Gubernur BI Yakini Vaksinasi Akan Bikin Ekonomi RI Tumbuh Signifikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa pihaknya secara terus menerus bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional .
Terkait dengan itu, BI juga menilai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah sudah sangat bagus, mulai dari upaya percepatan pelaksanaan vaksinasi dan mitigasi pandemi Covid-19 hingga berbagai stimulus fiskal yang dibuat oleh Pemerintah.
"Kebijakan BI sendiri diarahkan untuk percepatan pemulihan ekonomi, mulai dari penerapan suku bunga rendah, stabilitas nilai tukar rupiah, percepatan pasar yang lebih efektif, pengembangan UMKM serta ekonomi syariah," tutur Perry di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Kebijakan BI sendiri diarahkan untuk percepatan pemulihan ekonomi, mulai dari penerapan suku bunga rendah, stabilitas nilai tukar rupiah, percepatan pasar yang lebih efektif, pengembangan UMKM serta ekonomi syariah.
BI juga optimistis tahun 2021 ekonomi Indonesia akan tumbuh signifikan yang didukung oleh perbaikan ekonomi global, peningkatan ekspor, pelaksanaan vaksinasi dan pemberian berbagai stimulus ekonomi. Adapun, ekonomi bisa tumbuh 4,8% hingga 5,8%. "Perbankan juga memiliki likuiditas yang cukup besar untuk mendukung pembiayaan di sektor-sektor strategis," katanya.
Perry memperkirakan, defisit transaksi berjalan tahun di kisaran 1,4 hingga 1,5%. "Kita meramalkan current account deficit tahun ini antara -1% sampai -2% dari GDP atau sekitar 1,4% atau 1,5% GDP, setelah tahun lalu current account deficit sangat rendah -5%," bebernya.
Terkait dengan itu, BI juga menilai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah sudah sangat bagus, mulai dari upaya percepatan pelaksanaan vaksinasi dan mitigasi pandemi Covid-19 hingga berbagai stimulus fiskal yang dibuat oleh Pemerintah.
"Kebijakan BI sendiri diarahkan untuk percepatan pemulihan ekonomi, mulai dari penerapan suku bunga rendah, stabilitas nilai tukar rupiah, percepatan pasar yang lebih efektif, pengembangan UMKM serta ekonomi syariah," tutur Perry di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Kebijakan BI sendiri diarahkan untuk percepatan pemulihan ekonomi, mulai dari penerapan suku bunga rendah, stabilitas nilai tukar rupiah, percepatan pasar yang lebih efektif, pengembangan UMKM serta ekonomi syariah.
BI juga optimistis tahun 2021 ekonomi Indonesia akan tumbuh signifikan yang didukung oleh perbaikan ekonomi global, peningkatan ekspor, pelaksanaan vaksinasi dan pemberian berbagai stimulus ekonomi. Adapun, ekonomi bisa tumbuh 4,8% hingga 5,8%. "Perbankan juga memiliki likuiditas yang cukup besar untuk mendukung pembiayaan di sektor-sektor strategis," katanya.
Perry memperkirakan, defisit transaksi berjalan tahun di kisaran 1,4 hingga 1,5%. "Kita meramalkan current account deficit tahun ini antara -1% sampai -2% dari GDP atau sekitar 1,4% atau 1,5% GDP, setelah tahun lalu current account deficit sangat rendah -5%," bebernya.
(fai)