Jerman dan Rusia Kerja Sama Pembuatan Vaksin, Bagaimana Indonesia?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua pemimpin negara Eropa, yakni Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Angela Merkel, membahas kemungkinan kedua negara tersebut memproduksi vaksin Covid-19 secara bersama-sama. Seperti dilansir dari laman thelocal.de, gagasan kerja sama itu dibahas melalui panggilan telepon pada hari Selasa (05/01/2021) waktu setempat. ( Baca juga:Alat Rantai Pendingin 70 Derajat Celcius untuk Vaksin Covid-19 Belum Dimiliki Indonesia )
Menurut sumber dari Istana Kremlin, kerja sama Rusia dan Jerman ini difokuskan penekanan pada kemungkinan prospek produksi vaksin secara bersama-sama.
"Masalah kerja sama dalam memerangi pandemi virus Corona dibahas dengan penekanan pada kemungkinan prospek produksi vaksin bersama," kata pejabat Istana Kremlin dalam sebuah pernyataan di laman thelocal.de.
Kremlin menambahkan bahwa kesepakatan antar-kedua negara ini telah tercapai untuk melanjutkan kontak tentang masalah tersebut antara Kementerian Kesehatan kedua negara dan badan-badan khusus di Rusia dan Jerman.
Baru-baru ini, baik Rusia maupun Jerman, sama-sama telah memulai program vaksinasi massal di dalam negeri masing-masing untuk melawan penyebaran virus Corona dan menghindari kembali penutupan akses secara besar atau lockdown.
Seperti sudah diketahui, berdasarkan data dan laporan dari ilmuwan Rusia di Gamaleya Research Institute yang mengembangkan vaksin virus corona, Sputnik V, terungkap fakta bahwa vaksin ini dapat memberikan perlindungan dari virus Covid-19 selama dua tahun di tubuh manusia.
Laporan yang disampaikan oleh Alexander Gintsburg seorang ilmuwan dari Gamaleya Research Institute ini merupakan kabar baik bagi seluruh masyarakat di dunia. Apalagi, sebuah studi yang dimuat di New England Journal of Medicine melaporkan bahwa mayoritas vaksin virus Corona hanya bisa melindungi tubuh seseorang dari virus selama kurang lebih tiga bulan. ( Baca juga:Pakai Setelan Mirip Seragam Polisi, Satpam Merasa Lebih Pede )
Sementara itu, Jerman dan Amerika Serikat telah berkolaborasi dengan menciptakan vaksin Covid-19. Perusahaan Jerman BioNTech dan mitranya di Amerika Serikat, Pfizer, juga telah mengumumkan pada November 2020 yang lalu, bahwa hasil awal dari uji coba fase 3 yang sedang berlangsung menunjukkan, vaksin 90% efektif dalam mencegah infeksi Covid-19.
Menurut sumber dari Istana Kremlin, kerja sama Rusia dan Jerman ini difokuskan penekanan pada kemungkinan prospek produksi vaksin secara bersama-sama.
"Masalah kerja sama dalam memerangi pandemi virus Corona dibahas dengan penekanan pada kemungkinan prospek produksi vaksin bersama," kata pejabat Istana Kremlin dalam sebuah pernyataan di laman thelocal.de.
Kremlin menambahkan bahwa kesepakatan antar-kedua negara ini telah tercapai untuk melanjutkan kontak tentang masalah tersebut antara Kementerian Kesehatan kedua negara dan badan-badan khusus di Rusia dan Jerman.
Baru-baru ini, baik Rusia maupun Jerman, sama-sama telah memulai program vaksinasi massal di dalam negeri masing-masing untuk melawan penyebaran virus Corona dan menghindari kembali penutupan akses secara besar atau lockdown.
Seperti sudah diketahui, berdasarkan data dan laporan dari ilmuwan Rusia di Gamaleya Research Institute yang mengembangkan vaksin virus corona, Sputnik V, terungkap fakta bahwa vaksin ini dapat memberikan perlindungan dari virus Covid-19 selama dua tahun di tubuh manusia.
Laporan yang disampaikan oleh Alexander Gintsburg seorang ilmuwan dari Gamaleya Research Institute ini merupakan kabar baik bagi seluruh masyarakat di dunia. Apalagi, sebuah studi yang dimuat di New England Journal of Medicine melaporkan bahwa mayoritas vaksin virus Corona hanya bisa melindungi tubuh seseorang dari virus selama kurang lebih tiga bulan. ( Baca juga:Pakai Setelan Mirip Seragam Polisi, Satpam Merasa Lebih Pede )
Sementara itu, Jerman dan Amerika Serikat telah berkolaborasi dengan menciptakan vaksin Covid-19. Perusahaan Jerman BioNTech dan mitranya di Amerika Serikat, Pfizer, juga telah mengumumkan pada November 2020 yang lalu, bahwa hasil awal dari uji coba fase 3 yang sedang berlangsung menunjukkan, vaksin 90% efektif dalam mencegah infeksi Covid-19.
(uka)