Terang-Terangan, PLN Ikut Menjaga Ketahanan Pangan

Sabtu, 27 Februari 2021 - 21:12 WIB
loading...
A A A
Kontribusi PLN dalam mengaja ketahanan pangan mulai dirasakan petani. Para petani di Desa Golan, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, kini telah bisa menikmati listrik kolektif untuk mengoperasikan pompa air untuk mengairi sawah. Pompa ini memiliki total daya 175.000 Volt Ampere (VA) dan mampu digunakan untuk 50 pelanggan (petani).

Purwito, selaku Kepala Desa Golan mengapresiasi dukungan PLN terhadap usaha tani di desanya dengan menghadirkan pemasangan listrik kolektif pompa sawah. Menurutnya sebelum adanya aliran listrik, petani mengalami kesulitan mengalirkan air ke sawah.

Adanya listrik pompa sawah, membuat petani di Desa Golan lebih produktif. “Ini memudahkan kami mengairi sawah, tinggal menyalakan pompa. Tidak perlu mencari cara lain untuk mengalirkan air ke sawah,”kata Purwito.
Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Madiun, Daniel Lestianto menyatakan beroperasinya pompa sawah ini merupakan wujud dukungan PLN kepada petani agar mereka lebih produktif dan sejahtera hidupnya.

Penggunaan listrik untuk pompa sawah ini tidak hanya meningkatkan efisien biaya bagi petani, namun juga menciptakan kepastian pengairan sawah. Sekarang petani di Desa Golan sudah bisa panen padi tiap 3 bulan sekali. “Adanya kepastian panen ini, menunjukkan PLN ikut berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan,” ujar Daniel.

Bukan hanya Petani di Madiun saja yang merasakan manfaat kehadiran PLN di sawah. Para petani di Desa Bonto Masila, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, juga merasakan hal yang sama. Sejak kehadiran Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang dipasang PLN untuk menggantikan genset di persawahan Desa Bonto Masila, biaya oprasional pun jadi lebih irit.

PLN terus melakukan upaya peningkatan produktifitas bagi petani dengan menghadirkan sumber energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan. Salah satunya dengan melakukan pemasangan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) menggantikan genset di persawahan Desa Bonto Masila, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Pemasangan SPLU dilakukan PLN untuk memudahkan petani dalam mengairi sawah (Pompanisasi). SPLU hadir sebagai salah satu usaha PLN untuk memberikan kemudahan pelayanan dan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

Hasyim, salah satu petani Desa Bonto Masila, menceritakan, Sebelum ada SPLU, selama 4 tahun, ia menggunakan genset untuk mengairi sawahnya. Kehadiran SPLU punya banyak manfaat. Diantaranya, membuat biaya operasional lebih efisien dibandingkan genset.

Saat menggunakan genset, Hasyim membutuhkan 100 liter BBM dengan biaya mencapai Rp 940.000 untuk mengalirkan air ke sawahnya. Saat ini, setelah SPLU beroperasi, ia dan petani lainnya hanya menggunakan listrik dengan daya 60 kWh saja untuk mengairi sawah. “Biayanya pun cukup hemat hanya sekitar Rp90 ribuan dengan daya 6600 VA,” ujar Hasyim. Menghemat biaya lebih dari 90%, penggunaan SPLU juga lebih bersih dan tidak bising di bandingkan menggunakan genset.

Jika PLN terang-terangan mendukung penuh usaha pertanian memang ada sebabnya. Menurut Bob Saril, karena saat pandemi, ketika sektor lain terpuruk, pertanian mampu tumbuh positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Kuartal IV secara year on year, sektor pertanian tumbuh 2,15%. Sementara sepanjang 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif 2,07%. “Ini menunjukkan sektor pertanian memang tangguh," ujar Bob.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1837 seconds (0.1#10.140)