Genjot Investasi Migas, Harga Minyak Diharapkan Naik Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan investasi dari sektor minyak dan gas bumi (migas) tahun ini sebesar USD17,7 miliar. Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan, realisasi investasi tidak bisa diprediksi mengingat saat ini sedang menghadapi kondisi krisis yang luar biasa.
Dari sisi permintaan, minyak dan gas mengalami penurunan. Meski sama-sama terpuruk, minyak masih bisa disimpan sebagai cadangan. Namun untuk gas membutuhkan biaya yang besar untuk menyimpannya. "Kita masih di tengah krisis, jadi tidak bisa memprediksi apapun," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Selasa (12/1/2021).
Dia berharap tahun ini tren kenaikan harga minyak terus berlanjut hingga USD60 per barel. Tren harga minyak mentah sudah naik stabil di atas USD50 per barel sejak awal Desember 2020. Diharapkan tahun 2021 bisa stabil di angka USD60 per barel. "Angka USD60 per barel itu stabil tetapi kita tidak bisa memprediksi karena sedang memperhatikan bagaimana distribusi vaksin ini," jelasnya.
Menurut dia, distribusi vaksin di Indonesia bisa memakan waktu lagi. Bagi orang-orang yang menjadi prioritas bisa memakan waktu sekitar setahun untuk bisa terpenuhi. Namun bagi orang-orang yang di luar prioritas kemungkinan bisa memakan waktu hingga tahun depan. Belum lagi gelombang kedua dari Covid-19 di Indonesia juga perlu diwaspadai. "Kita juga melihat bagaimana efektivitas vaksin tersebut. Sebagai investor, action kita biasanya wait and see dulu, kita tidak mau terlalu menggelontorkan investasi kita," tuturnya.
Dari sisi permintaan, minyak dan gas mengalami penurunan. Meski sama-sama terpuruk, minyak masih bisa disimpan sebagai cadangan. Namun untuk gas membutuhkan biaya yang besar untuk menyimpannya. "Kita masih di tengah krisis, jadi tidak bisa memprediksi apapun," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Selasa (12/1/2021).
Dia berharap tahun ini tren kenaikan harga minyak terus berlanjut hingga USD60 per barel. Tren harga minyak mentah sudah naik stabil di atas USD50 per barel sejak awal Desember 2020. Diharapkan tahun 2021 bisa stabil di angka USD60 per barel. "Angka USD60 per barel itu stabil tetapi kita tidak bisa memprediksi karena sedang memperhatikan bagaimana distribusi vaksin ini," jelasnya.
Menurut dia, distribusi vaksin di Indonesia bisa memakan waktu lagi. Bagi orang-orang yang menjadi prioritas bisa memakan waktu sekitar setahun untuk bisa terpenuhi. Namun bagi orang-orang yang di luar prioritas kemungkinan bisa memakan waktu hingga tahun depan. Belum lagi gelombang kedua dari Covid-19 di Indonesia juga perlu diwaspadai. "Kita juga melihat bagaimana efektivitas vaksin tersebut. Sebagai investor, action kita biasanya wait and see dulu, kita tidak mau terlalu menggelontorkan investasi kita," tuturnya.
(nng)