Luhut Ingin Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bisa Diperpanjang hingga Surabaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung dapat diperpanjang menjadi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung-Surabaya. Pernyataan itu dia sampaikan saat pertemuan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi di Sumatera Utara. ( Baca juga:Luhut Tawarkan Menlu China Investasi di Danau Toba, Ini Alasannya )
"Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan kepada Presiden Xi Jinping agar RRT dapat berpartisipasi dalam proyek tersebut," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/1/2021).
Baca Juga: Rogoh Kocek APBN Rp4,57 Triliun, Diskon Tarif Listrik Diperpanjang
Luhut menjelaskan untuk mematuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, investor China diminta turut mengembangkan sumber daya manusia (SDM) lokal, mulai dari memberikan pelatihan vokasi untuk 11 bidang, seperti terkait internet of things, artificial intelligence, big data, electric vehicle, dan manufaktur baterai.
"China juga telah berkomitmen untuk mendirikan politeknik industri dan Pemerintah China merencakan untuk meningkatkan jumlah penerima beasiswa dari pelajar Indonesia, ditambah dengan pertukaran tenaga pengajar dan magang kerja," ungkap dia.
Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Kelas Dunia
Pemerintah Indonesia saat ini juga berharap dapat bekerja sama dengan China untuk melaksanakan program pengentasan kemiskinan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pendidikan, dan industri di Indonesia. Program ini dilaksanakan sebagai bentuk penyerapan keberhasilan Tiongkok sebelumnya dalam pengentasan kemiskinan.
"Kami harap kedua negara dapat bekerja untuk mendorong realisasi dari program ini," tandas dia. ( Baca juga:Menguji Kekuatan Oposisi PKS dan Demokrat lewat Calon Tunggal Kapolri )
Investasi China di Indonesia telah memenuhi 4+1 Rule of Thumb yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, yakni ramah lingkungan, transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja dengan menggunakan tenaga kerja lokal, menciptakan nilai tambah, dan model kerja sama business to business (B2B).
"Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan kepada Presiden Xi Jinping agar RRT dapat berpartisipasi dalam proyek tersebut," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/1/2021).
Baca Juga: Rogoh Kocek APBN Rp4,57 Triliun, Diskon Tarif Listrik Diperpanjang
Luhut menjelaskan untuk mematuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, investor China diminta turut mengembangkan sumber daya manusia (SDM) lokal, mulai dari memberikan pelatihan vokasi untuk 11 bidang, seperti terkait internet of things, artificial intelligence, big data, electric vehicle, dan manufaktur baterai.
"China juga telah berkomitmen untuk mendirikan politeknik industri dan Pemerintah China merencakan untuk meningkatkan jumlah penerima beasiswa dari pelajar Indonesia, ditambah dengan pertukaran tenaga pengajar dan magang kerja," ungkap dia.
Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Kelas Dunia
Pemerintah Indonesia saat ini juga berharap dapat bekerja sama dengan China untuk melaksanakan program pengentasan kemiskinan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pendidikan, dan industri di Indonesia. Program ini dilaksanakan sebagai bentuk penyerapan keberhasilan Tiongkok sebelumnya dalam pengentasan kemiskinan.
"Kami harap kedua negara dapat bekerja untuk mendorong realisasi dari program ini," tandas dia. ( Baca juga:Menguji Kekuatan Oposisi PKS dan Demokrat lewat Calon Tunggal Kapolri )
Investasi China di Indonesia telah memenuhi 4+1 Rule of Thumb yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, yakni ramah lingkungan, transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja dengan menggunakan tenaga kerja lokal, menciptakan nilai tambah, dan model kerja sama business to business (B2B).
(uka)