Bisnis di Rumah Cara UMKM dan Informal Bangkit di Tengah Krisis Corona

Sabtu, 18 April 2020 - 10:34 WIB
loading...
A A A
Selain itu, lanjut Ikhsan, langkah untuk tetap meningkatkan daya beli masyarakat juga perlu direspons dengan cepat.

Butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa membangkitkan kembali modal usaha bagi para pelaku bisnis informal. "Paling tidak, mereka membutuhkan waktu 1 sampai 2 tahun untuk bisa merasakan kestabilan usahanya," tambahnya.

Untuk tetap memastikan kelangsungan UMKM, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah siap menerapkan program dan langkah mitigasi. Program tersebut sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo memitigasi wabah dampak korona terhadap para pelaku koperasi dan UMKM.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki dalam diskusi virtual pada Rabu (15/4) menegaskan, Kementerian sudah menyusun program yang bisa mengantisipasi dampak Covid-19 terhadap koperasi dan UMKM.

Nantinya akan ada sembilan program pemerintah yang bisa membangkitkan kembali sektor UMKM. Seperti stimulus daya beli UMKM dan koperasi, belanja di warung tetangga, program restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit yang dikhususkan bagi koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Kecil Mikro (LPDB KUMKM), dan program masker untuk semua.

"Program masker untuk semua ini kita khususkan untuk pedagang pasar kuliner supaya mereka tetap mendapatkan pelanggan," ungkap Teten.

Teten menambahkan, tentunya program tersebut disesuaikan dengan arahan Presiden. "Kami berharap upaya ini bisa mendorong usaha para pelaku KUMKM di Indonesia tetap laju dan kondisi bisa segera pulih," ungkapnya.

Tentunya program yang disediakan oleh pemerintah diharapkan bisa membangkitkan kembali sektor informal dan UMKM agar bisa memberikan nilai tambah bagi ekonomi.

Sejauh ini sudah cukup banyak pelaku UMKM yang mulai mengalihkan usahanya ke bidang lain demi mempertahankan hidup. Satu contoh, perajin batik di Probolinggo, Jawa Timur, kini beralih menjadi perajin masker berbahan batik. Langkah itu untuk mengantisipasi sepinya peminat batik. Apalagi, di sisi lain kebutuhan masker juga begitu meningkat seiring imbauan pemerintah untuk menggunakan masker demi menghindari persebaran Covid-19.

Bahkan, selain pelaku UMKM, sejumlah warga juga mulai memproduksi masker untuk dipasarkan. Tak pelak, kini mulai ditemukan penjual masker di pinggir jalan dengan harga mulai Rp5.000 hingga Rp100.000.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1537 seconds (0.1#10.140)