Kinclong, Kinerja Produksi dan Penjualan Pupuk Indonesia Capai Rekor di 2020

Selasa, 01 Juni 2021 - 16:11 WIB
loading...
Kinclong, Kinerja Produksi dan Penjualan Pupuk Indonesia Capai Rekor di 2020
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Tahun 2020 menjadi tahun yang suram bagi banyak sektor usaha seiring datangnya pandemi Covid-19 di awal tahun. Meski begitu, tak sedikit juga perusahaan yang tetap dapat menjaga kinerjanya di tengah amukan badai corona.

Salah satunya PT Pupuk Indonesia (Persero) yang mencatatkan kinerja menggembirakan, bahkan berhasil memecahkan rekor produksi pupuk tertinggi dan rekor volume penjualan untuk produk pupuk dan non pupuk. Hal itu terungkap dalam laporan keuangan konsolidasi perseroan tahun 2020.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengungkapkan, total pupuk yang diproduksi Pupuk Indonesia tahun 2020 mencapai 12,26 juta ton atau 117% dari target pemegang saham. Sedangkan untuk produk non pupuk seperti amoniak, asam sulfat, asam fosfat dan produk lainnya mencapai 7,12 juta ton.

“Sehingga, total volume produksi tahun 2020, baik untuk pupuk maupun produk non pupuk, mencapai 19,38 juta ton atau 118% dari RKAP," ujar Bakir, Selasa (1/6/2021).



Menurut dia, faktor yang mendorong peningkatan produksi adalah telah optimalnya operasional pabrik-pabrik baru, yaitu Amurea II di Gresik dan Pusri 2B di Palembang.

“Semua ini tidak mungkin terwujud tanpa kinerja direksi dan karyawan di anak-anak perusahaan yang mampu menjaga kehandalan pabrik sehingga dapat beroperasi optimal selama 2020," ucapnya.

Selaras dengan kinerja bidang produksi, kinerja penjualan juga tak kalah kinclong. Tercatat total volume penjualan pada 2020, baik untuk produk pupuk maupun non pupuk, mencapai 14,37 juta ton.

Jika dirinci, penjualan tersebut terdiri dari penjualan pupuk ke sektor PSO sebanyak 8,43 juta ton, penjualan ke sektor non PSO sebesar 4,94 juta ton, dan penjualan produk non pupuk sebesar 970 997 ribu ton.

“Perusahaan melakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan efisiensi sehingga produk kita dapat bersaing dan memiliki penetrasi yang baik di pasar internasional maupun ke sektor perkebunan dan industri di dalam negeri," bebernya.

Kendati demikian, Bakir menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan pupuk untuk sektor pangan atau PSO tetap diprioritaskan. “Sesuai amanah yang diberikan kepada kami, kami tetap fokus pada pasokan pupuk untuk kebutuhan sektor pangan di dalam negeri," tandasnya.

Dia menambahkan, kinerja keuangan perusahaan juga tetap terjaga meskipun banyak industri yang terpengaruh wabah Covid-19. Sepanjang tahun 2020, Pupuk Indonesia meraup pendapatan Rp71,87 triliun.

“Komposisi pendapatan tersebut terdiri dari penjualan produk pupuk dan non pupuk, penggantian biaya subsidi dari pemerintah, serta pendapatan dari bidang jasa," urainya.

Adapun laba perseroan pada tahun yang sama sebesar Rp2,32 triliun. Meskipun angka tersebut masih di bawah target pemegang saham, Bakir menyebut capaian tersebut masih cukup positif bila mengingat berbagai tantangan yang terjadi pada tahun 2020. Salah satunya adalah jatuhnya rata-rata harga komoditi urea dan amoniak di pasar internasional.

“Walaupun secara volume penjualan kita ke sektor komersil meningkat, namun karena harga komoditi turun hingga rata-rata USD20 dibandingkan tahun 2019, jadi cukup mempengaruhi perolehan laba,” jelas dia seraya menambahkan bahwa aset perusahaan pada 2020 senilai Rp122,49 triliun.



Sementara itu memasuki tahun 2021, pihaknya telah menetapkan lima inisiatif strategis dalam rangka transformasi bisnis perusahaan. Lima pilar tersebut adalah menjadi perusahaan yang lebih customer centric, mendorong riset, pengembangan dan inovasi, meningkatkan kehandalan dan efisiensi operasi dan rantai pasok, mengamankan dan mengoptimalkan pasokan bahan baku serta sustainability dan circular economy.

“Sebagai bagian dari transformasi bisnis perusahaan, kita akan meningkatkan pasar produk retail, meningkatkan kapasitas produksi, serta memperkuat digitalisasi di berbagai bidang," tuturnya.

Ditambahkan, perusahaan juga telah mencanangkan beberapa proyek strategis guna meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi produk. “Kami merencanakan membangun pabrik baru, Pusri 3B di Palembang, dan mengembangkan industri pupuk dan petrokimia di Kawasan Bintuni, Papua Barat," pungkasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2166 seconds (0.1#10.140)