Digitalisasi, Transformasi Strategis PLN di Tengah Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
“Momentumnya tepat, karena PLN tak perlu lagi mengedukasi masyarakat untuk menggunakan platform digital. Seperti yang dilakukan GoJek dulu, itu biayanya mahal bisa mencapai triliunan,”ungkapnya. Ke depa, lanjut dia, agar terus bisa mengikuti perkembangan jaman, perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) yang bisa beradaptasi dengan platform digital. “Misalnya dengan banyak merekrut karyawan milenial. Karena milenial dan Gen Z dalam beberapa tahun ke depan akan menentukan,”paparnya.
Memperluas Proses Digitalisasi
Transformasi melalui digitalisasi tak hanya dilakukan untuk pelanggan rumah tangga saja, tetapi juga dilakukan untuk pelanggan lain. Anak usaha PLN yakni PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) meluncurkan PJB Access. Aplikasi ini dihadirkan untuk memudahkan mitra PJB dalam berbisnis pembangkit listrik hingga layanan pelatihan. Aplikasi tersebut menyediakanlayanan PJB iCORE yang berisi sistem Advanced Analytics menggunakan teknologi Internet of Things, Machine Learning, Big Data menjadi suatu sistem Artificial Intelligence.
Tujuannya, untuk meningkatkan performance pembangkit secara realtime agar menjadi pembangkit yang kompetitif. Ada pula fitur PJB EAM atau Enterprise Asset Management. Kemudian PJB Maintenance, Review, and Overhaul (MRO) sebagai layanan untuk menjaga keandalan mesin di pembangkit PLTU dan non pembangkit PLTU lainnya. Aplikasi tersebut juga berisi PJB Strategic Partenership yang merupakan kanal untuk kerja sama PJB dengan produsen listrik swasta (IPP).
Juga PJB Green Energy yang menyediakan layanan bisnis energi hijau seperti PLTS Terapung Cirata, co-firing batu bara, dan solar panel atap bagi industri, dan fitur PJB Learn. “Kami memiliki akademi yang memberikan pelatihan intensif dan eksklusif dalam bentuk bundling tentang bisnis pembangkit,” ungkap Direktur Utama PJB, Sugiyanto.
Transformasi digital yang dilakukan PLN tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Dalam Webinar Smart Grid: Implementation of Smart Grid, Jakarta, Jumat (26/2/2021), Menteri ESDm mengungkapkan, dengan penggunaan teknologi digital di gardu induk membuat otomatisasi dan sistem pengaturan yang efisien. Sehingga sangat cocok digunakan dalam memanfaatkan energi baru terbarukan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar dengan memanfaatkan sumber daya setempat. "Pengembangan teknologi ini memungkinkan keterlibatan masyarakat di dalamnya,”katanya.
Memperluas Proses Digitalisasi
Transformasi melalui digitalisasi tak hanya dilakukan untuk pelanggan rumah tangga saja, tetapi juga dilakukan untuk pelanggan lain. Anak usaha PLN yakni PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) meluncurkan PJB Access. Aplikasi ini dihadirkan untuk memudahkan mitra PJB dalam berbisnis pembangkit listrik hingga layanan pelatihan. Aplikasi tersebut menyediakanlayanan PJB iCORE yang berisi sistem Advanced Analytics menggunakan teknologi Internet of Things, Machine Learning, Big Data menjadi suatu sistem Artificial Intelligence.
Tujuannya, untuk meningkatkan performance pembangkit secara realtime agar menjadi pembangkit yang kompetitif. Ada pula fitur PJB EAM atau Enterprise Asset Management. Kemudian PJB Maintenance, Review, and Overhaul (MRO) sebagai layanan untuk menjaga keandalan mesin di pembangkit PLTU dan non pembangkit PLTU lainnya. Aplikasi tersebut juga berisi PJB Strategic Partenership yang merupakan kanal untuk kerja sama PJB dengan produsen listrik swasta (IPP).
Juga PJB Green Energy yang menyediakan layanan bisnis energi hijau seperti PLTS Terapung Cirata, co-firing batu bara, dan solar panel atap bagi industri, dan fitur PJB Learn. “Kami memiliki akademi yang memberikan pelatihan intensif dan eksklusif dalam bentuk bundling tentang bisnis pembangkit,” ungkap Direktur Utama PJB, Sugiyanto.
Transformasi digital yang dilakukan PLN tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Dalam Webinar Smart Grid: Implementation of Smart Grid, Jakarta, Jumat (26/2/2021), Menteri ESDm mengungkapkan, dengan penggunaan teknologi digital di gardu induk membuat otomatisasi dan sistem pengaturan yang efisien. Sehingga sangat cocok digunakan dalam memanfaatkan energi baru terbarukan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar dengan memanfaatkan sumber daya setempat. "Pengembangan teknologi ini memungkinkan keterlibatan masyarakat di dalamnya,”katanya.
(ton)