Tingkatkan Produktivitas Pertanian, PUPR Bangun Daerah Irigasi di Sawah Laweh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 500.000 hektare (ha) irigasi dan merehabilitasi 2 juta ha jaringan irigasi mulai tahun 2020 hingga 2024 mendatang. Infrastruktur irigasi yang dibangun berupa bendung dan saluran irigasi yang salah satunya dibangun di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun banyak bendungan/bendung di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian. Diharapkan dengan meningkatnya produktivitas pertanian, juga dapat membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
(Baca juga:Sistem Irigasi Pertanian juga Disiapkan Mencegah Banjir Jakarta)
“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya, Rabu (6/1/2021)
Peningkatan kapasitas di Sawah Laweh Tarusan dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) untuk memenuhi kebutuhan layanan irigasi lahan pertanian dari 2.023 ha menjadi 3.273 ha. Dengan begitu, intensitas tanam petani akan meningkat dari semula 110% menjadi 250%.
(Baca juga:Curah Hujan Tinggi dan Sampah Jadi Pemicu Kerusakan Jaringan Irigasi di Simalungun)
“Pembangunan di Sawah Laweh Tarusan diharapkan akan meningkatkan produksi sektor pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan, khususnya padi dari 2-3 ton/ha menjadi 5-6 ton/ha,” ujarnya.
Peningkatan layanan Bendung Batang Tarusan dilakukan dengan membangun jaringan irigasi Sawah Laweh Tarusan berupa saluran induk, saluran sekunder, dan bangunan irigasi lainnya untuk mengurangi tingkat kehilangan air yang mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.
(Baca juga:Basuki Jamin Irigasi Lumbung Pangan di Kalteng Tidak Mampet)
Pada 2020, pembangunan di Sawah Laweh Tarusan dilaksanakan dalam 3 paket pekerjaan yakni Paket I meliputi pembangunan saluran primer dan bangunan irigasi senilai Rp38,7 miliar. Pekerjaannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Gunung Tabor Perkasa dengan progres konstruksi saat ini mencapai 58,7%.
Selanjutnya Paket II dilakukan pengerjaan saluran sekunder dan bangunan irigasi senilai Rp41,7 miliar dengan kontraktor PT Matahari Terbit Group, progres konstruksi mencapai 59,11%. Kemudian pembangunan jaringan di Sawah Laweh Paket III berupa saluran primer dan bangunan talang di sepanjang saluran induk dengan anggaran Rp31,4 miliar.
(Baca juga:Daerah Irigasi Batang Asai Akan Jadi Lumbung Padi di Jambi)
Kontraktor pelaksana pembangunan PT Wijaya-Infra (KSO) dengan progres fisik 59,7%. Seluruh paket pekerjaan dilaksanakan mulai Januari 2020 dan ditargetkan selesai Juli 2021.
Di Sawah Laweh Tarusan mempunyai Luas Areal Potensial Pompanisasi seluas 2023 ha, yang dibangun pada 1982. Jaringan irigasi Sawah Laweh Tarusan memanfaatkan aliran Sungai Batang Tarusan yang dialirkan secara gravitasi dengan membangun Bendung Batang Tarusan yang berjarak 9,3 Km ke arah hulu dari lokasi pompa.
Debit rata-rata yang dapat dihasilkan dari bendung sebesar 9,12 m3/detik. Hal ini dimungkinkan karena Kabupaten Pesisir Selatan merupakan wilayah perbukitan yang dialiri 18 sungai dengan 11 sungai besar dan 7 sungai kecil.
Secara teknis Bendung Batang Tarusan terdiri dari saluran primer Koto Panjang 9.273 meter, saluran sekunder Sawah Laweh 5.863 meter, Saluran Cumateh 2.124 meter, saluran sekunder Sungai Tawar 1.500 meter, dan saluran sekunder Teluk Raya 1.116 meter. Bendung ini juga dilengkapi sarana dan prasarana pelengkap bendung utama seperti saluran kantong lumpur sepanjang 106 meter, bangunan Bagi Sadap/Sadap sebanyak 38 buah, dan bangunan pelengkap sebanyak 55 buah.
Lihat Juga: PUPR Penurunan Muka Tanah di Jateng Capai 14 Cm Pertahun, Lebih Cepat Tenggelam dari Jakarta
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun banyak bendungan/bendung di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian. Diharapkan dengan meningkatnya produktivitas pertanian, juga dapat membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
(Baca juga:Sistem Irigasi Pertanian juga Disiapkan Mencegah Banjir Jakarta)
“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya, Rabu (6/1/2021)
Peningkatan kapasitas di Sawah Laweh Tarusan dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) untuk memenuhi kebutuhan layanan irigasi lahan pertanian dari 2.023 ha menjadi 3.273 ha. Dengan begitu, intensitas tanam petani akan meningkat dari semula 110% menjadi 250%.
(Baca juga:Curah Hujan Tinggi dan Sampah Jadi Pemicu Kerusakan Jaringan Irigasi di Simalungun)
“Pembangunan di Sawah Laweh Tarusan diharapkan akan meningkatkan produksi sektor pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan, khususnya padi dari 2-3 ton/ha menjadi 5-6 ton/ha,” ujarnya.
Peningkatan layanan Bendung Batang Tarusan dilakukan dengan membangun jaringan irigasi Sawah Laweh Tarusan berupa saluran induk, saluran sekunder, dan bangunan irigasi lainnya untuk mengurangi tingkat kehilangan air yang mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.
(Baca juga:Basuki Jamin Irigasi Lumbung Pangan di Kalteng Tidak Mampet)
Pada 2020, pembangunan di Sawah Laweh Tarusan dilaksanakan dalam 3 paket pekerjaan yakni Paket I meliputi pembangunan saluran primer dan bangunan irigasi senilai Rp38,7 miliar. Pekerjaannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Gunung Tabor Perkasa dengan progres konstruksi saat ini mencapai 58,7%.
Selanjutnya Paket II dilakukan pengerjaan saluran sekunder dan bangunan irigasi senilai Rp41,7 miliar dengan kontraktor PT Matahari Terbit Group, progres konstruksi mencapai 59,11%. Kemudian pembangunan jaringan di Sawah Laweh Paket III berupa saluran primer dan bangunan talang di sepanjang saluran induk dengan anggaran Rp31,4 miliar.
(Baca juga:Daerah Irigasi Batang Asai Akan Jadi Lumbung Padi di Jambi)
Kontraktor pelaksana pembangunan PT Wijaya-Infra (KSO) dengan progres fisik 59,7%. Seluruh paket pekerjaan dilaksanakan mulai Januari 2020 dan ditargetkan selesai Juli 2021.
Di Sawah Laweh Tarusan mempunyai Luas Areal Potensial Pompanisasi seluas 2023 ha, yang dibangun pada 1982. Jaringan irigasi Sawah Laweh Tarusan memanfaatkan aliran Sungai Batang Tarusan yang dialirkan secara gravitasi dengan membangun Bendung Batang Tarusan yang berjarak 9,3 Km ke arah hulu dari lokasi pompa.
Debit rata-rata yang dapat dihasilkan dari bendung sebesar 9,12 m3/detik. Hal ini dimungkinkan karena Kabupaten Pesisir Selatan merupakan wilayah perbukitan yang dialiri 18 sungai dengan 11 sungai besar dan 7 sungai kecil.
Secara teknis Bendung Batang Tarusan terdiri dari saluran primer Koto Panjang 9.273 meter, saluran sekunder Sawah Laweh 5.863 meter, Saluran Cumateh 2.124 meter, saluran sekunder Sungai Tawar 1.500 meter, dan saluran sekunder Teluk Raya 1.116 meter. Bendung ini juga dilengkapi sarana dan prasarana pelengkap bendung utama seperti saluran kantong lumpur sepanjang 106 meter, bangunan Bagi Sadap/Sadap sebanyak 38 buah, dan bangunan pelengkap sebanyak 55 buah.
Lihat Juga: PUPR Penurunan Muka Tanah di Jateng Capai 14 Cm Pertahun, Lebih Cepat Tenggelam dari Jakarta
(dar)