Ferron Par Pharmaceuticals Bangun PLTS Terbesar di Cikarang
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Ferron Par Pharmaceuticals bekerjasama dengan PT Cikarang Listrindo Tbk mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan melalui pembangunan Pembangkit listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar yang ada di Cikarang.
Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals, Krestijanto Pandji mengatakan sebagai perusahaan farmasi berskala internasional, perseroan bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan, dengan memiliki inisiatif dalam mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan serta mewujudkan green manufacturing.
“Hal ini juga sesuai dengan roadmap pemerintah yang mencanangkan target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23% pada tahun 2025, dan mendorong pemanfaatan energi surya sebagai pembangkit listrik untuk meningkatkan ketahanan energi nasional,” kata Krestijanto dalam peresmian PLTS PT Ferron Par Pharmaceuticals secara virtual di Jakarta, Sabtu (26/6/2021).
Untuk menjalankan industri manufakturing yang efektif, efisien, dan berkesinambungan, Ferron Par Pharmaceuticals mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan melalui pembangunan Pembangkit listrik Tenaga Surya di tahun 2021.
“Bekerjasama dengan PT Cikarang Listrindo Tbk, kami melakukan pemasangan panel surya yang berlokasi di atap pabrik seluas 3.000 meter persegi dengan kapasitas sebesar 239 kiloWatt peak,” papar Krestijanto.
Menurutnya, kapasitas ini adalah kapasitas PTLS terbesar yang ada Cikarang, Jawa Barat dan akan berkontribusi menurunkan emisi karbon sebesar 273 ton per tahun. Krestijanto juga memaparkan, PTLS PT Ferron Par Pharmaceuticals yang dibangun di atas atap pabrik seluas 3.000 m2 ini, mengoptimalkan pemanfaatan potensi energi surya di Indonesia yang besar, yakni sekitar 4,8 kWh/m2.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian RI Muhammad Khayam mengatakan dalam RPJMN 2020-2024, pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim telah menjadi agenda prioritas nasional dalam kegiatan pembangunan di Indonesia. Pemerintah telah menyampaikan komitmennya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29%. Dia juga menuturkan bahwa PLTS PT Ferron Par Pharmaceuticals turut berkontribusi dalam mencapai target pengurangan emisi tersebut.
“Akan berkontribusi menurunkan emisi karbon sebesar 273 ton per tahun, saat ini kita memasuki era industri 4.0 yang merupakan era transformasi digital yang akan menciptakan nilai tambah baru pada industri farmasi,” imbuhnya.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Ayodhia G L Kalake, menyatakan bahwa ketergantungan terhadap energi fosil harus menjadi perhatian. Ayodhia juga menegaskan bahwa pemerintah nantinya akan mendorong penggunaan energi tenaga surya.
“Sudah saatnya kita beralih ke energi baru terbarukan agar tidak tergantung pada energi fosil yang jumlahnya sangat terbatas dan akan habis,” ujar Ayodhia.
Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals, Krestijanto Pandji mengatakan sebagai perusahaan farmasi berskala internasional, perseroan bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan, dengan memiliki inisiatif dalam mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan serta mewujudkan green manufacturing.
“Hal ini juga sesuai dengan roadmap pemerintah yang mencanangkan target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23% pada tahun 2025, dan mendorong pemanfaatan energi surya sebagai pembangkit listrik untuk meningkatkan ketahanan energi nasional,” kata Krestijanto dalam peresmian PLTS PT Ferron Par Pharmaceuticals secara virtual di Jakarta, Sabtu (26/6/2021).
Untuk menjalankan industri manufakturing yang efektif, efisien, dan berkesinambungan, Ferron Par Pharmaceuticals mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan melalui pembangunan Pembangkit listrik Tenaga Surya di tahun 2021.
“Bekerjasama dengan PT Cikarang Listrindo Tbk, kami melakukan pemasangan panel surya yang berlokasi di atap pabrik seluas 3.000 meter persegi dengan kapasitas sebesar 239 kiloWatt peak,” papar Krestijanto.
Menurutnya, kapasitas ini adalah kapasitas PTLS terbesar yang ada Cikarang, Jawa Barat dan akan berkontribusi menurunkan emisi karbon sebesar 273 ton per tahun. Krestijanto juga memaparkan, PTLS PT Ferron Par Pharmaceuticals yang dibangun di atas atap pabrik seluas 3.000 m2 ini, mengoptimalkan pemanfaatan potensi energi surya di Indonesia yang besar, yakni sekitar 4,8 kWh/m2.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian RI Muhammad Khayam mengatakan dalam RPJMN 2020-2024, pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim telah menjadi agenda prioritas nasional dalam kegiatan pembangunan di Indonesia. Pemerintah telah menyampaikan komitmennya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29%. Dia juga menuturkan bahwa PLTS PT Ferron Par Pharmaceuticals turut berkontribusi dalam mencapai target pengurangan emisi tersebut.
“Akan berkontribusi menurunkan emisi karbon sebesar 273 ton per tahun, saat ini kita memasuki era industri 4.0 yang merupakan era transformasi digital yang akan menciptakan nilai tambah baru pada industri farmasi,” imbuhnya.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Ayodhia G L Kalake, menyatakan bahwa ketergantungan terhadap energi fosil harus menjadi perhatian. Ayodhia juga menegaskan bahwa pemerintah nantinya akan mendorong penggunaan energi tenaga surya.
“Sudah saatnya kita beralih ke energi baru terbarukan agar tidak tergantung pada energi fosil yang jumlahnya sangat terbatas dan akan habis,” ujar Ayodhia.