Kisah UMKM Lansia Digital: Digitalisasi Usaha untuk Semua, Termasuk Lansia

Rabu, 27 Januari 2021 - 12:13 WIB
loading...
Kisah UMKM Lansia Digital: Digitalisasi Usaha untuk Semua, Termasuk Lansia
Kisah UMKM Lansia Digital: Digitalisasi Usaha untuk Semua, Termasuk Lansia
A A A
Grab melalui berbagai program, terus memberi kesempatan bagi para UKM untuk berkembang. Dengan menyediakan platform inklusif, siapa saja bisa menikmati manfaat dari ekonomi digital.

Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia menjelaskan, “Di tengah berbagai situasi yang menantang, kesempatan selalu ada bagi mereka yang mau #TerusUsaha. Karenanya, Grab terus berkomitmen untuk menyediakan platform yang inklusif guna memastikan semua orang, tak terkecuali lansia, penyandang disabilitas dan mantan narapidana, bisa mandiri dalam era ekonomi digital melalui teknologi Grab.

Hal ini terbukti. Salah satunya Rosdiana Nainggolan. Ia adalah salah satu pedagang pasar tradisional di Pringgan, Medan. Wanita berusia 60 tahun ini telah melewati pasang-surut berjualan di pasar tersebut selama 30 tahun namun, pandemi Covid-19 telah memberi hantaman yang besar untuk usahanya hingga mengalami penurunan penjualan sebesar 70%.

Setelah anaknya menyarankan Rosdiana bergabung menjadi mitra merchant GrabMart setelah mengetahui kerjasama antara Grab PD Pasar Jaya di Provinsi Sumatera Utara, Rosdiana menolak usul anaknya tersebut karena dia merasa kurang paham menggunakannya.

“Awal berjualan online, pastinya memiliki banyak tantangan karena belum terbiasa sehingga saya menyerahkan semuanya ke anak untuk mengelola. Namun, sejak melihat pesanan yang datang melalui online tambah banyak, memotivasi saya untuk belajar sendiri mengelola pesanan di GrabMart. Sekarang saya sudah bisa terima dan layani sendiri pesanan online. Ternyata mudah pakai Grab,” jelasnya.

Sejak memanfaatkan teknologi, Bu Rosdiana juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi salah satu saudaranya yang kini membantunya berjualan. Mereka pun bisa hidup mandiri di usia tua.

Lain cerita dengan Puji Hartono (65 tahun) atau yang kerap disapa Cak Toni pernah berprofesi sebagai pekerja kontraktor, tetapi menemui kegagalan dalam salah satu projeknya sehingga meninggalkan utang ratusan juta. Di usia yang sudah senja, Cak Toni kesulitan mendapatkan pekerjaan baru dan akhirnya berinisiatif untuk membuka bisnis kuliner kaki lima di wilayah Cirebon pada 2016 yang diberi nama Nasi Bakar Cak Toni.

Dalam kurun waktu satu tahun lebih, Cak Toni sudah bisa membayar lunas semua utangnya dan menyewa tempat untuk melanjutkan usaha. Cak Toni mulai memanfaatkan teknologi dan mendigitalisasi usaha sejak Juli 2019. Di awal mula menggunakan aplikasi, Cak Toni sempat kebingungan. Walau usianya tak lagi muda, ia tak pantang menyerah.

“Ketika bingung, saya tidak malu untuk bertanya kepada karyawan bagaimana cara menggunakan aplikasi layanan GrabFood. Saya juga mau terus belajar sendiri hingga akhirnya bisa. Untungnya aplikasi GrabMerchant ini mudah digunakan dan ada banyak tutorial buat ngebantu.”

Keyakinan dalam memanfaatkan teknologi Cak Toni terbukti. Ketika masa pandemi seperti sekarang, usaha yang dibangun Cak Toni ini justru bisa menggantungkan pendapatan dari berjualan online.

“Pesanan yang datang melalui GrabFood sangat membantu penjualan harian usaha saya, bahkan omzet meningkat hingga 80%. Saya juga tetap bisa mempertahankan pendapatan dan karyawan yang sekarang sudah berjumlah 29 orang,” jelasnya.

Selain itu, Cak Toni juga membantu biaya pendidikan untuk anak dari karyawannya agar bisa melanjutkan sekolah.
Mulai digitalisasi bisnis untuk siapa saja, kunjungi www.grabforgood.id.
(atk)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1200 seconds (0.1#10.140)