Mendesak, Penyaluran Bansos Rp600 Ribu Door To Door ke Rumah Para KPM
loading...
A
A
A
Direktur Bisnis Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia Charles Sitorus mengatakan, penyaluran BST tahun ini memang difokuskan pada penyalurannya untuk diantarkan langsung ke rumah para KPM. Terutama bagi KPM yang sakit dan lansia.
"Tahun ini sangat dibatasi, karena tidak boleh menimbulkan banyak kerumunan. Kami juga perkuat koordinasi dengan aparat setempat, RT/RW, Dinas Kesehatan setempat, Satgas Covid, dan pihak keamanan sejak 15 Juli," kata Charles.
Lantaran metode kali ini sistemnya jemput bola, maka Pos Indonesia harus memperbanyak jumlah petugas juru bayar yang diturunkan ke lapangan.
"Dulu kalau melalui komunitas kami bisa dalam jumlah besar, sekarang kami kecilkan hanya 10 hingga 20 orang. Jadi konsekuensinya kami tambah jumlah tenaga penyalur dan menambah titik komunitas," jelas Charles.
Sementara itu, Jaka dari PT Pos Indonesia yang membidangi Satgas BST Regional mengatakan, ada empat kabupaten/kota yang sudah dilakukan penyaluran BST di Jawa Barat. Selain Purwakarta, Cirebon, Indramayu, dan Garut, juga serentak dilakukan pencairan BST di masa PPKM darurat ini.
Ada target pencairan BST dari pemerintah ke pihak Pos Indonesia sebagai penyalur. “Target selesai jangka waktu 30 hari hari ini. Hanya saja kami mempunyai kewajiban kepada masyarakat untuk bisa segera menyerahkannya karena ini sangat ditunggu-tunggu. Mudah-mudahan dukungan dan bantuan dari aparat pemerintahan yang ada di seluruh wilayah Jawa Barat ini, kita bisa menyelesaikannya maksimal dalam waktu sekitar 2 minggu sampai 3 minggu," jelas Jaka.
Untuk mengakselerasi pencairan agar lebih cepat lagi penyalurannya, Pos Indonesia bahkan melakukan rekrutmen juru bayar yang terbuka untuk warga.
Jaka mengilustrasikan di Kabupaten Purwakarta yang terdapat 183 desa. Per hari, Pos Indonesia menargetkan 15 desa yang tersalurkan BST ke KPM. Dengan masing-masing desa ada 4 juru bayar, maka akan butuh 60 tenaga juru bayar untuk mempercepat pencairan BST.
“Kami juga mempunyai kewajiban untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat di sekitar untuk bisa mendapat penghasilan dari program ini. Kepada masyarakat yang bersedia untuk menjadi pendamping dalam hal pembayarannya sebagai tenaga harian lepas, kemudian akan mendapatkan kompensasi dari aktivitas ini,” papar Jaka.
"Tahun ini sangat dibatasi, karena tidak boleh menimbulkan banyak kerumunan. Kami juga perkuat koordinasi dengan aparat setempat, RT/RW, Dinas Kesehatan setempat, Satgas Covid, dan pihak keamanan sejak 15 Juli," kata Charles.
Lantaran metode kali ini sistemnya jemput bola, maka Pos Indonesia harus memperbanyak jumlah petugas juru bayar yang diturunkan ke lapangan.
"Dulu kalau melalui komunitas kami bisa dalam jumlah besar, sekarang kami kecilkan hanya 10 hingga 20 orang. Jadi konsekuensinya kami tambah jumlah tenaga penyalur dan menambah titik komunitas," jelas Charles.
Sementara itu, Jaka dari PT Pos Indonesia yang membidangi Satgas BST Regional mengatakan, ada empat kabupaten/kota yang sudah dilakukan penyaluran BST di Jawa Barat. Selain Purwakarta, Cirebon, Indramayu, dan Garut, juga serentak dilakukan pencairan BST di masa PPKM darurat ini.
Ada target pencairan BST dari pemerintah ke pihak Pos Indonesia sebagai penyalur. “Target selesai jangka waktu 30 hari hari ini. Hanya saja kami mempunyai kewajiban kepada masyarakat untuk bisa segera menyerahkannya karena ini sangat ditunggu-tunggu. Mudah-mudahan dukungan dan bantuan dari aparat pemerintahan yang ada di seluruh wilayah Jawa Barat ini, kita bisa menyelesaikannya maksimal dalam waktu sekitar 2 minggu sampai 3 minggu," jelas Jaka.
Untuk mengakselerasi pencairan agar lebih cepat lagi penyalurannya, Pos Indonesia bahkan melakukan rekrutmen juru bayar yang terbuka untuk warga.
Jaka mengilustrasikan di Kabupaten Purwakarta yang terdapat 183 desa. Per hari, Pos Indonesia menargetkan 15 desa yang tersalurkan BST ke KPM. Dengan masing-masing desa ada 4 juru bayar, maka akan butuh 60 tenaga juru bayar untuk mempercepat pencairan BST.
“Kami juga mempunyai kewajiban untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat di sekitar untuk bisa mendapat penghasilan dari program ini. Kepada masyarakat yang bersedia untuk menjadi pendamping dalam hal pembayarannya sebagai tenaga harian lepas, kemudian akan mendapatkan kompensasi dari aktivitas ini,” papar Jaka.