Jika Corona Belum Berakhir September, Beban APBN Makin Berat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keberlangsungan pandemi virus corona (Covid-19) akan sangat mempengaruhi kondisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, apabila pemerintah belum bisa menuntaskan penanganan Covid-19 hingga September kemungkinan bisa membuat APBN mengalami tekanan yang sangat berat.
"Hingga saat ini kita belum mendengar ditemukan vaksin pandemi Covid-19, hari ini mungkin pemerintah masih mempunyai uang. Tapi kalau sampai September hingga katakanlah paling lama berlanjut tahun depan Covid-19 belum ditangani mungkin APBN kita sangat berat bahkan bisa membuat negara mencari pinjaman baru atau memberikan surat utang," ujar Teten di Jakarta.
Lebih lanjut Ia menerangkan, masyarakat tidak bisa selamanya mengurung diri di rumah. Apalagi, kata Teten, anggaran negara juga terpengaruh kalau masyarakat tidak beraktivitas.
“Nah hari ini pemerintah sampai September masih punya uang lah, masih punya resources tapi kalau kita tidak bisa tuntas penanganan COVID-19 sampai September ini dan berlanjut tahun depan saya kira tekanan terhadap APBN akan sangat berat,” katanya.
Dia menambahkan, pemerintah akan kesulitan mencari pinjaman baru, ditambah menerbitkan surat utang juga tidak mudah. Sehingga aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan menghidupkan ekonomi harus mulai dipikirkan.
“Kalau kegiatan usaha terhenti begitu lama pasti untuk memulai aktivitas baru tentu memerlukan modal kerja yang besar, ada permesinan yang tak terawat, SDM dan sebagainya itu pasti membutuhkan biaya yang besar,” pungkasnya.
Lihat Juga: Rincian APBN 2025 di Tahun Pertama Prabowo, Pendapatan Negara Ditarget Rp3.005,1 Triliun
"Hingga saat ini kita belum mendengar ditemukan vaksin pandemi Covid-19, hari ini mungkin pemerintah masih mempunyai uang. Tapi kalau sampai September hingga katakanlah paling lama berlanjut tahun depan Covid-19 belum ditangani mungkin APBN kita sangat berat bahkan bisa membuat negara mencari pinjaman baru atau memberikan surat utang," ujar Teten di Jakarta.
Lebih lanjut Ia menerangkan, masyarakat tidak bisa selamanya mengurung diri di rumah. Apalagi, kata Teten, anggaran negara juga terpengaruh kalau masyarakat tidak beraktivitas.
“Nah hari ini pemerintah sampai September masih punya uang lah, masih punya resources tapi kalau kita tidak bisa tuntas penanganan COVID-19 sampai September ini dan berlanjut tahun depan saya kira tekanan terhadap APBN akan sangat berat,” katanya.
Dia menambahkan, pemerintah akan kesulitan mencari pinjaman baru, ditambah menerbitkan surat utang juga tidak mudah. Sehingga aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan menghidupkan ekonomi harus mulai dipikirkan.
“Kalau kegiatan usaha terhenti begitu lama pasti untuk memulai aktivitas baru tentu memerlukan modal kerja yang besar, ada permesinan yang tak terawat, SDM dan sebagainya itu pasti membutuhkan biaya yang besar,” pungkasnya.
Lihat Juga: Rincian APBN 2025 di Tahun Pertama Prabowo, Pendapatan Negara Ditarget Rp3.005,1 Triliun
(akr)