Target Pemerintah Produksi 1 Juta Barel Minyak Beri Angin Segar ke Elnusa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan penyedia jasa energi, PT Elnusa Tbk (ELSA) optimistis sepanjang tahun ini mampu memperoleh laba diangka lebih dari Rp200 miliar seiring dengan target pemerintah memproduksi 1 juta barel perhari .
Pada akhir tahun lalu laba yang didapat Elnusa diperkirakan mencapai Rp200 miliar, dengan pendapatan perseroan pada tahun lalu diestimasi bisa mencapai lebih dari Rp7 triliun. Tahun ini, dengan harapan pendapatan yang lebih tinggi maka perolehan laba pun diyakini bisa melampaui Rp200 miliar di akhir tahun 2021.
Rencana pemerintah mengerek produksi minyak menjadi 1 juta barel perhari menjadi angin segar untuk mengangkat kinerja perseroan tahun ini yang tengah membidik pendapatan laba yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Beberapa peluang bisnis yang dibidik perseroan dari upaya pemerintah memastikan produksi minyak menuju 1 juta barel per hari diantaranya pemberlakuan resource-to-production (RTP) yaitu pengoperasian kembali sumur minyak seperti di Blok Rokan, penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR), hingga penemuan cadangan migas baru.
Kendati belum dapat menyebutkan target pasti dan anggaran belanja modal untuk 2021, Elnusa optimistis bisnis perseroan akan lebih bergairah pada tahun ini, namun tetap memaklumi tantangan yang datang dari masa pandemi. Dimana pandemi menyebabkan mobilitas orang lebih terbatas sehingga memengaruhi bisnis distribusi BBM yang dijalankan perseroan.
Sementara itu, sepanjang tahun lalu perseroan berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus dari berbagai intitusi berbeda. Ini menjadi sebuah pembuktian bagi Elnusa sebagai perusahaan nasional penyedia jasa energi.
Penghargaan pertama diraih PT Elnusa Tbk dalam ajang Bisnis Indonesia Award 2020 untuk kategori perusahaan public yang bergerak di sektor pertambangan minyak dan gas bumi. Direktur Keuangan Elnusa, Hery Setiawan yang menerima langsung penghargaan tersebut mengungkapkan bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan.
“Terima kasih kepada Bisnis Indonesia Award atas penghargaan yang telah diberikan. Tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi kita semua. Untuk di industri migas, tantangan ini bukan hanya berasal dari pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kegiatan operasional dan menyebabkan penurunan konsumsi BBM nasional, melainkan juga karena fluktuasi harga migas dunia dan fluktuasi kurs rupiah,” kata Hery dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Pada akhir tahun lalu laba yang didapat Elnusa diperkirakan mencapai Rp200 miliar, dengan pendapatan perseroan pada tahun lalu diestimasi bisa mencapai lebih dari Rp7 triliun. Tahun ini, dengan harapan pendapatan yang lebih tinggi maka perolehan laba pun diyakini bisa melampaui Rp200 miliar di akhir tahun 2021.
Rencana pemerintah mengerek produksi minyak menjadi 1 juta barel perhari menjadi angin segar untuk mengangkat kinerja perseroan tahun ini yang tengah membidik pendapatan laba yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Beberapa peluang bisnis yang dibidik perseroan dari upaya pemerintah memastikan produksi minyak menuju 1 juta barel per hari diantaranya pemberlakuan resource-to-production (RTP) yaitu pengoperasian kembali sumur minyak seperti di Blok Rokan, penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR), hingga penemuan cadangan migas baru.
Kendati belum dapat menyebutkan target pasti dan anggaran belanja modal untuk 2021, Elnusa optimistis bisnis perseroan akan lebih bergairah pada tahun ini, namun tetap memaklumi tantangan yang datang dari masa pandemi. Dimana pandemi menyebabkan mobilitas orang lebih terbatas sehingga memengaruhi bisnis distribusi BBM yang dijalankan perseroan.
Sementara itu, sepanjang tahun lalu perseroan berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus dari berbagai intitusi berbeda. Ini menjadi sebuah pembuktian bagi Elnusa sebagai perusahaan nasional penyedia jasa energi.
Penghargaan pertama diraih PT Elnusa Tbk dalam ajang Bisnis Indonesia Award 2020 untuk kategori perusahaan public yang bergerak di sektor pertambangan minyak dan gas bumi. Direktur Keuangan Elnusa, Hery Setiawan yang menerima langsung penghargaan tersebut mengungkapkan bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan.
“Terima kasih kepada Bisnis Indonesia Award atas penghargaan yang telah diberikan. Tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi kita semua. Untuk di industri migas, tantangan ini bukan hanya berasal dari pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kegiatan operasional dan menyebabkan penurunan konsumsi BBM nasional, melainkan juga karena fluktuasi harga migas dunia dan fluktuasi kurs rupiah,” kata Hery dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (19/1/2021).