Berwisata Aman Saat Lebaran
loading...
A
A
A
Pada liburan Lebaran ini Banyuwangi tidak mematok jumlah wisatawan. Yanuarto mengatakan, ekonomi daerah bergerak saja sudah cukup. “Paling utama adalah keselamatan, sekarang bukan lagi ajang promosi dan cari wisatawan. Kalau wisatawan enjoy lalu pulang dengan aman dan selamat, itu sudah cukup,” katanya.
Karena itu dia berharap pengunjung memilih destinasi alam, termasuk berkunjung ke desa-desa dengan menginap di homestay. “Kami ingin mereka lihat desa, laut, sawah, gunung. Mengapa? Agar perputaran ekonomi tidak hanya di hotel saja. Bagaimana uang bisa jatuh ke masyarakat desa juga agar pariwisata bisa berdampak pada penghidupan ekonomi di tengah pandemi,” tandasnya.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga siap membuka destinasi wisata. Mengikuti instruksi pemerintah pusat, DIY akan menerapkan peraturan yang ketat yang dituangkan melalui instruksi gubernur. Menurut Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, hingga Jumat, (7/5) pihaknya belum mendapat laporan destinasi mana yang akan ditutup atau tidak menerima kunjungan wisatawan.
“Pada prinsipnya semua destinasi di DIY siap menerima kunjungan, namun kalau kemudian dalam perjalanan masa liburan ada daerah yang zona merah dan orange, kita akan patuh, tidak akan terima tamu di wilayah itu,” ujarnya saat dihubungi Jumat (7/5).
Singgih mengatakan, dari laporan pemerintah kabupaten/kota, ada beberapa wilayah DIY yang masuk zona merah namun itu hanya 5% dari total wilayah. Dia memastikan bahwa pengunjung yang diperbolehkan masuk ke destinasi adalah dari wilayah aglomerasi DIY saja meliputi, Bantul, Kulonprogo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta. Pembatasan wisatawan sebagai konsekuensi larangan mudik tersebut dinilai tidak begitu berpengaruh pada jumlah kunjungan.
Menurut Singgih, wistawan lokal DIY selama ini juga cukup mendominasi. Data pada aplikasi Visiting Jogja, kata dia, jika dibandingkan dengan 33 provinsi lain, maka 43% wisatawan di DIY berasal dalam DIY sendiri.
“Dari total 2,9 juta wisatawan yang kami data dari aplikasi Visiting Jogja, sejak Juli 2020 hingga hari ini, hampit setengah itu dari dalam DIY. Jadi program staycation kami berhasil,” tandasnya.
Dia menyebut selama pandemi pantai dan destinasi yang sifatnya outdoor paling diminati wisatawan. Hal yang sama diperkirakan terjadi pada libur Lebaran kali ini. Pantai di Gunung Kidul dan Parantritis di Bantul, serta hutan pinus Mangunan disebut destinasi outdoor yang selama ini jadi favorit wisatawan. “Ecotourism paling digemari. Ini juga bukti bahwa para wisatawan sudah bijak, smart traveler-nya sudah bagus jadi mereka memilih datang ke destinasi yang sehat,” tandasnya.
Lihat Juga: Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo: Ekowisata Harus Jadi Unique Selling Point Pariwisata Indonesia ke Dunia
Karena itu dia berharap pengunjung memilih destinasi alam, termasuk berkunjung ke desa-desa dengan menginap di homestay. “Kami ingin mereka lihat desa, laut, sawah, gunung. Mengapa? Agar perputaran ekonomi tidak hanya di hotel saja. Bagaimana uang bisa jatuh ke masyarakat desa juga agar pariwisata bisa berdampak pada penghidupan ekonomi di tengah pandemi,” tandasnya.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga siap membuka destinasi wisata. Mengikuti instruksi pemerintah pusat, DIY akan menerapkan peraturan yang ketat yang dituangkan melalui instruksi gubernur. Menurut Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, hingga Jumat, (7/5) pihaknya belum mendapat laporan destinasi mana yang akan ditutup atau tidak menerima kunjungan wisatawan.
“Pada prinsipnya semua destinasi di DIY siap menerima kunjungan, namun kalau kemudian dalam perjalanan masa liburan ada daerah yang zona merah dan orange, kita akan patuh, tidak akan terima tamu di wilayah itu,” ujarnya saat dihubungi Jumat (7/5).
Singgih mengatakan, dari laporan pemerintah kabupaten/kota, ada beberapa wilayah DIY yang masuk zona merah namun itu hanya 5% dari total wilayah. Dia memastikan bahwa pengunjung yang diperbolehkan masuk ke destinasi adalah dari wilayah aglomerasi DIY saja meliputi, Bantul, Kulonprogo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta. Pembatasan wisatawan sebagai konsekuensi larangan mudik tersebut dinilai tidak begitu berpengaruh pada jumlah kunjungan.
Menurut Singgih, wistawan lokal DIY selama ini juga cukup mendominasi. Data pada aplikasi Visiting Jogja, kata dia, jika dibandingkan dengan 33 provinsi lain, maka 43% wisatawan di DIY berasal dalam DIY sendiri.
“Dari total 2,9 juta wisatawan yang kami data dari aplikasi Visiting Jogja, sejak Juli 2020 hingga hari ini, hampit setengah itu dari dalam DIY. Jadi program staycation kami berhasil,” tandasnya.
Dia menyebut selama pandemi pantai dan destinasi yang sifatnya outdoor paling diminati wisatawan. Hal yang sama diperkirakan terjadi pada libur Lebaran kali ini. Pantai di Gunung Kidul dan Parantritis di Bantul, serta hutan pinus Mangunan disebut destinasi outdoor yang selama ini jadi favorit wisatawan. “Ecotourism paling digemari. Ini juga bukti bahwa para wisatawan sudah bijak, smart traveler-nya sudah bagus jadi mereka memilih datang ke destinasi yang sehat,” tandasnya.
Lihat Juga: Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo: Ekowisata Harus Jadi Unique Selling Point Pariwisata Indonesia ke Dunia
(ynt)