Erick Thohir Tegaskan Lagi, Vaksin yang Dipilih Ada di List WHO
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mencatat, hingga Desember 2020 PT Bio Farma telah memproduksi 250 juta dosis vaksin Covid-19 . 100 juta dosis vaksin telah mendapat sertifikat dari Badan Pengawa Obat dan Minuman (BPOM), dan sisanya 150 juta dosis akan memperoleh sertifikat dari BPOM pada Maret 2021. ( Baca juga:Erick Tohir Sebut Vaksinasi Covid-19 Momentum Perbaiki Data Kependudukan )
"Kemarin kita siapkan 250 juta. Penting sekali kita punya produksi vaksin Covid-19 yang selama ini Bio Farma punya produski vaksin. Alhamdulillah, 100 juta sudah dapat sertifikat BPOM dan Maret 150 juta dapat sertifikat lagi," ujar Erick, Jumat (8/1/2021).
Selain itu, produksi bahan baku vaksin sebanyak 5,8 juta akan tiba pada pertengahan Januari 2021. Dia menyebut, vaksin Covid-19 bakal segera diproduksi Bio Farma setelah bahan baku tiba di Indonesia. Dalam proses produksinya Bio Farma akan mengacu pada standar World Health Organization (WHO).
Sementara pada Februari tahun ini akan tiba 10,4 juta dan Maret 13,3 juta dosis vaksin. Jumlah itu akan ditargetkan diberi secara gratis kepada masyarakat.
"Mudah mudhan vaksinasi berjalan dengan baik. Kami Kementerian BUMN dan Bio Farma menjalankan tugas sebaik-baiknya, agar rakyat bisa divaksinasi dengan baik. Kami memastikan, proses izin dari BPOM, Emergency Use Authorization (EUA) dapat keluar dan tentu baru divaksin," ujarnya.
Erik menegaskan kepada semua pihak jangan sampai menimbulkan pikiran bahwa program pemerintah terkait vaksin tidak mengikuti standar dunia. Vaksin-vaksin yang digunakan juga bukan vaksin sembarang. ( Baca juga:Tragis! Gara-gara Jalan Berlubang Ayah, Anak dan Cucu di Jember Tewas Kecelakaan )
"Saya tekankan sejak awal, vaksin yang dilakukan pemerintah adalah yang sudah ada di list WHO dan sudah melalui uji klinis," tuturnya.
Terkait kehalalan vaksin, Erick mengatakan tengah diproses oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena halal tidaknya vaksin menjadi ranah MUI. "Kami tidak akan mengklaim (halal), itu bukan tupoksi dari kami. Kami melakukan pembicaraan dengan MUI," ujar dia.
"Kemarin kita siapkan 250 juta. Penting sekali kita punya produksi vaksin Covid-19 yang selama ini Bio Farma punya produski vaksin. Alhamdulillah, 100 juta sudah dapat sertifikat BPOM dan Maret 150 juta dapat sertifikat lagi," ujar Erick, Jumat (8/1/2021).
Selain itu, produksi bahan baku vaksin sebanyak 5,8 juta akan tiba pada pertengahan Januari 2021. Dia menyebut, vaksin Covid-19 bakal segera diproduksi Bio Farma setelah bahan baku tiba di Indonesia. Dalam proses produksinya Bio Farma akan mengacu pada standar World Health Organization (WHO).
Sementara pada Februari tahun ini akan tiba 10,4 juta dan Maret 13,3 juta dosis vaksin. Jumlah itu akan ditargetkan diberi secara gratis kepada masyarakat.
"Mudah mudhan vaksinasi berjalan dengan baik. Kami Kementerian BUMN dan Bio Farma menjalankan tugas sebaik-baiknya, agar rakyat bisa divaksinasi dengan baik. Kami memastikan, proses izin dari BPOM, Emergency Use Authorization (EUA) dapat keluar dan tentu baru divaksin," ujarnya.
Erik menegaskan kepada semua pihak jangan sampai menimbulkan pikiran bahwa program pemerintah terkait vaksin tidak mengikuti standar dunia. Vaksin-vaksin yang digunakan juga bukan vaksin sembarang. ( Baca juga:Tragis! Gara-gara Jalan Berlubang Ayah, Anak dan Cucu di Jember Tewas Kecelakaan )
"Saya tekankan sejak awal, vaksin yang dilakukan pemerintah adalah yang sudah ada di list WHO dan sudah melalui uji klinis," tuturnya.
Terkait kehalalan vaksin, Erick mengatakan tengah diproses oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena halal tidaknya vaksin menjadi ranah MUI. "Kami tidak akan mengklaim (halal), itu bukan tupoksi dari kami. Kami melakukan pembicaraan dengan MUI," ujar dia.
(uka)