Banyak yang Terjebak Investasi Bodong karena 'Diracuni' Kerabat Sendiri

Selasa, 13 April 2021 - 16:37 WIB
loading...
Banyak yang Terjebak Investasi Bodong karena Diracuni Kerabat Sendiri
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Praktisi perencana keuangan Rina Dewi Lina mengingatkan banyak korban investasi dan fintech ilegal yang terjerat akibat bujukan kerabat keluarga. Sehingga walaupun seseorang memiliki pendidikan bagus, tetap bisa menjadi korban.

"Banyak klien saya pensiunan yang butuh pemasukan yang sama dengan saat kerja. Akhirnya datang kerabatnya menawarkan investasi dan fintech ilegal. Mereka juga sama-sama tidak paham produk investasi ilegal seperti apa ciri-cirinya. Yang dipikirkannya adalah mendapatkan untung tinggi dengan cepat," ujar Rina dalam webinar di Jakarta (13/4/2021). ( Baca juga:Ngeri! Kerugian Investasi Ilegal Satu Dekade Terakhir Capai Rp114,9 T )

Dia mengingatkan aturan dasar dalam berinvestasi adalah terencana dan memiliki pengetahuan. Bahaya bila tidak terencana, atau hanya suka ikut-ikutan melihat tren investasi yang lagi naik daun.

"Contohnya emas saat pandemi sempat booming, akhirnya banyak yang ikut beli emas. Ternyata sekarang harganya sudah turun. Banyak yang ikutan karena berinvestasi tanpa rencana. Mereka jadi lupa risiko untuk dirinya yang bisa ditanggung," katanya.

Sementara Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Imam B. Prasodjo mengatakan, dibutuhkan strategi pemetaan untuk menciptakan komunitas digital yang kuat dalam menangkal jeratan fintech dan investasi ilegal. Mengingat, masyarakat Indonesia sangat beragam dari segi kultur, tingkat pendidikan, dan bahkan dari akses teknologi .

"Sehingga akan menjadi sangat mubazir kalau seandainya kita tidak punya strategi yang jitu untuk memetakan wilayah ataupun komunitas yang paling rentan dalam kaitan dengan menghadapi kemungkinan penipuan melalui fintech. Di saat yang sama kita juga perlu mengidentifikasi siapa yang bisa menjadi champion, pelindung kita di dalam masyarakat,” ujar Imam dalam kesempatan sama.

Dia juga menjelaskan kalangan milenial umumnya memiliki tingkat literasi digital paling baik di antara yang lainnya. Maka, sudah selayaknya generasi ini digandeng oleh pemerintah untuk menjadi pelindung masyarakat dari jeratan fintech dan investasi ilegal. ( Baca juga:Modus Nobar Film Horor, Kakek Bejat Ini Cabuli Satu per Satu Anak-anak di Kamarnya )

“Namun tidak semua dari generasi ini (milenial) yang mampu untuk menjadi pendorong dan protektor di dalam gejolak yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, harus dipetakan mana yang champion di antara generasi milenial ini. Tanpa ada pemetaan, kita akan kehilangan pasukan yang bisa dijadikan andalan,” jelasnya.

Di samping itu, Imam juga menekankan perlunya niat dan integritas yang baik di kalangan generasi milenial yang terpilih ini, karena bila tidak, maka yang tak berintegritas dan berniat buruklah yang akan berjejaring untuk berbuat curang melalui teknologi di masyarakat.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1074 seconds (0.1#10.140)