Pandemi Mendorong Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

Kamis, 25 Maret 2021 - 18:31 WIB
loading...
A A A
Hal ini bisa dicapai dari kombinasi peningkatan pendapatan dengan penerapan ekonomi sirkular, serta turunnya biaya produksi melalui optimasi Sumber Daya Alam (SDA). Ekonomi sirkular dapat meningkatkan PDB kita pada kisaran Rp539 triliun hingga Rp638 triliun pada 2030.

Amalia Adininggar menjelaskan, Transformasi yang dilakukan pemerintah untuk menghadapi krisis pandemi Covid-19 untuk ekonomi berkelanjutan yaitu dengan melakukan tiga tahap. Tahap pertama; Flattening the Curve, kedua; Adaptasi Kebiasaan baru, ketiga; Antisipasi Pandemi Baru.


“Pertama kita segera menurunkan jumlah kasus harian yang di Indonesia. Lalu memulihkan ekonomi tapi juga kita harus menyiapkan pondasi yang kokoh agar membawa percepatan ekonomi, sehingga kita bisa tumbuh lebih tinggi sebelum pandemi,” jelasnya.

Investasi Hijau

Transformasi tersebut tentunya akan diarahkan pada transformasi hijau. Saat ini di Bappenas sedang melakukan redesign transformasi ekonomi yang dilakukan sebelum kondisi krisis. Nantinya akan di build back better dengan pembangunan ekonomi yang lebih hijau dan inklusif.

Pasca pandemi Covid-19, ekonomi akan menuju pada pemulihan hijau dengan ekonomi sirkular menjadi langkah penting untuk menuju siklus yang lebih baik. Sebab ke depan ekonomi harus berevolusi, selama ini ekonomi linear menunjukan adanya raw materials. Barang diproduksi, digunakan, lalu dibuang, sehingga tidak ada barang yang didaur ulang.

Ke depan ekonomi Indonesia harus bertransisi menuju ekonomi liniar. Ini akan menyeimbangkan antara keuntungan ekonomi, lingkungan sosial dan sumber daya, tapi juga meminimalkan waste atau limbah dan buang ke lingkungan kita. “Jadi apa yang digunakan bisa di-recycle dan digunakan kembali sebagai input produksi.

“Ekonomi sirkular bukan ancaman tapi menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk berinovasi dan lapangan kerja baru. Bahkan secara bersamaan berkontribusi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan,” tambah Amalia.

Pandemi tidak hanya menimbulkan dampak pada ekonomi, namun juga berpengaruh terhadap sosial dan lingkungan. Hasilnya sebanyak 2,6 juta orang menganggur, bahkan 24 juta orang yang tadinya bekerja mengalami pengurangan jam kerja, akibat Covid-19. Tindakan preventif untuk menghindari penularan Covid-19, banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan alat transportasi pribadi dibanding umum.

Pandemi telah membuat peningkatan angka pengangguran serta peningkatan angka kesenjangan yang mendekati angka 0,385. Selain itu, ada risiko sosial dan lingkungan seperti peningkatan sampah limbah B3, sampah plastik, sampah medis sebanyak 294 ton per hari akibat pandemi. Semakin banyak juga orang yang memilih kendaraan pribadi dibanding transportasi umum karena takut adanya penularan, ini meningkatkan gas emisi rumah kaca.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1190 seconds (0.1#10.140)