Waduh! Jelang RUPS, Saham BBTN Malah Anjlok Kena ARB
loading...
A
A
A
Sebaiknya, kata Victor, pemimpin BTN yang baru nanti sudah berpengalaman terutama di core bisnis perseroan. Pasalnya, saat ini sektor properti yang merupakan fokus utama bisnis Bank BTN menjadi salah satu tumpuan pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional.
“Sektor properti itu selain dari pada kebutuhan pokok, dengan berjalannya sektor properti, maka 170an usaha turunan lainnya ikut berjalan,” tegas Victor.
Senada dengan Victor, Wakil Ketua Umum Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Irwan menilai karena pentingnya sektor properti terhadap sektor lainnya seperti industri semen, genteng, cat, dan lain-lain, sehingga sektor ini butuh sosok yang berpengalaman. Menurut dia, untuk mensukseskan Program Sejuta Rumah dari pemerintah, sangat dibutuhkan orang yang sudah sangat berpengalaman.
“Sehingga program pemerintah lebih cepat terwujud dengan baik dan cepat untuk multiplier effect ekonomi di masa-masa sekarang ini. Sehingga kontribusi kebangkitan ekonomi lebih cepat. Dibanding dengan orang baru yang belum pengalaman, maka akan terjadi sebaliknya, yaitu perlambatan, karena orang baru perlu belajar lagi,” jelas Irwan.
Sementara, Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Barat Gunawan Sumadikara menilai untuk menyukseskan pelaksanaan Program Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah memerlukan sosok atau orang-orang yang peduli terhadap kebutuhan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Selain itu, mereka juga mengerti permasalahan soal properti. Bank pelaksananya harus betul-betul bank yang sudah biasa bergelut dengan KPR Subsidi seperti BTN,” ujar Gunawan.
Untuk itu, dia berharap pemerintah dalam menentukan pimpinan di Bank BTN harus orang yang peduli terhadap MBR dan juga berpengalaman dalam sektor properti.
“Harapan Kami pimpinan BTN bisa bersinergi dengan para pengembang, peraturan-peraturan tentang KPR juga bisa dipermudah,” katanya.
Menurut Gunawan, pimpinan BTN saat ini sudah dekat dengan pengembang. Hal ini dibuktikan dengan adanya diskusi dan pertemuan untuk mendengar masukan serta asporasi dari pengembang.
Gunawan meyakini jika para stake holder bisa saling bersinergi, maka akan mendongkrak pertumbuhan sektor properti. “Kalau bidang propertinya maju, Insya Allah keadaan ekonomi juga bisa berpengaruh,” papar Gunawan.
“Sektor properti itu selain dari pada kebutuhan pokok, dengan berjalannya sektor properti, maka 170an usaha turunan lainnya ikut berjalan,” tegas Victor.
Senada dengan Victor, Wakil Ketua Umum Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Irwan menilai karena pentingnya sektor properti terhadap sektor lainnya seperti industri semen, genteng, cat, dan lain-lain, sehingga sektor ini butuh sosok yang berpengalaman. Menurut dia, untuk mensukseskan Program Sejuta Rumah dari pemerintah, sangat dibutuhkan orang yang sudah sangat berpengalaman.
“Sehingga program pemerintah lebih cepat terwujud dengan baik dan cepat untuk multiplier effect ekonomi di masa-masa sekarang ini. Sehingga kontribusi kebangkitan ekonomi lebih cepat. Dibanding dengan orang baru yang belum pengalaman, maka akan terjadi sebaliknya, yaitu perlambatan, karena orang baru perlu belajar lagi,” jelas Irwan.
Sementara, Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Barat Gunawan Sumadikara menilai untuk menyukseskan pelaksanaan Program Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah memerlukan sosok atau orang-orang yang peduli terhadap kebutuhan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Selain itu, mereka juga mengerti permasalahan soal properti. Bank pelaksananya harus betul-betul bank yang sudah biasa bergelut dengan KPR Subsidi seperti BTN,” ujar Gunawan.
Untuk itu, dia berharap pemerintah dalam menentukan pimpinan di Bank BTN harus orang yang peduli terhadap MBR dan juga berpengalaman dalam sektor properti.
“Harapan Kami pimpinan BTN bisa bersinergi dengan para pengembang, peraturan-peraturan tentang KPR juga bisa dipermudah,” katanya.
Menurut Gunawan, pimpinan BTN saat ini sudah dekat dengan pengembang. Hal ini dibuktikan dengan adanya diskusi dan pertemuan untuk mendengar masukan serta asporasi dari pengembang.
Gunawan meyakini jika para stake holder bisa saling bersinergi, maka akan mendongkrak pertumbuhan sektor properti. “Kalau bidang propertinya maju, Insya Allah keadaan ekonomi juga bisa berpengaruh,” papar Gunawan.