Utang Segunung, Group Bakrie Disarankan Jual Aset
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Ekonomi Aviliani menyarankan agar Bakrie Group melakukan penjualan aset sebagai upaya memenuhi kewajiban utangnya. Dengan demikian, Bakrie Group bisa lebih fokus ke inti bisnisnya. "ISelain itu, pakai cara restrukturisasi juga bisa. Semua peluang bisa mereka lihat," ungkap dia saat dihubungi baru-baru ini.
Terkait utang, Grup Bakrie memiliki rekam jejak panjang, misalnya akibat utang yang terus menumpuk PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) bisa menjual satu per satu aset bisnisnya. Upaya tersebut dapat dilakukan demi menutupi utang jangka pendek. Paling anyar, salah satu anak usaha yakni PT Bakrie Darma Indonesia (BDI) sejak 31 Desember 2019 memiliki utang sebesar Rp 100 miliar ke PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), yang tak lain pengelola gerai KFC. BDI baru membayar Rp25 miliar. Sisanya belum dilunasi.
Oleh sebab itu, kata Aviliani, perusahaan keluarga Bakrie harus memulai konsolidasinya. Dia menilai, agar kejadian 1998 tak terulang, di mana perusahaan banyak yang ekspansi ke mana-mana. "Nah, saat ini mereka (Bakrie) harus kembali core business-nya supaya kepercayaan investor meningkat lagi," papar dia.
Sisa saham yang dimiliki Grup Bakrie terutama di sektor properti, kata Aviliani, bakal kembali diminati investor karena melihat adanya keyakinan bullish (naik) suatu saat nanti. "Investor kan juga menghitung, apalagi aset properti pasti akan menarik lagi ke depan," kata dia.
Terpisah, analis Lucky Bayu beranggapan ahwa perusahaan Bakrie Group harus segera melakukan restrukturisasi internal terlebih dahulu untuk melakukan optimalisasi asset yang di nilai masih memiliki peluang produktifitas. "Melakukan merger, (penggabungan usaha dengan pihak/partner strategis, agar memungkingkan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan di masa yang akan datang," jelas dia.
Kemudian, kata dia, perusahaan Bakrie Group juga harus merencanakan aksi korporasi agar mendorong minat dan apresiasi investor terhadap harga saham perusahaan dan nilai perusahaan. "Melakukan restrukturisasi eksternal sebagai upaya untuk mempertahankan reputasi perusahaan dan group, untuk memberikan maksud sebagai perusahaan berkelanjutan / sustainable company," jelas dia.
Selanjutnya, bila memungkinkan perushaan Bakrie Group menjual saham kepada investor atau pihak yang dianggap strategis. "Melakukan penjajakan pengelolaan hutang dengan mata uang asing atau misal USD, EUR dll, agar memiliki pengelolaan treasury yang optimal, serta dapat memperolah selisih kurs valas," ungkap dia.
Terkait utang, Grup Bakrie memiliki rekam jejak panjang, misalnya akibat utang yang terus menumpuk PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) bisa menjual satu per satu aset bisnisnya. Upaya tersebut dapat dilakukan demi menutupi utang jangka pendek. Paling anyar, salah satu anak usaha yakni PT Bakrie Darma Indonesia (BDI) sejak 31 Desember 2019 memiliki utang sebesar Rp 100 miliar ke PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), yang tak lain pengelola gerai KFC. BDI baru membayar Rp25 miliar. Sisanya belum dilunasi.
Oleh sebab itu, kata Aviliani, perusahaan keluarga Bakrie harus memulai konsolidasinya. Dia menilai, agar kejadian 1998 tak terulang, di mana perusahaan banyak yang ekspansi ke mana-mana. "Nah, saat ini mereka (Bakrie) harus kembali core business-nya supaya kepercayaan investor meningkat lagi," papar dia.
Sisa saham yang dimiliki Grup Bakrie terutama di sektor properti, kata Aviliani, bakal kembali diminati investor karena melihat adanya keyakinan bullish (naik) suatu saat nanti. "Investor kan juga menghitung, apalagi aset properti pasti akan menarik lagi ke depan," kata dia.
Terpisah, analis Lucky Bayu beranggapan ahwa perusahaan Bakrie Group harus segera melakukan restrukturisasi internal terlebih dahulu untuk melakukan optimalisasi asset yang di nilai masih memiliki peluang produktifitas. "Melakukan merger, (penggabungan usaha dengan pihak/partner strategis, agar memungkingkan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan di masa yang akan datang," jelas dia.
Kemudian, kata dia, perusahaan Bakrie Group juga harus merencanakan aksi korporasi agar mendorong minat dan apresiasi investor terhadap harga saham perusahaan dan nilai perusahaan. "Melakukan restrukturisasi eksternal sebagai upaya untuk mempertahankan reputasi perusahaan dan group, untuk memberikan maksud sebagai perusahaan berkelanjutan / sustainable company," jelas dia.
Selanjutnya, bila memungkinkan perushaan Bakrie Group menjual saham kepada investor atau pihak yang dianggap strategis. "Melakukan penjajakan pengelolaan hutang dengan mata uang asing atau misal USD, EUR dll, agar memiliki pengelolaan treasury yang optimal, serta dapat memperolah selisih kurs valas," ungkap dia.
(nng)