Amar Bank Perkuat Posisinya Sebagai Bank Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Direktur Amar Bank , Vishal Tulsian menegaskan, bakal memperkuat posisi Amar Bank sebagai Bank Digital yang menghadirkan inovasi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikam saat menjadi sebagai pembicara dalam Katadata - Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2021 (24/3), acara tahunan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam langkah konkrit bagi kesuksesan perekonomian Indonesia.
Dalam diskusi yang bertemakan Digital Banking Revolution, Vishal menyampaikan, bahwa teknologi memiliki peran penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Amar Bank, pada Agustus tahun lalu, meluncurkan produk digital banking, Senyumku (mobile-only digital banking) untuk membantu masyarakat membangun kebiasaan menabung setelah kesuksesan Tunaiku, pionir digital lending di Indonesia yang diluncurkan pada 2014 untuk memperluas akses kredit kepada masyarakat yang belum atau kurang terlayani oleh lembaga keuangan formal.
Hadirnya digital bank diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Perjalanan transformasi digital Amar Bank dimulai tahun 2014 dengan adanya Tunaiku, produk fintech digital lending pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi big data analytics untuk melayani segmen masyarakat yang belum dan kurang terlayani oleh perbankan melalui website dan aplikasi.
Seiring berkembangnya produk Tunaiku, pemegang saham Tunaiku kemudian mengakuisisi Amin Bank dan kemudian berganti nama menjadi Amar Bank. Amar Bank kemudian fokus untuk bertransformasi menjadi bank digital yang mengedepankan teknologi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia.
Komitmen Amar Bank tersebut dibuktikan dengan penyaluran pinjaman Tunaiku yang saat ini telah mencapai lebih dari 5 Triliun Rupiah dan nasabah yang sudah terbantu sebanyak lebih dari 400,000 nasabah dimana lebih dari 100,000 merupakan UMKM. Setelah memiliki jumlah nasabah yang besar dan memahami kebutuhan serta kesulitan nasabahnya, Amar Bank kemudian membangun produk digital banking, Senyumku, yang dilengkapi oleh kecerdasan buatan (AI) dan teknologi cloud (awan data).
“Kami bertemu dengan nasabah kami, pergi ke rumah mereka dan kami bertanya mengapa Anda tidak membuka rekening bank? Dan kami menemukan bahwa mereka mengelola arus kas mereka dengan sesuatu yang dikenal sebagai Jar Economy. Jadi di rumah mereka ada beberapa toples yang bertanda pendidikan, kebutuhan darurat, biaya makanan, dan lain-lain," ujar Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian dalam diskusi bersama Katadata.
Sambung Vishal menerangkan, kemudian penghasilan mereka dikategorikan dengan memasukkan uang kedalam toples yang telah ditandai sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. Lalu ketika mereka membuka rekening bank, apa yang terjadi? Semua toples digabungkan, mereka mendapat satu nomor rekening dan sekarang mereka tidak dapat lagi mengelola arus kas mereka.
"Selain itu kami juga melakukan interview kepada millennials dan hambatan mereka dalam menabung. Masalah kebanyakan dari mereka adalah adanya tekanan sosial yang mengakibatkan mereka memiliki gaya hidup yang sebenarnya tidak mampu mereka jangkau," ungkapnya.
Dalam diskusi yang bertemakan Digital Banking Revolution, Vishal menyampaikan, bahwa teknologi memiliki peran penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Amar Bank, pada Agustus tahun lalu, meluncurkan produk digital banking, Senyumku (mobile-only digital banking) untuk membantu masyarakat membangun kebiasaan menabung setelah kesuksesan Tunaiku, pionir digital lending di Indonesia yang diluncurkan pada 2014 untuk memperluas akses kredit kepada masyarakat yang belum atau kurang terlayani oleh lembaga keuangan formal.
Hadirnya digital bank diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Perjalanan transformasi digital Amar Bank dimulai tahun 2014 dengan adanya Tunaiku, produk fintech digital lending pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi big data analytics untuk melayani segmen masyarakat yang belum dan kurang terlayani oleh perbankan melalui website dan aplikasi.
Seiring berkembangnya produk Tunaiku, pemegang saham Tunaiku kemudian mengakuisisi Amin Bank dan kemudian berganti nama menjadi Amar Bank. Amar Bank kemudian fokus untuk bertransformasi menjadi bank digital yang mengedepankan teknologi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia.
Komitmen Amar Bank tersebut dibuktikan dengan penyaluran pinjaman Tunaiku yang saat ini telah mencapai lebih dari 5 Triliun Rupiah dan nasabah yang sudah terbantu sebanyak lebih dari 400,000 nasabah dimana lebih dari 100,000 merupakan UMKM. Setelah memiliki jumlah nasabah yang besar dan memahami kebutuhan serta kesulitan nasabahnya, Amar Bank kemudian membangun produk digital banking, Senyumku, yang dilengkapi oleh kecerdasan buatan (AI) dan teknologi cloud (awan data).
“Kami bertemu dengan nasabah kami, pergi ke rumah mereka dan kami bertanya mengapa Anda tidak membuka rekening bank? Dan kami menemukan bahwa mereka mengelola arus kas mereka dengan sesuatu yang dikenal sebagai Jar Economy. Jadi di rumah mereka ada beberapa toples yang bertanda pendidikan, kebutuhan darurat, biaya makanan, dan lain-lain," ujar Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian dalam diskusi bersama Katadata.
Sambung Vishal menerangkan, kemudian penghasilan mereka dikategorikan dengan memasukkan uang kedalam toples yang telah ditandai sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. Lalu ketika mereka membuka rekening bank, apa yang terjadi? Semua toples digabungkan, mereka mendapat satu nomor rekening dan sekarang mereka tidak dapat lagi mengelola arus kas mereka.
"Selain itu kami juga melakukan interview kepada millennials dan hambatan mereka dalam menabung. Masalah kebanyakan dari mereka adalah adanya tekanan sosial yang mengakibatkan mereka memiliki gaya hidup yang sebenarnya tidak mampu mereka jangkau," ungkapnya.