana menegaskan, peluang jastip bisa besar asal tidak malas, selalu usaha, informatif, dan aktif posting foto. Ia selalu update informasi, dan itu membuat mereka percaya. Bisnis jastip juga meminimalisir kerugian, karena tidak perlu nombok
Seorang pelaku usaha jastip juga harus mengetahui mana barang slow moving dan fast moving. Tips sederhana lainnya, barang yang dijual jangan terlalu banyak.
"Kalau kebanyakan barang pusing juga, satu toko saja barangnya banyak banget. Lebih baik pilih item mana yang akan dijual. Hal ini juga memudahkan admin dalam menjawab setiap pertanyaan dari konsumen terutama dalam masalah harga," sarannya.‎ (Aprilia S Andyna)
Lihat Juga: Viral! Wanita Ini Buka Jastip Foto dan Video Ucapan dari Puncak Gunung, Mendaki Jadi Cuan
Saking populernya, saat mengetik kata jasa titipan (jastip) di kolom pencarian Instagram, puluhan nama akun jastip akan muncul dengan username unik. Bahkan, ada akun yang memiliki ribuan hingga ratusan ribufollowers.
Salah satunya adalah akun jastip @nitip.dikita. Akun ini memiliki 11,2 ribufollowers dan dikelola seorang desainer yang juga selebgram, Diana Rikasari, 35. Diana memulai bisnis ini pada akhir Desember 2018 bersama kakak dan seorang temannya yang gemar traveling.
Mereka pun sering menerima pemesanan barang titipan dari berbagai negara di Asia seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Tetapi, sesekali Diana sering membuka jastip spesial seperti ke negara Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Dalam sekali trip jastipnya ke luar negeri, ia bisa menerima pesanan barang hingga puluhan item dengan berat bagasi mencapai 60 kilogram lebih.
"Sebenarnya saya lulusan hukum S1. Begitu lulus kuliah, saya langsung menikah dan punya anak. Sebagai ibu rumah tangga, saya cari kegiatan yang enggak perlu membuat saya jauh dari anak. Saat itulah saya mengajak kakak dan memulai bisnis jastip," kenangnya.
Seiring jalannya waktu, Diana fokus dalam menjalani bisnis ini. Bahkan, bisa dibilang sebagai profesional jastip. Ia pun sudah memiliki strategi jitu agar usaha yang dijalaninya tetap ramai diminati, seperti melakukan promo melalui media sosial, hingga membuka endorsement. Usaha ini ia lakukan agar banyak orang yang tahu kalau akan melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Sekarang kan ada Instagram, saya jualan lewat Instagram, bisa iklan di sana dan endorsement. Jadi, memang tiap bulan ada budget promo yang dikeluarin," jelasnya.
Dengan melakukan berbagai promosi tersebut, Diana kini memiliki pelanggan tetap dan banyak pelanggan baru setiap bulannya. "Jadi, sebelum aku pergi orderan sudah mulai masuk terus. Sudah punya customer royal dan setiap bulannya nambah ‎pelanggan baru lagi," jelasnya.
Diana mengaku sudah mendapatkan keuntungan yang lumayan, kadang bisa mencapai Rp40 juta sampai Rp50 juta per bulan setelah dipotong biaya perjalanan termasuk tiket pesawat dan penginapan. Barang-barang titipannya pun beragam, mulai dari barang high end seperti tas Louis Vuitton hingga mainan anak.
"Sebelum pandemi bisa sampai Rp20 juta, tapi karena sekarang masuk pandemi, bisa dapat keuntungan Rp10 juta per bulan saja sudah bersyukur. Agak susah sekarang ditambah peraturan setiap negara berbeda-beda," tambahnya.
Tidak hanya beragam barang mewah, Diana pun pernah mendapatkan orderan untuk barang-barang aneh, seperti kantong plastik lucu. "Waktu itu pas lagi trip ke Singapura ada pelanggan minta dibelikan kantong plastik, seperti pernak-pernik, dan itu bentuknya beneran seperti kantong plastik. Itu tas plastiknya banyak gambar-gambar. Saya rasa di Indonesia ada, tetapi karena pelanggan titip ya saya belikan dan harganya lumayan mahal," tuturnya.
Menekuni bisnis jasa ini, modal utamanya bukanlah uang melainkan kepercayaan. Selain itu, dia hanya hanya perlu smartphone bagus untuk foto produk. Karena konsumen harus transfer uang dulu, lalu barang dikirimkan. .
Diana menuturkan, ketekunan adalah modal utama di binis ini. Selain itu, pelaku usaha bidang ini juga harus rajin pergi ke toko untuk update harga dan foto produk.
"Yang terpenting jangan pernah mengambil foto dari jastip lain karena ini masuk dalam etika bisnis jastip. Lebih baik foto sendiri, cari produk apa yang kira-kira bagus untuk dijual. Modalnya hanya itu, tidak perlu modal uang kecuali kalau mau stok barang," katanya.
Meski terlihat mudah dan menyenangkan saat menjalaninya, Diana mengaku bahwa untuk sekarang ia belum yakin mengenai prospek bisnis yang dijalaninya ini. "Kalau dibilang menjanjikan, sepertinya masih terlalu panjang ya. Kalau saya sudah punya tim banyak, itu baru bisa dibilang menjanjikan. Karena sejujurnya, untuk menebak-nebak kebutuhan setiap orang itu susah," papar Diana.
Yang jelas, Diana menegaskan, peluang jastip bisa besar asal tidak malas, selalu usaha, informatif, dan aktif posting foto. Ia selalu update informasi, dan itu membuat mereka percaya. Bisnis jastip juga meminimalisir kerugian, karena tidak perlu nombok
Seorang pelaku usaha jastip juga harus mengetahui mana barang slow moving dan fast moving. Tips sederhana lainnya, barang yang dijual jangan terlalu banyak.
"Kalau kebanyakan barang pusing juga, satu toko saja barangnya banyak banget. Lebih baik pilih item mana yang akan dijual. Hal ini juga memudahkan admin dalam menjawab setiap pertanyaan dari konsumen terutama dalam masalah harga," sarannya.‎ (Aprilia S Andyna)
Lihat Juga: Viral! Wanita Ini Buka Jastip Foto dan Video Ucapan dari Puncak Gunung, Mendaki Jadi Cuan
(wan)