Tahun Depan Lifting Migas Dipatok Naik hingga 1,82 Juta BOEPD
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengusulkan lifting minyak dan gas bumi (migas) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2022 berkisar antara 1.717.000 hingga 1.829.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Secara rinci, target lifting migas terdiri dari lifting minyak 686.000 hingga 726.000 barel per hari dan lifting gas bumi 1.031.000 hingga 1.103.000 BOEPD.
Angka ini lebih tinggi dibanding lifting migas tahun 2021 yang dalam APBN ditetapkan sebesar 1.712.000 BOEPD. Hingga 20 Mei 2021, realisasi lifting migas mencapai 1.592.000 BOEPD dan outlook 2021 sebesar 1.669.000 BOEPD.
"Usulan APBN tahun 2022 untuk lifting migas, dengan mempertimbangkan situasi harga minyak saat ini, sebesar antara kisaran 1.717 sampai dengan 1.829 ribu barel setara minyak per hari. Pemerintah terus mendorong agar KKKS terus meningkatkan produksi migasnya," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (2/6/2021).
Baca juga:Berkarir 29 Tahun di Zurich Indonesia, Wirahadi Suryana Direkrut jadi Dirut MNC Insurancea
Arifin memaparkan, realisasi lifting minyak hingga 20 Mei 2021 tersebut, terutama berasal dari 15 KKKS, di antaranya Mobil Cepu Ltd, PT Chevron Pacifin Indonesia, PT Pertamina EP, PHM, Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd, dan PT Pertamina Hulu Energi OSES.
Sedangkan 15 KKKS utama produksi gas di antaranya juga dalah BP Berau Ltd, ConocoPhillips (Gresik) Ltd, PT Pertamina EP, PHM, ENI Muara Bakau B.V, JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Ltd, Premier Oil Indonesia, dan Petrochina International Jabung Ltd.
Untuk cost recovery, Arifin mengatakan pemerintah mengusulkan USD8,65 miliar pada RAPBN 2022, sedikit di atas ketetapan APBN 2021 sebesar USD8,07 miliar. Realisasi cost recovery tahun anggaran 2021 hingga 20 Mei 2021 adalah USD2,28 miliar. Diproyeksikan, angka cost recovery akan meningkat hingga USD8,52 miliar di akhir tahun ini.
Baca juga:Mobil Hyper Cetak 3 Dimensi ini Dijual Rp28,2 Miliar, Ini Keistimewaannya
Secara rinci, usulan Asumsi Makro Sektor ESDM Tahun 2022 sebagai berikut:
1. ICP: USD55-65 per barel.
2. Lifting migas: 1.717.000-1.829.000 BOEPD.
3. Lifting minyak: 686.000-726.000 barel per hari.
4. Lifting gas: 1.031.000-1.103.000 BOEPD.
5. Cost Recovery: USD8,65 miliar.
6. Volume BBM bersubsidi: 14,80-15,58 juta kilo liter.
7. Volume Minyak Tanah: 0,46-0,48 juta kilo liter.
8. Volume Minyak Solar: 14,34-15,10 juta kilo liter.
9. Volume LPG 3 Kg: 7,40-7,50 juta metrik ton (MT)
10. Subsidi tetap Minyak Solar (gasoil 48): Rp500 per liter.
11. Subsidi Listrik: Rp39,50-61,83 triliun.
Angka ini lebih tinggi dibanding lifting migas tahun 2021 yang dalam APBN ditetapkan sebesar 1.712.000 BOEPD. Hingga 20 Mei 2021, realisasi lifting migas mencapai 1.592.000 BOEPD dan outlook 2021 sebesar 1.669.000 BOEPD.
"Usulan APBN tahun 2022 untuk lifting migas, dengan mempertimbangkan situasi harga minyak saat ini, sebesar antara kisaran 1.717 sampai dengan 1.829 ribu barel setara minyak per hari. Pemerintah terus mendorong agar KKKS terus meningkatkan produksi migasnya," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (2/6/2021).
Baca juga:Berkarir 29 Tahun di Zurich Indonesia, Wirahadi Suryana Direkrut jadi Dirut MNC Insurancea
Arifin memaparkan, realisasi lifting minyak hingga 20 Mei 2021 tersebut, terutama berasal dari 15 KKKS, di antaranya Mobil Cepu Ltd, PT Chevron Pacifin Indonesia, PT Pertamina EP, PHM, Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd, dan PT Pertamina Hulu Energi OSES.
Sedangkan 15 KKKS utama produksi gas di antaranya juga dalah BP Berau Ltd, ConocoPhillips (Gresik) Ltd, PT Pertamina EP, PHM, ENI Muara Bakau B.V, JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Ltd, Premier Oil Indonesia, dan Petrochina International Jabung Ltd.
Untuk cost recovery, Arifin mengatakan pemerintah mengusulkan USD8,65 miliar pada RAPBN 2022, sedikit di atas ketetapan APBN 2021 sebesar USD8,07 miliar. Realisasi cost recovery tahun anggaran 2021 hingga 20 Mei 2021 adalah USD2,28 miliar. Diproyeksikan, angka cost recovery akan meningkat hingga USD8,52 miliar di akhir tahun ini.
Baca juga:Mobil Hyper Cetak 3 Dimensi ini Dijual Rp28,2 Miliar, Ini Keistimewaannya
Secara rinci, usulan Asumsi Makro Sektor ESDM Tahun 2022 sebagai berikut:
1. ICP: USD55-65 per barel.
2. Lifting migas: 1.717.000-1.829.000 BOEPD.
3. Lifting minyak: 686.000-726.000 barel per hari.
4. Lifting gas: 1.031.000-1.103.000 BOEPD.
5. Cost Recovery: USD8,65 miliar.
6. Volume BBM bersubsidi: 14,80-15,58 juta kilo liter.
7. Volume Minyak Tanah: 0,46-0,48 juta kilo liter.
8. Volume Minyak Solar: 14,34-15,10 juta kilo liter.
9. Volume LPG 3 Kg: 7,40-7,50 juta metrik ton (MT)
10. Subsidi tetap Minyak Solar (gasoil 48): Rp500 per liter.
11. Subsidi Listrik: Rp39,50-61,83 triliun.
(uka)