Tak Kenal Pandemi, Produsen Barang-barang Sultan LMVH Raup Rp474,6 T di Semester I/2021

Selasa, 27 Juli 2021 - 15:02 WIB
loading...
Tak Kenal Pandemi, Produsen Barang-barang Sultan LMVH Raup Rp474,6 T di Semester I/2021
Selama pandemi, CEO LVMH Bernard Arnault sempat menjadi orang terkaya di dunia. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Orang-orang super kaya tampaknya tak terdampak oleh pandemi Covid-19. Hal itu antara lain terlihat dari tumbuh suburnya bisnis LVMH yang merupakan induk dari merek barang mewah seperti Louis Vuitton, Givenchy, dan Christian Dior di saat ekonomi global mengerut.

Mengutip Forbes, Selasa (27/7/2021), LVMH mengumumkan pendapatan sebesar USD33,9 miliar atau sekira Rp474,6 triliun (kurs Rp14.000/USD) untuk paruh pertama tahun 2021. Capaian itu melonjak 56% dibandingkan pendapatan yang dikantongi LVMH pada periode yang sama tahun 2020.



Sebagian besar pertumbuhan bisnis produk fashion super mewah itu didorong oleh barang-barang fashion dan kulit, di mana pendapatannya naik dari USD9,4 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Dalam sebuah pernyataan perusahaan, dikatakan bahwa LVMH menuai manfaat dengan terus berinovasi dan berinvestasi dalam bisnis selama pandemi meskipun berada di tengah-tengah krisis global.

Selama pandemi, CEO LVMH Bernard Arnault sempat menjadi orang terkaya di dunia ketika kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai USD186,3 miliar pada akhir Mei tahun ini. Kekayaan Arnault naik dari USD76 miliar pada Maret 2020 dan saat ini berada di USD191 miliar. Kondisi ini memposisikan Arnault di belakang Jeff Bezos, Bos Amazon yang memiliki kekayaan sebesar USD211 miliar.

Pekan lalu, LVMH mengumumkan telah menguasai 60% saham merek fashion budaya anak muda Off-White, yang didirikan oleh desainer Virgil Abloh, dengan nilai yang tidak dipublikasikan. Analis LVMH mengidentifikasi langkah itu sebagai tanda rencana bisnis Arnault untuk dekade berikutnya.

Flavio Cereda, yang menjalankan penelitian ekuitas merek mewah untuk Jefferies di London, mengatakan bahwa strategi pascapandemi LVMH adalah untuk tumbuh dan mendapatkan sebanyak mungkin "dompet" konsumen barang mewah dan fashion.



"Saya pikir pangsa pasar global mereka telah berubah dari 11-12% sebelum pandemi menjadi mungkin 15-16% hari ini. Strateginya di sini adalah penguasaan pasar. Ini adalah penguasaan pasar yang sangat agresif di banyak kategori di seluruh divisi," tuturnya.

Analis Jefferies Cereda mengatakan, bahwa kesepakatan itu lebih tentang merajut bagian-bagian yang berbeda dari LVMH melalui salah satu nama baru yang paling menarik dan berpengaruh dalam mode.

"Off-White dengan uang LVMH di belakangnya bisa (segera memiliki) 300 toko – tidak sulit jika Anda memiliki LVMH di belakang Anda, (tetapi) merek itu sendiri kecil dalam konteks LVMH," katanya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1692 seconds (0.1#10.140)