Atasi Kendala Produksi Pertanian, Kementan Tambah Stok Pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah
loading...
A
A
A
SEMARANG - Para petani di Jawa Tengah tidak perlu mengkhawatirkan stok pupuk bersubsidi di tempat mereka. Sebab, stok pupuk bersubsidi di provinsi ini ditambah. Dengan demikian, produksi pertanian di Jawa Tengah diharapkan tidak menemui kendala.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi keputusan PT Pupuk Indonesia (Persero). "Dengan pupuk bersubsidi, kita berharap petani bisa meningkatkan produktivitas mereka. Jika produktivitas bisa ditingkatkan, maka ketahanan pangan akan terjaga," tuturnya, Senin (1/3/2021).
Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy menegaskan bahwa prinsip yang digunakan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi adalah 6T atau 6 Tepat.
"Prinsip distribusi pupuk subsidi yang diterapkan adalah 6T alias 6 Tepat, yaitu Tepat Jenis, Tepat Mutu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat, Tepat Waktu, Tepat Harga, dan Tepat Sasaran," katanya.
Dia mengatakan, pupuk bersubsidi diharapkan tidak hanya bisa berdampak pada peningkatan produktivitas. "Tetapi juga meningkatkan produksi pangan dan komoditas pertanian, melindungi petani dari gejolak harga pupuk, mendorong penerapan pemupukan berimbang, juga memberikan jaminan ketersediaan pupuk," katanya.
Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, pihaknya menambah jumlah stok pupuk bersubsidi di Jawa Tengah hingga dua kali lipat lebih guna menjamin ketersediaan sekaligus memenuhi kebutuhan para petani.
"Per 24 Februari 2021, kami telah menyiapkan 144.016 ton pupuk bersubsidi di gudang-gudang lini III di Provinsi Jawa Tengah atau melebihi stok pupuk minimal yang ditentukan pemerintah sebanyak 68.292 ton," katanya.
Adapun rincian dari stok pupuk bersubsidi tersebut adalah 69.935 ton pupuk urea, 32.372 ton pupuk NPK, 18.812 ton pupuk ZA, 15.578 ton pupuk SP 36, dan 7.322 ton pupuk organik.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi keputusan PT Pupuk Indonesia (Persero). "Dengan pupuk bersubsidi, kita berharap petani bisa meningkatkan produktivitas mereka. Jika produktivitas bisa ditingkatkan, maka ketahanan pangan akan terjaga," tuturnya, Senin (1/3/2021).
Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy menegaskan bahwa prinsip yang digunakan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi adalah 6T atau 6 Tepat.
"Prinsip distribusi pupuk subsidi yang diterapkan adalah 6T alias 6 Tepat, yaitu Tepat Jenis, Tepat Mutu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat, Tepat Waktu, Tepat Harga, dan Tepat Sasaran," katanya.
Dia mengatakan, pupuk bersubsidi diharapkan tidak hanya bisa berdampak pada peningkatan produktivitas. "Tetapi juga meningkatkan produksi pangan dan komoditas pertanian, melindungi petani dari gejolak harga pupuk, mendorong penerapan pemupukan berimbang, juga memberikan jaminan ketersediaan pupuk," katanya.
Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, pihaknya menambah jumlah stok pupuk bersubsidi di Jawa Tengah hingga dua kali lipat lebih guna menjamin ketersediaan sekaligus memenuhi kebutuhan para petani.
"Per 24 Februari 2021, kami telah menyiapkan 144.016 ton pupuk bersubsidi di gudang-gudang lini III di Provinsi Jawa Tengah atau melebihi stok pupuk minimal yang ditentukan pemerintah sebanyak 68.292 ton," katanya.
Adapun rincian dari stok pupuk bersubsidi tersebut adalah 69.935 ton pupuk urea, 32.372 ton pupuk NPK, 18.812 ton pupuk ZA, 15.578 ton pupuk SP 36, dan 7.322 ton pupuk organik.
(ars)