Pandemi Mendorong Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

Kamis, 25 Maret 2021 - 18:31 WIB
loading...
Pandemi Mendorong Transformasi...
Pandemi Mendorong Transformasi Ekonomi Hijau
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada 2020 kuartal 2, Indonesia mengalami kontraksi minus 5,32 persen dan 3,49 persen pada kuartal 3. Hal ini membuat pemerintah mengubah kebijakan untuk menyelamatkan kondisi ekonomi negara.

Di balik kesulitan itu, pandemi memberikan kesempatan beberapa sektor untuk semakin tumbuh, salah satunya dengan transformasi ekonomi hijau. Menurut Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, pandemi membuat pemerintah mereposisi kembali untuk langkah ke depan dengan mengutamakan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pembangunan Indonesia ke depan.

Selain akselerasi otomasi dan digitalisasi tentunya ada tren yang mengharuskan semua pihak melakukan pemulihan hijau. Menurut Amalia Adininggar, ternyata dampak Covid-19 memberikan dampak pada tujuan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals. Ada risiko ekonomi yang dialami. “Seperti penurunan daya beli masyarakat, angka kemiskinan meningkat sampai 10,9 persen pada September 2020,” ujar Amalia saat webinar Katadata Reimagining The Future of Energy bertajuk ‘Green Economy Transportation’ pada Kamis (25/3).

Isu berkelanjutan atau sustainability semakin gencar digaungkan. Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya perekonomian berkelanjutan (sustainable economy) dan dampaknya bagi lingkungan serta kehidupan di masa mendatang.

Adanya pandemi Covid-19 bisa menjadi momentum Indonesia untuk mempercepat transformasi menuju ekonomi hijau. Pandemi Covid-19 telah mengubah arah dan tren bisnis, yakni tren investasi dan perbankan berfokus pada enam aspek yang diprediksi akan bersinar pada 2021.


Keenam aspek tersebut adalah infrastruktur, mitigasi perubahan iklim, pertanian, kesehatan, telekomunikasi dan informasi teknologi, serta ekosistem dan keanekaragaman hayati (biodiversity). Terlebih lagi, dari keenam aspek tersebut, ada tiga aspek yang akan membantu mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia yakni pertanian, informasi teknologi, dan kesehatan.

Dari sisi pembiayaan, Indonesia telah menerbitkan Sovereign Global Green Sukuk setiap tahunnya sejak 2018. Pada Juni 2020, total Global Green Sukuk yang berhasil dihimpun mencapai USD750 juta dengan investor hijau mencapai 33,74 persen atau meningkat 29 persen dari tahun sebelumnya.

Hingga November 2020, total Green Sukuk Retail mencapai Rp5,42 triliun. Selama lima tahun terakhir rata-rata belanja Kementerian/Lembaga untuk perubahan iklim mencapai Rp86,7 triliun per tahun. Sekitar 88,1 persen merupakan belanja untuk infrastruktur hijau (green infrastructure), dan 11,9 persen untuk perumusan regulasi terkait perubahan iklim, pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya.

Selain itu, pemerintah juga mendorong ekonomi sirkular. Model ekonomi ini mempertahankan nilai produk, bahan baku dan sumber daya semaksimal mungkin.

Berdasarkan hasil studi kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas bersama UNDP Indonesia serta didukung oleh Pemerintah Kerajaan Denmark yang berjudul The Economic, Social and Environmental Benefits of A Circular Economy in Indonesia, ekonomi sirkular memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1894 seconds (0.1#10.140)