Menuju Transisi Energi Bidang Transportasi, Indonesia Perlu Kebijakan Komprehensif
loading...
A
A
A
Jika solusi dapat ditemukan, termasuk memperkuat kerjasama bilateral dengan negara lain, maka Indonesia akan memasuki era baru dalam pengembangan mobil listrik dan mewujudkan agenda transisi energi.
“Target penggunaan energi bersih dan terbarukan dalam bauran energi nasional seperti yang dimandatkan dalam Kebijakan Energi Nasional diharapkan akan tercapai. Di samping itu, keamanan energi di Indonesia akan terjamin dengan adanya diversifikasi dan keberkelanjutan energi pada sektor transportasi,” harapnya.
Dalam mendukung transisi energi pada sektor transportasi tersebut, pemerintah sedang menyusun sebuah kebijakan dan program untuk menggantikan mobil internal combustion engine (ICE) dengan electric vehicle (EV) atau mobil listrik secara bertahap. EV adalah kendaraan yang digerakkan dengan sebuah atau lebih mesin listrik; roda dua (motor); roda tiga; roda empat atau lebih (mobil) dan kendaraan jenis lain yang menggunakan mesin listrik.
Menurut data dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah total kendaraan di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 133 juta unit, yang didominasi oleh kendaraan internal combustion engine (ICE). Jumlah ini hanya sekitar setengah dari total jumlah kendaraan di Tiongkok.
Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa total jumlah kendaraan di Indonesia semakin bertambah setiap tahun. Total jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun 2017 ke 2018 meningkat 5.9 persen, sedangkan dari tahun 2018 ke 2019 meningkat 5.3 persen. Dari 84 persen total kendaraan di Indonesia, jenis motor menduduki jumlah terbesar.
Disusul mobil pribadi pada urutan kedua yakni mencapai 11.6 persen dari total kendaraan di Indonesia. Sementara, 4.4% dari total seluruh kendaraan terdiri dari jenis bus dan kargo. Di Indonesia, kenaikan jumlah kendaraan berkaitan dengan kenaikan emisi karbon dari sektor transportasi.
Sehingga, transisi energi pada sektor transportasi di Indonesia menjadi penting untuk mengurangi masalah lingkungan sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Target penggunaan energi bersih dan terbarukan dalam bauran energi nasional seperti yang dimandatkan dalam Kebijakan Energi Nasional diharapkan akan tercapai. Di samping itu, keamanan energi di Indonesia akan terjamin dengan adanya diversifikasi dan keberkelanjutan energi pada sektor transportasi,” harapnya.
Dalam mendukung transisi energi pada sektor transportasi tersebut, pemerintah sedang menyusun sebuah kebijakan dan program untuk menggantikan mobil internal combustion engine (ICE) dengan electric vehicle (EV) atau mobil listrik secara bertahap. EV adalah kendaraan yang digerakkan dengan sebuah atau lebih mesin listrik; roda dua (motor); roda tiga; roda empat atau lebih (mobil) dan kendaraan jenis lain yang menggunakan mesin listrik.
Menurut data dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah total kendaraan di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 133 juta unit, yang didominasi oleh kendaraan internal combustion engine (ICE). Jumlah ini hanya sekitar setengah dari total jumlah kendaraan di Tiongkok.
Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa total jumlah kendaraan di Indonesia semakin bertambah setiap tahun. Total jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun 2017 ke 2018 meningkat 5.9 persen, sedangkan dari tahun 2018 ke 2019 meningkat 5.3 persen. Dari 84 persen total kendaraan di Indonesia, jenis motor menduduki jumlah terbesar.
Disusul mobil pribadi pada urutan kedua yakni mencapai 11.6 persen dari total kendaraan di Indonesia. Sementara, 4.4% dari total seluruh kendaraan terdiri dari jenis bus dan kargo. Di Indonesia, kenaikan jumlah kendaraan berkaitan dengan kenaikan emisi karbon dari sektor transportasi.
Sehingga, transisi energi pada sektor transportasi di Indonesia menjadi penting untuk mengurangi masalah lingkungan sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi.
(akr)