IHSG Tembus Rekor, Investor Asing Borong Saham Rp2,5 Triliun

Senin, 11 Januari 2021 - 20:01 WIB
loading...
A A A
“Kita lihat sendiri sektor farmasi seperti KAEF, INAF, IRRA auto reject atas. Jadi ini memang momentumnya saham farmasi. Cuma saham-saham ini tidak bisa mengikut asing karena memang asing tidak main di saham-saham ini,” ujarnya pada closing market IDX Channel.

Menurut dia, saham farmasi lebih banyak dikuasai pemain besar lokal sehingga momentum ini bisa dimanfaatkan. Meski begitu, dia mengingatkan agar investor jangan terlalu berharap mendapatkan dividen besar pada saham-saham tersebut. Dia menyarankan trading jangka pendek pada saham farmasi.

“Tentunya tidak ada hubungannya dengan vaksin karena vaksinnya akan dikasih gratis. Jangan harap dapat dividen besar dari KAEF atau INAF karena secara perusahaan, perusahaan ini tidak menghasilkan banyak uang. Vaksinnya pun akan dikasih gratis. Cuma harga sahamnya menarik dinaik-turunkan,” jelasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, penyebab melonjokknya indeks kemarin disebabkan aksi jual yang dilakukan oleh investor lokal yang ditampung oleh investor asing. Investor asing mencatatkan net buy atau beli besar sekitar Rp2,5 triliun.

“Ini suatu hal yang positif. Asing sendiri hari ini (kemarin) masuknya Rp2,5 triliun. Jadi sangat biasa kalau IHSG mencatat rekor tertingginya kembali di masa pandemi ini karena asing masuk. Hal ini juga pasti sejalan dengan program sekarang di mana semua orang menyarankan untuk menukarkan uangnya ditukarkan ke saham. Jadi ada banyak dana segar yang masuk ke bursa saham,” ujarnya.



Menurut Argha, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali mulai 11 Januari hingga 25 Januari 2021 tidak berpengaruh terhadap IHSG.

“Jadi ini gabungan sentimen yang membuat IHSG memecahkan rekor tertingginya dibandingkan 2020 lalu. Tentu kita sambut positif di bursa saham,” ungkapnya.

Adapun sektor pendorong pada IHSG hari ini berasal dari sektor keuangan naik 3,86%, sektor perdagangan naik 2,38%, sektor barang-barang konsumsi naik 2,23%.

Argha menambahkan, pertumbuhan IHSG telah mencetak level tertinggi sejak 2020, bahkan indeks kembali ke level sebelum masa pandemi Covid-19 yaitu pada tahun 2019 silam. Penjualan saham kepada asing diprediksi akan meningkatkan kinerja IHSG.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1411 seconds (0.1#10.140)