Amar Bank Perkuat Posisinya Sebagai Bank Digital

Sabtu, 27 Maret 2021 - 23:45 WIB
loading...
Amar Bank Perkuat Posisinya Sebagai Bank Digital
Memperkuat posisi Amar Bank sebagai Bank Digital yang menghadirkan inovasi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Presiden Direktur Amar Bank , Vishal Tulsian menegaskan, bakal memperkuat posisi Amar Bank sebagai Bank Digital yang menghadirkan inovasi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikam saat menjadi sebagai pembicara dalam Katadata - Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2021 (24/3), acara tahunan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam langkah konkrit bagi kesuksesan perekonomian Indonesia.

Dalam diskusi yang bertemakan Digital Banking Revolution, Vishal menyampaikan, bahwa teknologi memiliki peran penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



Amar Bank, pada Agustus tahun lalu, meluncurkan produk digital banking, Senyumku (mobile-only digital banking) untuk membantu masyarakat membangun kebiasaan menabung setelah kesuksesan Tunaiku, pionir digital lending di Indonesia yang diluncurkan pada 2014 untuk memperluas akses kredit kepada masyarakat yang belum atau kurang terlayani oleh lembaga keuangan formal.

Hadirnya digital bank diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Perjalanan transformasi digital Amar Bank dimulai tahun 2014 dengan adanya Tunaiku, produk fintech digital lending pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi big data analytics untuk melayani segmen masyarakat yang belum dan kurang terlayani oleh perbankan melalui website dan aplikasi.

Seiring berkembangnya produk Tunaiku, pemegang saham Tunaiku kemudian mengakuisisi Amin Bank dan kemudian berganti nama menjadi Amar Bank. Amar Bank kemudian fokus untuk bertransformasi menjadi bank digital yang mengedepankan teknologi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia.

Komitmen Amar Bank tersebut dibuktikan dengan penyaluran pinjaman Tunaiku yang saat ini telah mencapai lebih dari 5 Triliun Rupiah dan nasabah yang sudah terbantu sebanyak lebih dari 400,000 nasabah dimana lebih dari 100,000 merupakan UMKM. Setelah memiliki jumlah nasabah yang besar dan memahami kebutuhan serta kesulitan nasabahnya, Amar Bank kemudian membangun produk digital banking, Senyumku, yang dilengkapi oleh kecerdasan buatan (AI) dan teknologi cloud (awan data).

“Kami bertemu dengan nasabah kami, pergi ke rumah mereka dan kami bertanya mengapa Anda tidak membuka rekening bank? Dan kami menemukan bahwa mereka mengelola arus kas mereka dengan sesuatu yang dikenal sebagai Jar Economy. Jadi di rumah mereka ada beberapa toples yang bertanda pendidikan, kebutuhan darurat, biaya makanan, dan lain-lain," ujar Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian dalam diskusi bersama Katadata.

Sambung Vishal menerangkan, kemudian penghasilan mereka dikategorikan dengan memasukkan uang kedalam toples yang telah ditandai sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. Lalu ketika mereka membuka rekening bank, apa yang terjadi? Semua toples digabungkan, mereka mendapat satu nomor rekening dan sekarang mereka tidak dapat lagi mengelola arus kas mereka.

"Selain itu kami juga melakukan interview kepada millennials dan hambatan mereka dalam menabung. Masalah kebanyakan dari mereka adalah adanya tekanan sosial yang mengakibatkan mereka memiliki gaya hidup yang sebenarnya tidak mampu mereka jangkau," ungkapnya.

Lebih lanjut Ia mengungkapkan, masalah ini yang coba Amar Bank bantu untuk atasi dengan meluncurkan produk digital banking Senyumku yang di dalamnya terdapat pos-pos keuangan untuk memudahkan nasabah mengelola keuangannya serta kecerdasan buatan (AI) untuk memonitor kebiasaan pengeluaran, yang akan mengirimkan sinyal pengingat apabila nasabah memiliki pengeluaran yang berlebih atau tertinggal dari target keuangan yang telah mereka tentukan.

"Sistem pengingat ini membuat mereka membentuk kebiasaan keuangan yang sehat. Inilah peranan data dan kecerdasan buatan (AI) dalam mewujudkan suatu bentuk literasi keuangan kedalam sebuah kebiasaan sehari-hari. Hal ini yang membedakan Senyumku dari digital banking lainnya," terangnya.

Dijelaskan juga oleh Vishal Tulsian bahwa perbedaan antara bank digital dan bank konvensional, dengan 3 lini poin, yaitu Pertama, Perbedaan Fungsi dimana bank konvensional dapat melakukan transaksi perbankan pada umumnya seperti menabung, mentransfer dan meminjam uang sementara bank digital bukan hanya sekedar internet banking, bank digital seperti Senyumku (Amar Bank) menyediakan keseluruhan rekening-rekening bank dalam satu tampilan, membantu nasabah untuk secara otomatis mengkategorikan pengeluaran untuk mengelola keuangan.

Kedua, Perbedaan pengalaman atau experience yang dimana sekarang lebih banyak nasabah yang sudah terbiasa dengan sesuatu yang instan atau cepat sehingga bank digital harus memberikan kemudahan bagi para nasabah. Ketiga, Perbedaan Pendekatan yaitu mindset dimana bank konvensional membuka cabang dan mengharapkan ‘nasabah datang ke Bank’, sedangkan Bank Digital ‘mendatangi nasabah’.

Salah satu tantangan untuk bank pada umumnya dalam melakukan transformasi digital adalah adanya dua sisi yaitu sisi konvensional dan sisi digital dan juga kultur budaya di dalam perusahaan. Menurut Vishal, keunggulan Amar Bank sebagai bank digital adalah pengembangan bank digital menggunakan infrastruktur cloud (teknologi awan) yang bekerjasama dengan google.

“Dengan infrastruktur teknologi cloud yang kami gunakan, biaya untuk pelayanan kepada nasabah dapat jauh lebih rendah sementara skalabilitas dapat dilakukan dengan cepat. Selain infrastruktur, Amar Bank juga memiliki budaya layaknya start-up yang mendukung agility atau kelincahan yang harus dimiliki oleh bank digital untuk selalu terdepan dalam menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis," jelasnya.



Ke depannya bank digital terang dia, harus mampu menyediakan layanan yang bersifat hyper-personalization dimana bank digital yang mengakomodasi kebutuhan beragam profil nasabah sesuai dengan personanya.

Menanggapi peran regulator dalam pengembangan perbankan digital saat ini, Vishal mengapresiasi dukungan dari OJK. “OJK sangat suportif kepada kami, kedepannya kami mengharapkan dukungan dari pemerintah dan OJK dalam sentralisasi informasi nasabah yang dapat dicapai dengan teknologi blockchain, misalnya, sehingga informasi tersebut dapat diakses oleh Bank dan tidak menutup kemungkinan juga oleh perusahaan e-commerce, fintech, digital wallet dan lainnya sehingga ekosistem digital di Indonesia dapat terus berkembang dan dapat memberikan pelayanan yang lebih kepada masyarakat,” tutupnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1202 seconds (0.1#10.140)