Kantong Jebol Saat Lebaran? Kenali Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lebaran menjadi momen yang sangat ditunggu oleh umat muslim. Namun, pada saat itu pulalah bisa membuat kondisi keuangan kita boros. Pasalnya, pengeluaran untuk segala kepentingan hari raya cenderung membengkak.
Perancang Keuangan Eko Endarto mengatakan, salah satu yang bisa membuat jebolnya kondisi keuangan adalah tergiur oleh maraknya tawaran diskon murah yang kemudian tidak sadar telah membelanjakan uang yang tidak sedikit.
"Ya kan ada momen diskon murah di online shop pengganti enggak mudik, jadi masyarakat sangat tergiur dengan beragam diskon. Apalagi kalau sudah belanja tidak sadar akan pengeluaran yang telah dihabiskan," kata Eko saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (14/5/2021).
Baca juga:Simak Baik-baik, Ini Kiat Investasi Emas untuk Jangka Panjang
Nah berikut penyebab lain kondisi keuangan jebol saat Lebaran:
1. Pemikiran Lebaran yang harus punya barang baru
Momen Lebaran identik dengan barang-barang baru seperti baju baru, sepatu baru, gadget baru hingga kendaraan baru. Mindset inilah yang harus dihilangkan dari pikiran kita. Bahwa untuk kembali ke fitri tidak perlu memakai segala sesuatu yang serba-baru.
"Karena lapar mata tidak bisa menyesuaikan dengan isi dompet yang mungkin sudah direncanakan untuk kebutuhan tertentu," katanya.
2. Pemberian uang 'THR'
Memberikan uang 'tunjangan hari raya' kepada sanak-saudara memang merupakan tradisi masyarakat Indonesia. Namun bagi mereka yang memiliki uang pas-pasan, bisa membuat kondisi keuangan tertekan.
"Pemberian uang THR atau angpau juga menjadi penyebab dompet tekuras. Jadi harus ada perhitungan budget yang disesuaikan saat membagikan uang THR," bebernya.
Baca juga:Perang dengan Hamas Memanas, 120 Personel Militer AS Hengkang dari Israel
3. Harga barang pokok naik saat Lebaran
Sudah menjadi hal lumrah jika menjelang Ramadhan dan Lebaran, harga barang-barang kebutuhan pokok naik. Penyebabnya adalah tingginya permintaan di waktu yang bersamaan, sementara ketersediaan barang terbatas. Dampaknya, harga barang atau produk tersebut melonjak naik.
"Karena harga barang dan produk tersebut sudah pasti membuat Anda mengeluarkan dana lebih untuk memenuhi kebutuhan tersebut," pungkasnya.
Perancang Keuangan Eko Endarto mengatakan, salah satu yang bisa membuat jebolnya kondisi keuangan adalah tergiur oleh maraknya tawaran diskon murah yang kemudian tidak sadar telah membelanjakan uang yang tidak sedikit.
"Ya kan ada momen diskon murah di online shop pengganti enggak mudik, jadi masyarakat sangat tergiur dengan beragam diskon. Apalagi kalau sudah belanja tidak sadar akan pengeluaran yang telah dihabiskan," kata Eko saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (14/5/2021).
Baca juga:Simak Baik-baik, Ini Kiat Investasi Emas untuk Jangka Panjang
Nah berikut penyebab lain kondisi keuangan jebol saat Lebaran:
1. Pemikiran Lebaran yang harus punya barang baru
Momen Lebaran identik dengan barang-barang baru seperti baju baru, sepatu baru, gadget baru hingga kendaraan baru. Mindset inilah yang harus dihilangkan dari pikiran kita. Bahwa untuk kembali ke fitri tidak perlu memakai segala sesuatu yang serba-baru.
"Karena lapar mata tidak bisa menyesuaikan dengan isi dompet yang mungkin sudah direncanakan untuk kebutuhan tertentu," katanya.
2. Pemberian uang 'THR'
Memberikan uang 'tunjangan hari raya' kepada sanak-saudara memang merupakan tradisi masyarakat Indonesia. Namun bagi mereka yang memiliki uang pas-pasan, bisa membuat kondisi keuangan tertekan.
"Pemberian uang THR atau angpau juga menjadi penyebab dompet tekuras. Jadi harus ada perhitungan budget yang disesuaikan saat membagikan uang THR," bebernya.
Baca juga:Perang dengan Hamas Memanas, 120 Personel Militer AS Hengkang dari Israel
3. Harga barang pokok naik saat Lebaran
Sudah menjadi hal lumrah jika menjelang Ramadhan dan Lebaran, harga barang-barang kebutuhan pokok naik. Penyebabnya adalah tingginya permintaan di waktu yang bersamaan, sementara ketersediaan barang terbatas. Dampaknya, harga barang atau produk tersebut melonjak naik.
"Karena harga barang dan produk tersebut sudah pasti membuat Anda mengeluarkan dana lebih untuk memenuhi kebutuhan tersebut," pungkasnya.
(uka)