Perempuan Berperan Besar di Era Digital
loading...
A
A
A
Oleh karena itu, perlu adanya sinergi para pihak untuk penguatan literasi digital dari segi pemanfaatannya secara bijak. Selain itu literasi mengenai kesadaran hukum terhadap perundang-undangan yang berlaku juga perlu ditingkatkan.
“Kemajuan bangsa Indonesia menuju masyarakat maju dan sejahtera di era digital tergantung kepada keberhasilan transformasi digital perempuan Indonesia, yang jumlahnya separuh dari penduduk Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati menuturkan, Kartini menjadi advokat bagi emansipasi perempuan memandang perempuan sebagai harta yang berharga bagi bangsa dan negara. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan.
“PR kita hari ini bukan hanya untuk menutup lubang ketidaksetaraan yang ada tetapi juga berpikir dua sampai tiga langkah lebh maju dan memastikan perempuan Indonesia tidak lagi tertinggal di masa depan,” katanya.
Diakuinya, meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam dunia digital bukan hal mudah. Menurut dia, ada sejumlah kendala yang dihadapi mulai dari keterbatasan akses perempuan terhadap teknologi informasi problematika, kemandirian secara ekonomi dan kerentanan perempuan.
“Meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam dunia digital bukan hal yang mudah, terbatasnya akses perempuan terhadap teknologi informasi problematika kemandirian secara ekonomi dan kerentanan perempuan merupakan masalah yang kompleks,” pungkasnya.
“Kemajuan bangsa Indonesia menuju masyarakat maju dan sejahtera di era digital tergantung kepada keberhasilan transformasi digital perempuan Indonesia, yang jumlahnya separuh dari penduduk Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati menuturkan, Kartini menjadi advokat bagi emansipasi perempuan memandang perempuan sebagai harta yang berharga bagi bangsa dan negara. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan.
“PR kita hari ini bukan hanya untuk menutup lubang ketidaksetaraan yang ada tetapi juga berpikir dua sampai tiga langkah lebh maju dan memastikan perempuan Indonesia tidak lagi tertinggal di masa depan,” katanya.
Diakuinya, meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam dunia digital bukan hal mudah. Menurut dia, ada sejumlah kendala yang dihadapi mulai dari keterbatasan akses perempuan terhadap teknologi informasi problematika, kemandirian secara ekonomi dan kerentanan perempuan.
“Meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam dunia digital bukan hal yang mudah, terbatasnya akses perempuan terhadap teknologi informasi problematika kemandirian secara ekonomi dan kerentanan perempuan merupakan masalah yang kompleks,” pungkasnya.
(ynt)