Sri Mulyani Jual Surat Utang Berbentuk Dolar dan Euro
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerbitkan surat utang obligasi dalam mata uang asing yaitu dolar Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Nilainya adalah USD3 miliar dan EUR 1 miliar.
"Mengawali tahun 2021, Pemerintah Republik Indonesia sukses melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua mata uang asing (dual-currency) yaitu US Dollar dan Euro dengan format SEC-Registered Shelf Take-Down," tulis keterangan Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kemenkeu di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Kementerian yang dipimpin Menkeu Sri Mulyani itu membeberkan, ada empat seri penerbitan dalam penerbitan obligasi valas kali ini. Terdiri dari tiga seri obligasi dalam mata uang dollar AS dan satu obligasi dalam mata uang euro. Pricing date dan setelmen keempat seri ini masing-masing pada 5 Januari 2021 dan 12 Januari 2021.
( )
Seri pertama adalah RI0031 dalam tenor 10 tahun dan akan jatuh tempo pada 12 Maret 2031. Seri obligasi berdenominasi dollar AS ini diterbitkan senilai USD1,25 miliar dengan kupon 1,85%. Seri RI0031 ini akan dihargai 99,54% dengan yield 1,9%.
Seri kedua adalah seri RI0351 dengan tenor 30 tahun yang akan jatuh tempo pada 12 Maret 2051. Obligasi berdenominasi dollar AS ini akan dirilis senilai USD1,25 miliar dengan kupon 3,05%. Dimana yield RI0351 3,1% dengan harga 99,02%.
Lanjutnya, penerbitan SUN dual-currency ini memanfaatkan window di awal tahun ketika terdapat likuiditas di pasar yang cukup tinggi dan adanya sentimen positif di pasar keuangan sebagai respon atas perkembangan vaksin Covid-19.
Seri ketiga RI0371 masih dalam denominasi dollar AS senilai USD 500 juta. Seri RI0371 ini berjangka waktu 50 tahun dan akan jatuh tempo 12 Maret 2071. Obligasi dollar AS ini memberi kupon 3,35% dengan yield 3,4% dan harga 98,79%.
Seri terakhir adalah seri RIEUR0333 dengan tenor 12 tahun dan akan jatuh tempo pada 12 Maret 2033. Surat utang dalam mata uang euro ini diterbitkan senilai € 1 miliar dan memberi bunga 1,1%. Obligasi euro ini dihargai 99,16% dengan yield 1,17% dengan reoffer spread vs mid swaps 135 bps.
"Hasil dari penerbitan kali ini akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum, termasuk untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan penguatan reformasi struktural," tulisnya.
Ada satu prestasi yang perlu dicatat. Penerbitan obligasi valas ini mendapatkan imbal hasil (yield) terendah dalam sejarah.
Untuk seri-seri dengan denominasi dolar AS, initial price guidance berada pada area 2,35% untuk tenor 10 tahun, kisaran 3,55% untuk tenor 30 tahun, dan sekitar 3,85% untuk tenor 50 tahun.
( )
Namun transaksi ini berhasil mendapatkan orderbook yang dalam dan berkualitas sehingga final price guidance dapat ditekan hingga 45 basis poin (bps) ke 1,9% untuk tenor 10 tahun, 3,1% untuk tenor 30 tahun, dan 3,4% untuk tenor 50 tahun.
Demikian pula dengan obligasi berdenominasi euro. Pemerintah berhasil menekan harga sebesar 40bps dari initial price guidance di area 175 bps ke final price guidance di 35bps. Transaksi kali ini juga mencatatkan tenor terpanjang untuk obligasi denominasi euro yang pernah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.
Keseluruhan transaksi mendapatkan harga yang kompetitif, dengan final pricing yang berada pada level yang paling ketat untuk semua seri dan mencapai negative new issue premium yang signifikan. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap credit story Indonesia dan optimisme atas pemulihan ekonomi Indonesia.
"Mengawali tahun 2021, Pemerintah Republik Indonesia sukses melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua mata uang asing (dual-currency) yaitu US Dollar dan Euro dengan format SEC-Registered Shelf Take-Down," tulis keterangan Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kemenkeu di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Kementerian yang dipimpin Menkeu Sri Mulyani itu membeberkan, ada empat seri penerbitan dalam penerbitan obligasi valas kali ini. Terdiri dari tiga seri obligasi dalam mata uang dollar AS dan satu obligasi dalam mata uang euro. Pricing date dan setelmen keempat seri ini masing-masing pada 5 Januari 2021 dan 12 Januari 2021.
( )
Seri pertama adalah RI0031 dalam tenor 10 tahun dan akan jatuh tempo pada 12 Maret 2031. Seri obligasi berdenominasi dollar AS ini diterbitkan senilai USD1,25 miliar dengan kupon 1,85%. Seri RI0031 ini akan dihargai 99,54% dengan yield 1,9%.
Seri kedua adalah seri RI0351 dengan tenor 30 tahun yang akan jatuh tempo pada 12 Maret 2051. Obligasi berdenominasi dollar AS ini akan dirilis senilai USD1,25 miliar dengan kupon 3,05%. Dimana yield RI0351 3,1% dengan harga 99,02%.
Lanjutnya, penerbitan SUN dual-currency ini memanfaatkan window di awal tahun ketika terdapat likuiditas di pasar yang cukup tinggi dan adanya sentimen positif di pasar keuangan sebagai respon atas perkembangan vaksin Covid-19.
Seri ketiga RI0371 masih dalam denominasi dollar AS senilai USD 500 juta. Seri RI0371 ini berjangka waktu 50 tahun dan akan jatuh tempo 12 Maret 2071. Obligasi dollar AS ini memberi kupon 3,35% dengan yield 3,4% dan harga 98,79%.
Seri terakhir adalah seri RIEUR0333 dengan tenor 12 tahun dan akan jatuh tempo pada 12 Maret 2033. Surat utang dalam mata uang euro ini diterbitkan senilai € 1 miliar dan memberi bunga 1,1%. Obligasi euro ini dihargai 99,16% dengan yield 1,17% dengan reoffer spread vs mid swaps 135 bps.
"Hasil dari penerbitan kali ini akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum, termasuk untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan penguatan reformasi struktural," tulisnya.
Ada satu prestasi yang perlu dicatat. Penerbitan obligasi valas ini mendapatkan imbal hasil (yield) terendah dalam sejarah.
Untuk seri-seri dengan denominasi dolar AS, initial price guidance berada pada area 2,35% untuk tenor 10 tahun, kisaran 3,55% untuk tenor 30 tahun, dan sekitar 3,85% untuk tenor 50 tahun.
( )
Namun transaksi ini berhasil mendapatkan orderbook yang dalam dan berkualitas sehingga final price guidance dapat ditekan hingga 45 basis poin (bps) ke 1,9% untuk tenor 10 tahun, 3,1% untuk tenor 30 tahun, dan 3,4% untuk tenor 50 tahun.
Demikian pula dengan obligasi berdenominasi euro. Pemerintah berhasil menekan harga sebesar 40bps dari initial price guidance di area 175 bps ke final price guidance di 35bps. Transaksi kali ini juga mencatatkan tenor terpanjang untuk obligasi denominasi euro yang pernah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.
Keseluruhan transaksi mendapatkan harga yang kompetitif, dengan final pricing yang berada pada level yang paling ketat untuk semua seri dan mencapai negative new issue premium yang signifikan. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap credit story Indonesia dan optimisme atas pemulihan ekonomi Indonesia.
(ind)