Duh, Tingkat Konsumsi Buah di Indonesia Masih di Bawah Standar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Riset Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat tingkat konsumsi buah di dunia mencapai 65,75 Kg per kapita per tahun. Adapun di Indonesia angkanya masih jauh di bawah yaitu 40 Kg per tahun.
Menanggapi hal tersebut, CEO dan Founder IT’s Buah Hamzah Parsaoran Sinaga, mengaku sangat miris melihat hal ini. Hamzah menuturkan, berdasarkan data riset terakhir di tahun 2019, konsumsi buah nasional Indonesia masih di bawah standar.
Dia mengungkapkan, standar konsumsi buah menurut WHO 150 gram per kapita per hari, tapi di Indonesia baru 67 gram per kapita per hari. "Dan dari terakhir riset kesehatan dasar tahun 2018 itu, 95,5% masyarakat kita masih sangat kurang dalam konsumsi buah dan sayur. Artinya hampir 100%, jadi ini sangat miris ya untuk menuju masyarakat sehat dan produktif,” tuturnya dalam acara Market Review IDX Channel, Kamis (1/4/2021).
Menurut dia, kondisi ini yang menyebabkan Indonesia berada dalam beban ganda masalah gizi atau double burden of malnutrition. “Artinya kalau 95% itu berarti bukan hanya orang yang tidak mampu, tapi orang mampu pun masih kurang konsumsi buah dan sayur. Jadi, orang mampu itu konsumsinya over atau kelebihan gizi istilahnya kan, lalu menghasilkan obesitas. Sementara, orang yang kurang mampu dia kurang gizi atau stunting,” ucap Hamzah.
Lanjut dia, berdasarkan temuan, rendahnya tingkat konsumsi buah dan sayur di masyarakat pertama disebabkan terkait masalah edukasi. Kedua, aksesibilitas produk sehat yang masih sulit. Ketiga, masyarakat yang kurang bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.
“Tidak sepenuhnya hanya masalah edukasi saja. Masalah aksesibilitas buat produk sehat itu juga masih lebih mudah mendapat makanan-makanan kurang sehat dibanding makanan yang sehat. Jadi sudah edukasinya kurang, akses ketersedian di masyarakat itu lebih sulit untuk mendapatkannya dan kurang praktis untuk mengonsumsinya. Jadi tingkat konsumsinya itu masih sangat rendah,” kata CEO dan Founder IT’s Buah tersebut.
Menanggapi hal tersebut, CEO dan Founder IT’s Buah Hamzah Parsaoran Sinaga, mengaku sangat miris melihat hal ini. Hamzah menuturkan, berdasarkan data riset terakhir di tahun 2019, konsumsi buah nasional Indonesia masih di bawah standar.
Dia mengungkapkan, standar konsumsi buah menurut WHO 150 gram per kapita per hari, tapi di Indonesia baru 67 gram per kapita per hari. "Dan dari terakhir riset kesehatan dasar tahun 2018 itu, 95,5% masyarakat kita masih sangat kurang dalam konsumsi buah dan sayur. Artinya hampir 100%, jadi ini sangat miris ya untuk menuju masyarakat sehat dan produktif,” tuturnya dalam acara Market Review IDX Channel, Kamis (1/4/2021).
Menurut dia, kondisi ini yang menyebabkan Indonesia berada dalam beban ganda masalah gizi atau double burden of malnutrition. “Artinya kalau 95% itu berarti bukan hanya orang yang tidak mampu, tapi orang mampu pun masih kurang konsumsi buah dan sayur. Jadi, orang mampu itu konsumsinya over atau kelebihan gizi istilahnya kan, lalu menghasilkan obesitas. Sementara, orang yang kurang mampu dia kurang gizi atau stunting,” ucap Hamzah.
Lanjut dia, berdasarkan temuan, rendahnya tingkat konsumsi buah dan sayur di masyarakat pertama disebabkan terkait masalah edukasi. Kedua, aksesibilitas produk sehat yang masih sulit. Ketiga, masyarakat yang kurang bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.
“Tidak sepenuhnya hanya masalah edukasi saja. Masalah aksesibilitas buat produk sehat itu juga masih lebih mudah mendapat makanan-makanan kurang sehat dibanding makanan yang sehat. Jadi sudah edukasinya kurang, akses ketersedian di masyarakat itu lebih sulit untuk mendapatkannya dan kurang praktis untuk mengonsumsinya. Jadi tingkat konsumsinya itu masih sangat rendah,” kata CEO dan Founder IT’s Buah tersebut.
(tri)