Kementan-IPDMIP Fasilitasi Petani Perangkat Uji Tanah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya membuka wawasan petani tentang kesuburan tanah melalui pemupukan berimbang. Caranya dengan mengenali Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK).
Kementan didukung Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi/Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) melatih petani agar memahami praktik pengujian tanah di wilayah usaha tani mereka. Pelatihan tersebut dilakukan di daerah irigasi (DI) melalui Sekolah Lapang (SL) IPDMIP yang tersebar pada 74 kabupaten di 16 provinsi.
(Baca juga:Kinerja Penyuluh Pertanian Harus Sepadan dengan Statusnya)
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menegaskan kegiatan SL bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompetensi petani dan penyuluh. Harapannya, kegiatan ini dapat teknologi tepat guna dan berkelanjutan. Ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong terciptanya pertanian maju, mandiri dan modern.
“Dari sekolah lapang maka petani didorong mampu mengidentifikasi kebutuhan unsur hara tanaman dan pupuk di wilayahnya didampingi oleh penyuluh,” katanya.
Kegiatan SL digelar oleh Kementan bersama IPDMIP. Sementara Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) khususnya Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) selaku National Project Management Unit (NPMU) dari IPDMIP 2021.
(Baca juga:Kementan Dorong Penyuluh Pertanian Terus Ikuti Pelatihan dan Pendidikan)
Kegiatan SL IPDMIP terkait PUTS dan PUTK baru-baru ini digelar di DU Waduk Bowo, Desa Jatipayak, Kecamatan Modo, sebagai salah satu wilayah kegiatan IPDMIP di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur untuk 2021.
Pengenalan PUTS dan PUTK di Lamongan diikuti 25 orang peserta dari Poktan Sumber Rejeki Ngelo yang difasilitasi oleh penyuluh setempat dan staf lapangan IPDMIP, dengan supervisor KUPT Ngimbang dan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Modo selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani).
Peserta SL IPDMIP di Lamongan juga mengikuti kegiatan praktik. Antara lain turun ke sawah untuk mengambil contoh tanah dengan cara yang benar, selanjutnya dianalisa oleh masing-masing kelompok yang dibagi sesuai wilayah.
(Baca juga:Penyuluh Pertanian tetap Dampingi Petani meski Darurat Bencana)
Tujuannya, untuk mengetahui kandungan NPK tanah sawah yang dianalisa menggunakan PTUS apakah termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. Peserta praktik uji kandungan unsur hara pupuk anorganik yang dibawanya bahkan bisa membedakan bahwa pupuk itu palsu atau tidak.
“Hasil pengujian tanah akan menjadi acuan budidaya tanaman padi pada pemupukan padi sawah di areal Demplot yang telah ditentukan. Peserta SL dapat melihat produktivitas tanaman padi dengan pemupukan sesuai hasil pengujian mereka,” kata Dedi Nursyamsi.
Mentan Syahrul mengingatkan agar petani dan penyuluh memanfaatkan sebaik mungkin kegiatan yang bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan, di antaranya SL yang digelar IPDMIP. Tujuannya meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan tanpa mengabaikan pertanian berkelanjutan.
Dedi Nursyamsi menambahkan para peserta SL IPDMIP diharapkan membagikan pengetahuannya kepada petani lain di wilayah usaha tani masing-masing. Selanjutnya bersama petani dapat menguji tanah miliknya, sehingga petani mengetahui jumlah pupuk yang seharusnya dipakai dalam lahan sawahnya.
“Kalau semua menerapkan hal tersebut, akan membantu petani menerapkan pemupukan berimbang, dapat menghemat pengeluaran, dapat menekan kerusakan lingkungan dan produksi sesuai target,” kata Dedi.
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
Kementan didukung Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi/Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) melatih petani agar memahami praktik pengujian tanah di wilayah usaha tani mereka. Pelatihan tersebut dilakukan di daerah irigasi (DI) melalui Sekolah Lapang (SL) IPDMIP yang tersebar pada 74 kabupaten di 16 provinsi.
(Baca juga:Kinerja Penyuluh Pertanian Harus Sepadan dengan Statusnya)
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menegaskan kegiatan SL bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompetensi petani dan penyuluh. Harapannya, kegiatan ini dapat teknologi tepat guna dan berkelanjutan. Ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong terciptanya pertanian maju, mandiri dan modern.
“Dari sekolah lapang maka petani didorong mampu mengidentifikasi kebutuhan unsur hara tanaman dan pupuk di wilayahnya didampingi oleh penyuluh,” katanya.
Kegiatan SL digelar oleh Kementan bersama IPDMIP. Sementara Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) khususnya Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) selaku National Project Management Unit (NPMU) dari IPDMIP 2021.
(Baca juga:Kementan Dorong Penyuluh Pertanian Terus Ikuti Pelatihan dan Pendidikan)
Kegiatan SL IPDMIP terkait PUTS dan PUTK baru-baru ini digelar di DU Waduk Bowo, Desa Jatipayak, Kecamatan Modo, sebagai salah satu wilayah kegiatan IPDMIP di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur untuk 2021.
Pengenalan PUTS dan PUTK di Lamongan diikuti 25 orang peserta dari Poktan Sumber Rejeki Ngelo yang difasilitasi oleh penyuluh setempat dan staf lapangan IPDMIP, dengan supervisor KUPT Ngimbang dan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Modo selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani).
Peserta SL IPDMIP di Lamongan juga mengikuti kegiatan praktik. Antara lain turun ke sawah untuk mengambil contoh tanah dengan cara yang benar, selanjutnya dianalisa oleh masing-masing kelompok yang dibagi sesuai wilayah.
(Baca juga:Penyuluh Pertanian tetap Dampingi Petani meski Darurat Bencana)
Tujuannya, untuk mengetahui kandungan NPK tanah sawah yang dianalisa menggunakan PTUS apakah termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. Peserta praktik uji kandungan unsur hara pupuk anorganik yang dibawanya bahkan bisa membedakan bahwa pupuk itu palsu atau tidak.
“Hasil pengujian tanah akan menjadi acuan budidaya tanaman padi pada pemupukan padi sawah di areal Demplot yang telah ditentukan. Peserta SL dapat melihat produktivitas tanaman padi dengan pemupukan sesuai hasil pengujian mereka,” kata Dedi Nursyamsi.
Mentan Syahrul mengingatkan agar petani dan penyuluh memanfaatkan sebaik mungkin kegiatan yang bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan, di antaranya SL yang digelar IPDMIP. Tujuannya meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan tanpa mengabaikan pertanian berkelanjutan.
Dedi Nursyamsi menambahkan para peserta SL IPDMIP diharapkan membagikan pengetahuannya kepada petani lain di wilayah usaha tani masing-masing. Selanjutnya bersama petani dapat menguji tanah miliknya, sehingga petani mengetahui jumlah pupuk yang seharusnya dipakai dalam lahan sawahnya.
“Kalau semua menerapkan hal tersebut, akan membantu petani menerapkan pemupukan berimbang, dapat menghemat pengeluaran, dapat menekan kerusakan lingkungan dan produksi sesuai target,” kata Dedi.
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
(dar)