Di Tengah Ekonomi Lesu, BUMN Malah Rame-Rame Cari Utangan

Jum'at, 15 Mei 2020 - 14:41 WIB
loading...
Di Tengah Ekonomi Lesu, BUMN Malah Rame-Rame Cari Utangan
Sejumlah BUMN terbitkan obligasi di tengah ekonomi yang lesu
A A A
JAKARTA - Di tengah kondisi ekonomi yang terpuruk, obligasi yang diterbitkan oleh BUMN ternyata masih diangap sexy oleh investor. Buktinya saja, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau biasa disebut MIND ID yang merupakan Holding BUMN Pertambangan, sukses menerbitkan surat utang global (global bonds) senilai 2,5 miliar dollar AS.

Jika dikonversi dalam rupiah dengan kurs Rp 15.000 per dollar AS maka dana yang diperolh Inalum dari obligasi ini setara dengan atau setara dengan Rp 37,5 triliun.

Menurut Direktur Utama PT. Inalum, Orias Petrus Moedak obligasi tersebut diterbitkan pada Selasa 12 Mei di empat pusat pasar modal dunia. Yakni di pasar modal di Singapura, Hong Kong, London, dan New York. Obligasi yang diterbitkan BUMN ini mengalami kelebihan permintaan 6,4 kali dari penawaran yang diumumkan.

Orias mengatakan, keberhasilan menerbitkan global bond ini menunjukkan kepercayaan investor global terhadap prospek jangka panjang Inalum. Sebagai catatan inilah obligasi terbesar di antara perusahaan pertambangan yang ada di Asia.

Lalu digunakan untuk apa duit sebanyak itu oleh Inalum? Menurut skala prioritasnya, Orias menjelaskan, dana yang didapat dari penerbitan surat utang global ini akan digunakan untuk membeli kembali sebagian dari total obligasi senilai 4 miliar dollar AS yang pernah diterbitkan perusahaan pada 2018.

Dana segar ini juga akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan strategis yang dapat mendukung bisnis Inalum. Lalu, duit yang didapat ini juga akan digunakan membantu pelunasan pembiayaan-pembiayaan perusahaan yang ada di grup MIND ID.

Sebagai informasi, holding perusahaan tambang Inalum membawahi empat perusahaan tambang BUMN lainnya. PT Antam (Persero) Tbk, PT Timah (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, dan PT Freeport (Persero).

Di saat pandemi corona, semakin banyak BUMN yang menerbitlan obligasi. Sebut saja PT Hutama Karya (Persero) telah menerbitkan surat utang global sebesar US$ 600 juta. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga tak ingin ketinggalan dengan menerbitkan global bonds senilai US$ 500 juta dollar AS. Dalam setengah bulan terakhir ini saja global bonds yang sudah diterbitkan BUMN mencapai US$ 3,6 miliar atau setara dengan Rp 54 triliun.

Jika BUMN jadi rajin cari utang dari investor luar negeri, bukan tanpa sebab. Menteri BUMN Erick Tohir sendiri yang memang meminta perusahaan negara agar saat ini lebih aktif menerbitkan obligasi.
Alasannya, kebijakan ini diharapkan dapat membantu memperkuat cadangan devisa. Namun Eric lebih berharap obligasi itu diterbitkan oleh BUMN yang memeiliki rating bagus. “Obligasi ini dari perusahaan BUMN yang ratingnya bagus, seperti BRI, Mandiri," ujarnya.

Obligasi yang diterbitkan BUMN saat pendemi ini menurut Menteri BUMN juga ditujukans sebagai langkah antisipasi untuk mendorong sektor ekonomi yang terpukul gejolak akibat wabah yang telah melanda dunia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1045 seconds (0.1#10.140)