Harga Cabai Makin Pedas, Inflasi Maret 2021 Diperkirakan 0,08%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan data Survei Pemantauan Harga di pekan keempat Maret 2021. Dari perkembangan harga pada bulan Maret 2021 diperkirakan angka inflasi sebesar 0,08% (mtm).
"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi maret 2021 secara tahun kalender sebesar 0,44% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,36% (yoy)," ujar Erwin dalam keterangannya di Jakarta (27/3/2021).
Penyumbang utama inflasi Maret 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), bawang merah sebesar 0,03% (mtm), tomat dan ikan mas masing-masing sebesar 0,01% (mtm). "Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, seperti cabai merah dan emas perhiasan sebesar -0,03% (mtm)," katanya.
Lebih lanjut Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait. Tujuannya untuk memonitor dengan cermat dinamika penyebaran Covid19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Serta juga dilakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh demi menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ini dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," katanya.
"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi maret 2021 secara tahun kalender sebesar 0,44% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,36% (yoy)," ujar Erwin dalam keterangannya di Jakarta (27/3/2021).
Penyumbang utama inflasi Maret 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), bawang merah sebesar 0,03% (mtm), tomat dan ikan mas masing-masing sebesar 0,01% (mtm). "Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, seperti cabai merah dan emas perhiasan sebesar -0,03% (mtm)," katanya.
Lebih lanjut Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait. Tujuannya untuk memonitor dengan cermat dinamika penyebaran Covid19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Serta juga dilakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh demi menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ini dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," katanya.
(akr)