Wih Mantap! UEA Siap Investasi Rp144 Triliun ke SWF RI
loading...
A
A
A
ABU DHABI - Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Pangeran Mohamed bin Zayed al-Nahyan memerintahkan untuk berinvestasi ke Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia. Dilansir dari Kantor berita UEA, investasi senilai USD10 miliar atau Rp144 triliun tersebut akan fokus ke berbagai sektor strategis di Indonesia.
Berbagai sektor strategis itu antara lain infrastruktur, jalan, pelabuhan, pariwisata, pertanian dan sektor-sektor lain yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan baik ekonomi maupun sosial. Pada bulan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan anggota dewan pengawas dan direksi LPI.
LPI digadang-gadang sebagai titik balik tata kelola dan pengembangan sistem investasi di Indonesia. Lembaga ini bertujuan untuk melaksanakan proyek-proyek strategis yang mendukung pembangunan nasional, seperti pembangunan infastruktur dan konstruksi ibu kota baru di Kalimantan.
UEA dan Indonesia memiliki hubungan kuat di bidang ekonomi, budaya, dan politik. Hubungan diplomasi kedua negara dimulai sejak 1976 dengan dibukanya Kedutaan Besar Indonesia di Abu Dhabi pada 28 Oktober 1978. Kedutaan Besar UEA di Jakarta dibuka pada 1991 setelah kunjung bersejarah Sheikh Zayed bin Sultan al-Nahyan pada 1990.
Beberapa tahun terakhir, hubungan dua negara mengalami peningkatan pesat dengan makin seringnya pejabat tinggi pemerintah masing-masing saling mengunjungi. Terakhir kali Jokowi mengunjungi UEA pada September 2015, sementara Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan berkunjung ke Indonesia pada Juli 2019.
Kedua negara juga menandatangani sejumlah kesepakatan dan kerjasama. Baru-baru ini, kedua belah pihak menandatangani sejumlah kesepakatan yang berkaitan dengan pelabuhan, logistik, industri pertahanan dan strategis, energi, pariwisata, dan ekonomi kreatif serta pertanian di Pekan UEA-Indonesia 2021. Di bidang perdagangan dan ekonomi, kerja sama kedua negara meningkat pesat dengan volume perdagangan UEA-Indonesia mencapai USD3,7 miliar atau setara dengan Rp53,2 triliun.
Berbagai sektor strategis itu antara lain infrastruktur, jalan, pelabuhan, pariwisata, pertanian dan sektor-sektor lain yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan baik ekonomi maupun sosial. Pada bulan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan anggota dewan pengawas dan direksi LPI.
LPI digadang-gadang sebagai titik balik tata kelola dan pengembangan sistem investasi di Indonesia. Lembaga ini bertujuan untuk melaksanakan proyek-proyek strategis yang mendukung pembangunan nasional, seperti pembangunan infastruktur dan konstruksi ibu kota baru di Kalimantan.
UEA dan Indonesia memiliki hubungan kuat di bidang ekonomi, budaya, dan politik. Hubungan diplomasi kedua negara dimulai sejak 1976 dengan dibukanya Kedutaan Besar Indonesia di Abu Dhabi pada 28 Oktober 1978. Kedutaan Besar UEA di Jakarta dibuka pada 1991 setelah kunjung bersejarah Sheikh Zayed bin Sultan al-Nahyan pada 1990.
Beberapa tahun terakhir, hubungan dua negara mengalami peningkatan pesat dengan makin seringnya pejabat tinggi pemerintah masing-masing saling mengunjungi. Terakhir kali Jokowi mengunjungi UEA pada September 2015, sementara Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan berkunjung ke Indonesia pada Juli 2019.
Kedua negara juga menandatangani sejumlah kesepakatan dan kerjasama. Baru-baru ini, kedua belah pihak menandatangani sejumlah kesepakatan yang berkaitan dengan pelabuhan, logistik, industri pertahanan dan strategis, energi, pariwisata, dan ekonomi kreatif serta pertanian di Pekan UEA-Indonesia 2021. Di bidang perdagangan dan ekonomi, kerja sama kedua negara meningkat pesat dengan volume perdagangan UEA-Indonesia mencapai USD3,7 miliar atau setara dengan Rp53,2 triliun.
(nng)