Dunia Internasional Dukung Industri Rokok Elektrik Kembangkan Produk Rendah Risiko
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia internasional mendukung industri rokok elektrik untuk mengembangkan produk-produk yang rendah risiko. Hal ini disampaikan melalui Forum Global Nikotin yang diselenggarakan Juni 2021 lalu.
Forum yang mengundang berbagai pakar internasional tersebut, berulang kali menyoroti perlu adanya produk nikotin yang rendah risiko agar mengurangi kematian global terkait tembakau.
Dari data forum itu, telah terjadi migrasi dari konsumen rokok konvensional menuju rokok elektrik yang dipercaya lebih rendah risiko. Sebanyak 98 juta konsumen di seluruh dunia telah beralih ke produk nikotin yang lebih aman.
Seperti yang diketahui, perokok konvensional tak hanya menghisap nikotin ketika membakar produk tersebut, tetapi juga zat-zat racun lainnya yang disebabkan oleh proses pembakaran yang telah teridentifikasi sebagai karsinogen.
General Manager RELX Indonesia, Yudhi Saputra menyambut baik dukungan dunia internasional tersebut. Pihaknya, kata Yudhi, semenjak awal berkomitmen menciptakan produk berkualitias tinggi dengan bahan baku terbaik.
“RELX memiliki standar yang tinggi sebagai bentuk tanggung jawab kepada konsumen. Kami memastikan dan melakukan yang terbaik terkait e-liquid dan perangkat dibuat, diuji, dan dapat diandalkan dengan baik untuk penggunaan konsumen," katanya.
Produk RELX tidak hanya diproduksi di bawah kendali kualitas yang ketat dan diuji menggunakan standar Eropa dan yang diterima secara internasional, tetapi juga bersertifikat RoHS, bersertifikat CE, bersertifikat CB, dan memiliki emisi uap yang sepenuhnya mengikuti standar AFNOR XP D90-300 3 Prancis, sebuah standar sukarela bermutu tinggi untuk produk vape.
Ahli kesehatan public dan otoritas kesehatan di beberapa negara juga mengkampanyekan adaptasi pendekatan rendah resiko tersebut.
Otoritas kesehatan di Inggris contohnya, mereka merekomendasikan penggunaan rokok elektrik sebagai salah satu alat bantu berhenti merokok dan telah melihat setidaknya 50.000 perokok berhenti merokok setiap tahunnya dengan bantuan rokok elektrik.
Selain itu, Swis sebagai negara di mana snus (sejenis tembakau oral dengan tingkat toksikan rendah yang beredar di Swedia dan Norwegia) akan segera menggantikan rokok. Dorongan yang kuat itu dilakukan karena negara tersebut melihat angka kematian akibat tembakau yang paling rendah di Eropa.
Penjualan rokok di Jepang juga sudah turun sepertiga sejak produk tembakau yang dipanaskan datang ke pasar.
Beberapa ahli yang hadir saat forum tersebut juga menyampaikan temuan terkait prevalensi rokok global. Meskipun prevalensi merokok telah berkurang secara global selama tiga dekade terakhir, kasusnya meningkat untuk pria di 20 negara dan untuk wanita di 12 negara.
Hanya 10 negara yang merupakan dua pertiga dari populasi perokok dunia: China, India, Indonesia, AS, Rusia, Bangladesh, Jepang, Turki, Vietnam, dan Filipina. Satu dari tiga perokok tembakau (341 juta) tinggal di China.
Setengah dari semua negara tersebut dipastikan tidak menghentikan perokok muda yang usianya di antara 15 tahun hingga 24 tahun, dengan rata-rata seseorang memulai merokok di usia 19 tahun. Bila ini dibiarkan, maka aka nada lonjakan perokok di generasi berikutnya.
Menurut Yudhi, para pakar di Forum Global Nikotin bersepakat mendorong pemerintah di negara-negaranya untuk segera menerapkan undang-undang minimal usia 21 tahun yang boleh membeli produk tembakau, rokok elektrik dan produk vaping yang mengandung nikotin.
Untuk menyiapkan hal ini, Yudhi mengaku RELX telah menyiapkan teknologi dan inovasi terkemuka untuk mencegah konsumsi rokok elektrik pada anak di bawah umur.
“Melalui Guardian Program, RELX RELX memastikan bahwa seluruh rantai produksinya mulai dari desain produk hingga penjualan dan pemasaran, berkomitmen untuk memastikan produknya tidak dapat diakses oleh anak di bawah umur," katanya.
"Kami juga bekerja sama dengan semua pengecer kami tentang pentingnya memastikan bahwa produk kami tidak dijual kepada anak di bawah umur," tuturnya.
Komitmen ketat ini diadopsi di seluruh dunia bahkan di mana pemeriksaan usia mungkin tidak diwajibkan oleh undang-undang. “Oleh karena itu, RELX sangat bangga melaksanakan Program Wali untuk memastikan tanggung jawab keseluruhan atas komitmen ini,” pungkasnya.
Forum yang mengundang berbagai pakar internasional tersebut, berulang kali menyoroti perlu adanya produk nikotin yang rendah risiko agar mengurangi kematian global terkait tembakau.
Dari data forum itu, telah terjadi migrasi dari konsumen rokok konvensional menuju rokok elektrik yang dipercaya lebih rendah risiko. Sebanyak 98 juta konsumen di seluruh dunia telah beralih ke produk nikotin yang lebih aman.
Seperti yang diketahui, perokok konvensional tak hanya menghisap nikotin ketika membakar produk tersebut, tetapi juga zat-zat racun lainnya yang disebabkan oleh proses pembakaran yang telah teridentifikasi sebagai karsinogen.
General Manager RELX Indonesia, Yudhi Saputra menyambut baik dukungan dunia internasional tersebut. Pihaknya, kata Yudhi, semenjak awal berkomitmen menciptakan produk berkualitias tinggi dengan bahan baku terbaik.
“RELX memiliki standar yang tinggi sebagai bentuk tanggung jawab kepada konsumen. Kami memastikan dan melakukan yang terbaik terkait e-liquid dan perangkat dibuat, diuji, dan dapat diandalkan dengan baik untuk penggunaan konsumen," katanya.
Produk RELX tidak hanya diproduksi di bawah kendali kualitas yang ketat dan diuji menggunakan standar Eropa dan yang diterima secara internasional, tetapi juga bersertifikat RoHS, bersertifikat CE, bersertifikat CB, dan memiliki emisi uap yang sepenuhnya mengikuti standar AFNOR XP D90-300 3 Prancis, sebuah standar sukarela bermutu tinggi untuk produk vape.
Ahli kesehatan public dan otoritas kesehatan di beberapa negara juga mengkampanyekan adaptasi pendekatan rendah resiko tersebut.
Otoritas kesehatan di Inggris contohnya, mereka merekomendasikan penggunaan rokok elektrik sebagai salah satu alat bantu berhenti merokok dan telah melihat setidaknya 50.000 perokok berhenti merokok setiap tahunnya dengan bantuan rokok elektrik.
Selain itu, Swis sebagai negara di mana snus (sejenis tembakau oral dengan tingkat toksikan rendah yang beredar di Swedia dan Norwegia) akan segera menggantikan rokok. Dorongan yang kuat itu dilakukan karena negara tersebut melihat angka kematian akibat tembakau yang paling rendah di Eropa.
Penjualan rokok di Jepang juga sudah turun sepertiga sejak produk tembakau yang dipanaskan datang ke pasar.
Beberapa ahli yang hadir saat forum tersebut juga menyampaikan temuan terkait prevalensi rokok global. Meskipun prevalensi merokok telah berkurang secara global selama tiga dekade terakhir, kasusnya meningkat untuk pria di 20 negara dan untuk wanita di 12 negara.
Hanya 10 negara yang merupakan dua pertiga dari populasi perokok dunia: China, India, Indonesia, AS, Rusia, Bangladesh, Jepang, Turki, Vietnam, dan Filipina. Satu dari tiga perokok tembakau (341 juta) tinggal di China.
Setengah dari semua negara tersebut dipastikan tidak menghentikan perokok muda yang usianya di antara 15 tahun hingga 24 tahun, dengan rata-rata seseorang memulai merokok di usia 19 tahun. Bila ini dibiarkan, maka aka nada lonjakan perokok di generasi berikutnya.
Menurut Yudhi, para pakar di Forum Global Nikotin bersepakat mendorong pemerintah di negara-negaranya untuk segera menerapkan undang-undang minimal usia 21 tahun yang boleh membeli produk tembakau, rokok elektrik dan produk vaping yang mengandung nikotin.
Untuk menyiapkan hal ini, Yudhi mengaku RELX telah menyiapkan teknologi dan inovasi terkemuka untuk mencegah konsumsi rokok elektrik pada anak di bawah umur.
“Melalui Guardian Program, RELX RELX memastikan bahwa seluruh rantai produksinya mulai dari desain produk hingga penjualan dan pemasaran, berkomitmen untuk memastikan produknya tidak dapat diakses oleh anak di bawah umur," katanya.
"Kami juga bekerja sama dengan semua pengecer kami tentang pentingnya memastikan bahwa produk kami tidak dijual kepada anak di bawah umur," tuturnya.
Komitmen ketat ini diadopsi di seluruh dunia bahkan di mana pemeriksaan usia mungkin tidak diwajibkan oleh undang-undang. “Oleh karena itu, RELX sangat bangga melaksanakan Program Wali untuk memastikan tanggung jawab keseluruhan atas komitmen ini,” pungkasnya.
(akr)