Siapa Mr.Loo? Pengusaha yang Diajak Luhut Garap Proyek WC Wisata Danau Toba
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengklarifikasi ihwal penunjukan Mr. Loo , perusahaan asal Swiss, sebagai pengusaha kontraktor pembangunan proyek water closet (WC) atau toilet umum di kawasan Danau Toba.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menko Marves, Odo Manuhutu menyebut, Mr. Loo adalah satu dari banyak perusahaan yang diajak pemerintah untuk berinvestasi dalam pembagunan proyek fasilitas di kawasan destinasi nasional tersebut.
"Nah terkait Mr. Loo, istilah yang tepat mungkin bukan ditunjuk, tetapi diajak untuk berinvestasi di Danau Toba. Jadi tidak ada istilah menunjuk, tetapi lebih tepat mengajak mereka untuk berpartisipasi," ujar dia dalam konferensi pers, Jumat (19/2/2021).
Ajakan investasi bertujuan untuk mendorong perbaikan sarana prasarana toilet umum di kawasan destinasi wisata. Langkah itu sekaligus menjadi bagian kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang saat ini tengah membidik program tersebut.
Odo menegaskan, pemerintah membuka diri bagi partisipasi semua pihak. Khusus, Mr. Loo, pemerintah menilai, perusahaan asing itu memiliki standar pembagunan toilet yang mumpuni sehingga ada upaya untuk diajak berpartisipasi.
"Mari kita gunakan standar yang terbaik. Sehingga bisa wisatawan domestik atau internasional pada saat melakukan kunjungan ke spot-spot paling tidak memperoleh pelayanan yang prima," katanya.
Pemerintah berkeinginan besar agar toilet di kawasan wisata serupa dengan toilet yang ada di pusat perbelanjaan (Mal). Langkah itu bagian dari penguatan kapasitas fasilitas penunjang wisatawan.
"Sama seperti jika kita melakukan kunjungan ke mall ada standar-standar tertentu yang kita peroleh. Harapannya hal tersebut juga diperoleh ketika kita datang ke Labuan Bajo. Jadi melihatnya lebih kepada upaya kita untuk meningkatkan kompetitif indeks kita," katanya.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menko Marves, Odo Manuhutu menyebut, Mr. Loo adalah satu dari banyak perusahaan yang diajak pemerintah untuk berinvestasi dalam pembagunan proyek fasilitas di kawasan destinasi nasional tersebut.
"Nah terkait Mr. Loo, istilah yang tepat mungkin bukan ditunjuk, tetapi diajak untuk berinvestasi di Danau Toba. Jadi tidak ada istilah menunjuk, tetapi lebih tepat mengajak mereka untuk berpartisipasi," ujar dia dalam konferensi pers, Jumat (19/2/2021).
Ajakan investasi bertujuan untuk mendorong perbaikan sarana prasarana toilet umum di kawasan destinasi wisata. Langkah itu sekaligus menjadi bagian kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang saat ini tengah membidik program tersebut.
Odo menegaskan, pemerintah membuka diri bagi partisipasi semua pihak. Khusus, Mr. Loo, pemerintah menilai, perusahaan asing itu memiliki standar pembagunan toilet yang mumpuni sehingga ada upaya untuk diajak berpartisipasi.
"Mari kita gunakan standar yang terbaik. Sehingga bisa wisatawan domestik atau internasional pada saat melakukan kunjungan ke spot-spot paling tidak memperoleh pelayanan yang prima," katanya.
Pemerintah berkeinginan besar agar toilet di kawasan wisata serupa dengan toilet yang ada di pusat perbelanjaan (Mal). Langkah itu bagian dari penguatan kapasitas fasilitas penunjang wisatawan.
"Sama seperti jika kita melakukan kunjungan ke mall ada standar-standar tertentu yang kita peroleh. Harapannya hal tersebut juga diperoleh ketika kita datang ke Labuan Bajo. Jadi melihatnya lebih kepada upaya kita untuk meningkatkan kompetitif indeks kita," katanya.
(nng)