Dari Jakarta ke Teluk Bintuni Papua, Begini Perjalanan Vaksinasi Gotong Royong di Timur Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk melalui cucu usahanya, PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) , terus mendukung program Vaksinasi Gotong Royong di seluruh penjuru Indonesia. Tak hanya di kota-kota besar saja, KFD membuktikan mampu mengatasi tantangan dalam pendistribusian dan penyuntikan vaksin di remote area di Timur Indonesia.
Tim tenaga kesehatan KFD sejak Minggu (13/6) melakukan Vaksinasi Gotong Royong di Kilang Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat. KFD, akan melayani vaksinasi untuk sekitar 14.800 pekerja Tangguh LNG secara bertahap di lokasi tersebut.
Tak seperti distribusi vaksin dan kegiatan vaksinasi di kota-kota besar, kegiatan Vaksinasi Gotong Royong di wilayah timur Indonesia itu harus melalui tantangan tak biasa. Mobilisasi vaksin dan tenaga kesehatan serta Bahan Medis Habis Pakai harus menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari udara, darat, hingga laut untuk sampai ke lokasi.
"Alhamdulillah, kami bisa melewati seluruh tantangan itu. Kualitas vaksin tetap terjaga dengan baik dan kegiatan vaksinasi di proyek strategis nasional di Papua Barat itu bisa dilaksanakan dengan lancar," ungkap Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo dalam keterangannya, usai meninjau langsung kegiatan vaksinasi pekerja di Kilang Tangguh LNG, Teluk Bintuni, Papua Barat, Senin (21/6/2021).
KFD secara bertahap mendatangkan vaksin Sinopharm untuk kebutuhan total vaksinasi 14.800 pekerja Kilang Tangguh LNG. "Setelah mendukung herd immunity di sektor manufaktur, perbankan, media dan lainnya, kini KFD mendukung kekebalan komunal di sektor migas yang berada di timur Indonesia. Kesehatan dan imunitas pekerja Kilang Tangguh LNG perlu dijaga melalui vaksinasi sehingga dapat menyelesaikan proyek strategis ini sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah," ujar Plt. Direktur Utama KFD Agus Chandra.
Sekadar informasi, Kilang Tangguh LNG yang diperasikan bp Indonesia terdiri atas dua unit dengan kapasitas 7,6 juta ton per tahun (Mtpa) dari Train 1 dan 2. Saat ini tengah berlansung pembangunan Train 3 dengan kapasitas 3,8 Mtpa sehingga total kapasitas Kilang Tangguh LNG akan bertambah menjadi 11,4 Mtpa.
Vice President bp Indonesia, bp Asia Pacific, Hardi Hanafiah mengapresiasi Kimia Farma yang mampu merencanakan, mendistribusi vaksin hingga melaksanakan vaksinasi bagi pekerja di Kilang Tangguh LNG dengan lancar.
Proses Vaksinasi Gotong Royong di Kilang Tangguh LNG memang tak sederhana. Perjalanan vaksin dimulau dari National Distribution Centre (NDC) Kimia Farma di wilayah Pulogadung, Jakarta Timur, sekitar pukul 22.00 WIB pada Jumat (11/6) malam. Sebanyak 41 boks khusus (isolation box) berukuran 50 cm x 70 cm berwarna putih mulai dikeluarkan dari NDC Kimia Farma untuk dibawa ke Bandara International Soekarno Hatta.
Untuk diketahui, isolation box harus dijaga tetap dalam suhu tertentu, 2°-8° Celcius, sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Kesehatan, guna menjaga keamanan dan kualitas vaksin.
Setelah sampai di bandara, 41 isolation box itu dikemas ke dalam bagasi untuk diterbangkan menuju Bandara Pattimura, Ambon. Tiba di Bandara Ambon sekitar pukul 07.10 WIT. Para tenaga keehatan (vaksinator) transit, kemudian pukul 09.30 WIT terbang lagi dengan pesawat ATR menuju Bandara Babo di Teluk Bintuni, Papua Barat. Tiba di Bandara Babo pukul 11.00 WIT dan menggunakan mobil menuju Dermaga Babo sekitar 10 menit.
Selanjutnya, Tim Kimia Farma dan 41 boks vaksin Sinopharm yang suhunya terus dijaga 2°-8° Celcius itu diangkut menggunakan speed boat menuju Combo Dock, selama 30 menit. Setelah berjibaku dengan ombak yang cukup tinggi, kru tenaga kesehatan dan vaksin pun akhirnya tiba di lokasi penghasil gas terbesar di Indonesia tersebut, setelah menempuh perjalanan sekitar 15 jam.
Agus Chandra menjelaskan, pengadaan dan pendistribusian vaksin untuk wilayah Jabodetabek tidak menemukan kendala. Tetapi, imbuh dia, untuk wilayah timur Indonesia proses distribusi vaksin cukup menantang, karena harus tetap dipastikan vaksin itu terjaga kualitasnya dengan suhu tertentu. Namun, tegasnya, KFD optimistis tim yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia akan sanggup melewati berbagai tantangan yang ada.
"Vaksinasi on site, kami mendatangi lokasi perusahaan dan mendatangkan tim vaksinator dan pendukung logistik serta proses vaksinasinya. Dari beberapa kali pelaksanaan, rekor sampai 5.000 orang di beberapa titik per hari untuk beberapa perusahaan. Jumlah itu akan kami tingkatkan tergantung ketersediaan tempat. Intinya kami sangat mendukung Vaksinasi Gotong Royong agar lebih cepat dilaksanakan, tertib, dan transparan sehingga warga Indonesia mendapatkan vaksin," tandasnya.
Tim tenaga kesehatan KFD sejak Minggu (13/6) melakukan Vaksinasi Gotong Royong di Kilang Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat. KFD, akan melayani vaksinasi untuk sekitar 14.800 pekerja Tangguh LNG secara bertahap di lokasi tersebut.
Tak seperti distribusi vaksin dan kegiatan vaksinasi di kota-kota besar, kegiatan Vaksinasi Gotong Royong di wilayah timur Indonesia itu harus melalui tantangan tak biasa. Mobilisasi vaksin dan tenaga kesehatan serta Bahan Medis Habis Pakai harus menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari udara, darat, hingga laut untuk sampai ke lokasi.
"Alhamdulillah, kami bisa melewati seluruh tantangan itu. Kualitas vaksin tetap terjaga dengan baik dan kegiatan vaksinasi di proyek strategis nasional di Papua Barat itu bisa dilaksanakan dengan lancar," ungkap Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo dalam keterangannya, usai meninjau langsung kegiatan vaksinasi pekerja di Kilang Tangguh LNG, Teluk Bintuni, Papua Barat, Senin (21/6/2021).
KFD secara bertahap mendatangkan vaksin Sinopharm untuk kebutuhan total vaksinasi 14.800 pekerja Kilang Tangguh LNG. "Setelah mendukung herd immunity di sektor manufaktur, perbankan, media dan lainnya, kini KFD mendukung kekebalan komunal di sektor migas yang berada di timur Indonesia. Kesehatan dan imunitas pekerja Kilang Tangguh LNG perlu dijaga melalui vaksinasi sehingga dapat menyelesaikan proyek strategis ini sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah," ujar Plt. Direktur Utama KFD Agus Chandra.
Sekadar informasi, Kilang Tangguh LNG yang diperasikan bp Indonesia terdiri atas dua unit dengan kapasitas 7,6 juta ton per tahun (Mtpa) dari Train 1 dan 2. Saat ini tengah berlansung pembangunan Train 3 dengan kapasitas 3,8 Mtpa sehingga total kapasitas Kilang Tangguh LNG akan bertambah menjadi 11,4 Mtpa.
Vice President bp Indonesia, bp Asia Pacific, Hardi Hanafiah mengapresiasi Kimia Farma yang mampu merencanakan, mendistribusi vaksin hingga melaksanakan vaksinasi bagi pekerja di Kilang Tangguh LNG dengan lancar.
Proses Vaksinasi Gotong Royong di Kilang Tangguh LNG memang tak sederhana. Perjalanan vaksin dimulau dari National Distribution Centre (NDC) Kimia Farma di wilayah Pulogadung, Jakarta Timur, sekitar pukul 22.00 WIB pada Jumat (11/6) malam. Sebanyak 41 boks khusus (isolation box) berukuran 50 cm x 70 cm berwarna putih mulai dikeluarkan dari NDC Kimia Farma untuk dibawa ke Bandara International Soekarno Hatta.
Untuk diketahui, isolation box harus dijaga tetap dalam suhu tertentu, 2°-8° Celcius, sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Kesehatan, guna menjaga keamanan dan kualitas vaksin.
Setelah sampai di bandara, 41 isolation box itu dikemas ke dalam bagasi untuk diterbangkan menuju Bandara Pattimura, Ambon. Tiba di Bandara Ambon sekitar pukul 07.10 WIT. Para tenaga keehatan (vaksinator) transit, kemudian pukul 09.30 WIT terbang lagi dengan pesawat ATR menuju Bandara Babo di Teluk Bintuni, Papua Barat. Tiba di Bandara Babo pukul 11.00 WIT dan menggunakan mobil menuju Dermaga Babo sekitar 10 menit.
Selanjutnya, Tim Kimia Farma dan 41 boks vaksin Sinopharm yang suhunya terus dijaga 2°-8° Celcius itu diangkut menggunakan speed boat menuju Combo Dock, selama 30 menit. Setelah berjibaku dengan ombak yang cukup tinggi, kru tenaga kesehatan dan vaksin pun akhirnya tiba di lokasi penghasil gas terbesar di Indonesia tersebut, setelah menempuh perjalanan sekitar 15 jam.
Agus Chandra menjelaskan, pengadaan dan pendistribusian vaksin untuk wilayah Jabodetabek tidak menemukan kendala. Tetapi, imbuh dia, untuk wilayah timur Indonesia proses distribusi vaksin cukup menantang, karena harus tetap dipastikan vaksin itu terjaga kualitasnya dengan suhu tertentu. Namun, tegasnya, KFD optimistis tim yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia akan sanggup melewati berbagai tantangan yang ada.
"Vaksinasi on site, kami mendatangi lokasi perusahaan dan mendatangkan tim vaksinator dan pendukung logistik serta proses vaksinasinya. Dari beberapa kali pelaksanaan, rekor sampai 5.000 orang di beberapa titik per hari untuk beberapa perusahaan. Jumlah itu akan kami tingkatkan tergantung ketersediaan tempat. Intinya kami sangat mendukung Vaksinasi Gotong Royong agar lebih cepat dilaksanakan, tertib, dan transparan sehingga warga Indonesia mendapatkan vaksin," tandasnya.
(fai)