Sejarah ATM Link, Gabungan ATM Bank BUMN yang Tak Lagi Gratis

Sabtu, 22 Mei 2021 - 10:12 WIB
loading...
Sejarah ATM Link, Gabungan ATM Bank BUMN yang Tak Lagi Gratis
ATM Link adalah semua ATM milik empat Bank Negara yang tergabung ke dalam Himpunan Bank Negara (Himbara). Di awal pembentukannya, gabungan ini dibuat untuk memberikan efisiensi bagi perusahaan dan juga nasabah. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - ATM Link adalah semua ATM milik empat Bank Negara yang tergabung ke dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN. Di awal pembentukannya, gabungan ini dibuat untuk memberikan efisiensi bagi perusahaan dan juga nasabah.

Namun kini mulai 1 Juni 2021, transaksi di ATM Link akan dikenakan biaya mulai dari cek saldo serta tarik tunai yang tidak lagi cuma-cuma. Padahal sebelumnya, penggunaan ATM yang telah berlogo ATM Link itu gratis untuk semua pengguna kartu debit semua bank milik BUMN.



Saat ini sudah terdapat 53 ribu ATM Link yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dulunya ATM Link menawarkan banyak keuntungan bagi nasabah Bank Himbara (Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN), yang melakukan transaksi melalui ATM Link yaitu:

Gratis biaya Cash Withdrawal / Penarikan Tunai di seluruh jaringan ATM Link. Gratis biaya Balance Inquiry / Cek Saldo di seluruh jaringan ATM Link. Namun semua manfaat itu, pada awal bulan depan tidak lagi bisa dinikmati nasabah bank BUMN.

Pasalnya mulai awal bulan depan, transaksi cek saldo di mesin ATM tersebut akan dikenakan tarif Rp 2.500 dari semula Rp 0 alias gratis. Sementara itu, untuk transaksi penarikan tunai akan dikenakan biaya sebesar Rp 5.000.

Sebagai informasi ATM Link dikenalkan pada Desember 2015 di Blok B Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat, oleh Menteri BUMN saat itu, Rini Soemarno. Selanjutnya di tahun 2016, jaringan ATM Link mulai meluas ke seluruh Indonesia.

Pada awal pembentukannya, gabungan ATM ini untuk memberikan efisiensi. Dimana Pengelolaan ATM secara bersama pada satu perusahaan switching oleh BUMN perbankan bakal membuat penghematan biaya operasional bagi pihak perbankan dan penghematan biaya transaksi bagi masyarakat pengguna ATM.

Hitung-hitungan saat itu efisiensi dapat terlihat dari misalnya penyediaan ATM. Apabila satu bank Himbara sebelumnya membeli mesin ATM seharga Rp 100 juta, maka bila bersinergi biaya untuk membeli ATM akan dibagi empat untuk keempat bank Himbara, yaitu BRI, Bank Mandiri, BNI dan BTN.

Katakanlah beli sendiri Rp 100 juta. Dengan sinergi dibagi empat, masing-masing Rp 25 juta, itu kan penghematan. Jadi bisa menghemat tiga per empat dari Rp 100 juta, yakni bisa hemat Rp75 juta.



Untuk itu, bank-bank Himbara memutuskan untuk mengadakan kerja sama dengan PT Telkom sebagai penyedia teknologi untuk membentuk perusahaan prinsipal pembayaran nasional dalam pembentukan ekosistem dari National Payment Gateway.

Sinergi ini dapat meningkatkan efisiensi, terutama dari sisi investasi dan operasional, sehingga dapat membantu bank-bak BUMN dalam mengembangkan bisnisnya.

Bahkan tak cuma gratis untuk cek saldo dan tarik tunai untuk sesama bank BUMN, pada awal kehadiran ATM Link, Kementerian BUMN berencana merealisasikan transfer antar-bank bisa dilakukan tanpa biaya setelah ATM milik bank BUMN terhubung dalam ATM Link.

Kementerian BUMN saat itu meminta biaya transaksi antar-bank BUMN melalui ATM Link bisa menjadi Rp 0 seiring dengan sinergi di antara bank-bank pelat merah.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2511 seconds (0.1#10.140)