Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menyusut Saat Dollar AS Dapat Angin Segar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini. Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, Dollar AS terlihat menguat dipicu oleh kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS.
Yield obligasi AS tenor 10 tahun sudah menembus ke atas 1% selama 2 hari beruntun. "Sebelumnya bergerak di bawah 1%," kata Ariston di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
(Baca Juga: Ada PSBB Ketat Bisa Bikin Kurs Rupiah Terjepit )
Pandangan Bank Sentral AS alias The Fed yang lebih optimis tehadap pemulihan ekonomi AS membantu mendorong penguatan imbal hasil obligasi tersebut. "Potensi pergerakan rupiah di 13.850 hingga 13.980," jelasnya.
Sementara itu seperti dilansir Reuters, The greenback telah berbalik menguat dari poisi terendah dalam hampir tiga tahun. Hal ini setelah indeks dolar tergelincir hampir 7% pada tahun 2020 dan sebanyak 0,9% pada tahun baru di tengah ekspektasi stimulus fiskal AS.
(Baca Juga: Awas Rupiah Melemah di Tengah Penantian Siapa Pemegang Kendali Senat AS )
Investor saat ini masih menunggu data ketenagakerjaan AS untuk mencari petunjuk apakah secara signifikan lebih banyak stimulus akan diperlukan untuk menjaga pemulihan ekonomi tetap hidup.
Indeks dolar sedikit berubah pada level 89,841 pada perdagangan awal Asia, setelah turun ke level terendah hampir tiga tahun sebesar 89,206 pada hari Rabu. Naik lebih dari setengah persen pada hari Kamis, tetapi tetap berada di jalur penurunan secara mingguan.
Yield obligasi AS tenor 10 tahun sudah menembus ke atas 1% selama 2 hari beruntun. "Sebelumnya bergerak di bawah 1%," kata Ariston di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
(Baca Juga: Ada PSBB Ketat Bisa Bikin Kurs Rupiah Terjepit )
Pandangan Bank Sentral AS alias The Fed yang lebih optimis tehadap pemulihan ekonomi AS membantu mendorong penguatan imbal hasil obligasi tersebut. "Potensi pergerakan rupiah di 13.850 hingga 13.980," jelasnya.
Sementara itu seperti dilansir Reuters, The greenback telah berbalik menguat dari poisi terendah dalam hampir tiga tahun. Hal ini setelah indeks dolar tergelincir hampir 7% pada tahun 2020 dan sebanyak 0,9% pada tahun baru di tengah ekspektasi stimulus fiskal AS.
(Baca Juga: Awas Rupiah Melemah di Tengah Penantian Siapa Pemegang Kendali Senat AS )
Investor saat ini masih menunggu data ketenagakerjaan AS untuk mencari petunjuk apakah secara signifikan lebih banyak stimulus akan diperlukan untuk menjaga pemulihan ekonomi tetap hidup.
Indeks dolar sedikit berubah pada level 89,841 pada perdagangan awal Asia, setelah turun ke level terendah hampir tiga tahun sebesar 89,206 pada hari Rabu. Naik lebih dari setengah persen pada hari Kamis, tetapi tetap berada di jalur penurunan secara mingguan.
(akr)