Masih Jauh dari Harapan, Wapres Ungkap Tantangan Pengembangan Ekonomi Syariah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyebut kondisi sosial dan ekonomi umat masih jauh dari harapan. Hal ini bisa terlihat dari beberapa kasus yang terjadi di Indonesia maupun global.
Misalnya adalah masih adanya kesenjangan ekonomi yang bahkan semakin melebar. Kemudian, ditambah dengan adanya pandemi covid-19 yang semakin memperlambat laju ekonomi.
“Kondisi sosial dan ekonomi umat masih jauh dari harapan. Pada kondisi sosial dan ekonomi dimaksud, di antaranya mencakup adanya kesenjangan ekonomi yang dirasakan makin melebar,” ujarnya dalam acara pelantikan secara virtual, Senin (22/3/2021).
Selain itu lanjut Wapres, pembangunan ekonomi juga belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Ditambah tingkat literasi masyarakat dalam mengakses sumber daya ekonomi juga masih sangat rendah.
Di sisi lain, berbagai upaya pemberdayaan ekonomi umat oleh organisasi-organisasi Islam masih tertatih-tatih. Karena pengembangan ini terkendala terbatasnya sumber daya termasuk permodalan.
“Pembangunan ekonomi yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tingkat literasi masyarakat dalam hal mengakses sumber daya ekonomi, termasuk pengetahuan terhadap ekonomi dan keuangan syariah, masih rendah,” jelasnya.
Sementara itu, di faktor global, presepsi bahwa islam adalah agama konflik dan kekerasan masih ada. Selain itu, masih adanya upaya membenturkan keislaman dengan kebangsaan, keislaman dengan sains teknologi, serta keumatan dengan kemasyarakatan. “Masih ada fenomena Islamofobia terutama di AS dan Eropa,” kata Ma’ruf.
Misalnya adalah masih adanya kesenjangan ekonomi yang bahkan semakin melebar. Kemudian, ditambah dengan adanya pandemi covid-19 yang semakin memperlambat laju ekonomi.
“Kondisi sosial dan ekonomi umat masih jauh dari harapan. Pada kondisi sosial dan ekonomi dimaksud, di antaranya mencakup adanya kesenjangan ekonomi yang dirasakan makin melebar,” ujarnya dalam acara pelantikan secara virtual, Senin (22/3/2021).
Selain itu lanjut Wapres, pembangunan ekonomi juga belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Ditambah tingkat literasi masyarakat dalam mengakses sumber daya ekonomi juga masih sangat rendah.
Di sisi lain, berbagai upaya pemberdayaan ekonomi umat oleh organisasi-organisasi Islam masih tertatih-tatih. Karena pengembangan ini terkendala terbatasnya sumber daya termasuk permodalan.
“Pembangunan ekonomi yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tingkat literasi masyarakat dalam hal mengakses sumber daya ekonomi, termasuk pengetahuan terhadap ekonomi dan keuangan syariah, masih rendah,” jelasnya.
Sementara itu, di faktor global, presepsi bahwa islam adalah agama konflik dan kekerasan masih ada. Selain itu, masih adanya upaya membenturkan keislaman dengan kebangsaan, keislaman dengan sains teknologi, serta keumatan dengan kemasyarakatan. “Masih ada fenomena Islamofobia terutama di AS dan Eropa,” kata Ma’ruf.
(ind)