Terkait Jebakan Pandemi, Semua Negara ‘Goyang’ Hadapi Varian Delta

Senin, 02 Agustus 2021 - 17:05 WIB
loading...
Terkait Jebakan Pandemi,...
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho mengatakan, pemerintah telah melakukan upaya optimal untuk menangani pandemi. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Menanggapi tentang risiko Indonesia memasuki jebakan pandemi COVID-19 , Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho mengatakan, pemerintah telah melakukan upaya optimal untuk menangani pandemi. Ia menilai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro sejak awal Februari lalu sebenarnya telah menunjukkan hasil yang cukup baik.

“Penerapan PPKM ini targetnya adalah kurva melandai. Kalau kita lihat puncak kasus di 5 Februari 2021 sebanyak 176 ribu kasus, dan kasus aktif nasional per 26 Mei 2021 sebanyak 96 ribu kasus. Sehingga PPKM Mikro ini berhasil menurunkan laju kasus sebesar 45 persen,” jelas Dimas dalam diskusi online bersama komunitas alumni sejumlah kampus di Jakarta, Senin (2/8/2021).



Sebelumnya Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono memperingatkan, tentang risiko Indonesia memasuki jebakan pandemi.

Lebih lanjut, Mantan Staf Khusus Kantor Staf Presiden ini menyebutkan, lonjakan kasus positif Covid-19 pada bulan Juni 2021 juga telah diantisipasi oleh pemerintah. Antara lain, dengan upaya pencegahan dan pelarangan mudik pada lebaran Idul Fitri lalu.

Karenanya, Dimas membantah jika pemerintah tengah menghadapi jebakan pandemi atau pandemic trap saat ini. Pasalnya varian Delta merupakan varian baru Covid-19 yang memiliki kekuatan penularan lebih cepat dan masif.

“Menurut saya lonjakan kasus ini sudah diprediksi. Tapi munculnya varian Delta sangat mengejutkan dan membuat lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia. Wajar jika banyak pemerintahan yang tidak cukup siap dalam menghadapi situasi tersebut. Apalagi, varian terbaru ini memiliki kemampuan bertransimisi lebih cepat sehingga penularan lebih mudah,” ungkapnya.

Lebih lanjut Ia mengapresiasi respon cepat Presiden Joko Widodo dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 terakhir. Presiden secara langsung menjelaskan kepada publik dan turun memberikan bantuan kepada masyarakat yang rentan.

“Saya melihat dalam penerapan PPKM kali ini Presiden mengambil inisiatif di depan. Mulai dari memimpin langsung rapat, bertemu tokoh masyarakat, doa bersama, konferensi pers, sampai meninjau lokasi isoman, memberikan bantuan dan memastikan keberadaan obat Covid-19, serta ketersediaan oksigen. Presiden juga mengapresiasi gerakan gotong royong di masyarakat, dan memastikan kinerja dari Kepala Daerah secara langsung dalam merespon perkembangan. Hal ini jelas merupakan langkah kepemimpinan yang baik dan kita apresiasi,” tegasnya.

Meski demikian, Dimas tetap memberikan sejumlah catatan kritis untuk memperkuat kebijakan pemerintah. Menurutnya, menghadapi perkembangan Covid-19 yang tidak terduga agar pemerintah dapat memperkuat produksi vaksin dan obat Covid-19 di tanah air secara lebih mandiri.

“Di satu sisi, kita harus melakukan percepatan vaksinasi bagi masyarakat. Pemerintah harus mengamankan stok vaksin. Problemnya, di sisi lain, kita harus impor dari negara maju, yang akibatnya kita menjadi tergantung. India berhasil mendapatkan izin regulasi untuk memproduksi vaksin AstraZeneca bersama Oxford. Sebaiknya Indonesia melakukan langkah yang sama atau menemukan vaksin untuk kebutuhan negaranya sendiri. Ini menjadi tantangan bagi kita semua,” jelasnya.



Lebih lanjut, Dimas meminta masyarakat untuk mendukung pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. Masyarakat harus taat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan serta vaksinasi.

“Dalam masa keadaan krisis yang kompleks seperti ini kita sebagai bangsa harus bisa bersatu, bergotong-royong. Hal itu dicontohkan oleh Italia, di mana angka penularan dan kematian akibat Covid-19 bisa dikurangi ketika pemerintahannya solid, negara dan masyarakatnya bersatu,” pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
BUMN Berperan Penting...
BUMN Berperan Penting selama Pandemi Covid-19 dan Era Pemulihan
Pandemi Segera Berakhir...
Pandemi Segera Berakhir tapi Jangan Lengah! Sri Mulyani Ingatkan Risiko Ketidakpastian Global
Pembiayaan Multifinance...
Pembiayaan Multifinance Alat Berat Semakin Menjanjikan
Penghargaan Penanganan...
Penghargaan Penanganan Covid-19: Pemerintah Apresiasi Kerja Sama Seluruh Komponen Bangsa
Bukan Covid dan Perang,...
Bukan Covid dan Perang, Jokowi Ungkap Ada Ancaman yang Lebih Ngeri
Hary Tanoesoedibjo:...
Hary Tanoesoedibjo: Peningkatan Pengangguran Pasca Pandemi Perlu Perhatian Serius
Imbas Pandemi Banyak...
Imbas Pandemi Banyak Ruang Kantor dan Ruko Kosong Dijual, Harganya Mulai Rp1 Miliar
Wujud Keberhasilan Bersama,...
Wujud Keberhasilan Bersama, Indonesia Mampu Tunjukkan Resiliensi Hadapi Pandemi
Pandemi Mulai Terkendali,...
Pandemi Mulai Terkendali, Menko Airlangga Beberkan Bukti Ekonomi Indonesia Perkasa
Rekomendasi
Kronologi Mantan Artis...
Kronologi Mantan Artis Drama Kolosal Sekar Arum Ditangkap terkait Uang Palsu
Manfaatkan Teknologi...
Manfaatkan Teknologi Biometrik, XL Axiata Dukung Pemutakhiran Data Pelanggan
Momen Raja Abdullah...
Momen Raja Abdullah II Jadi Sopir Prabowo, Sambut Hangat Kunjungan di Yordania
Berita Terkini
Beri Semangat Para Pejuang...
Beri Semangat Para Pejuang Kanker, MNC Peduli Dukung Fun Run
7 jam yang lalu
Gokil, Harga Emas Diramal...
Gokil, Harga Emas Diramal Tembus Rp2,1 Juta per Gram
8 jam yang lalu
Kena Tarif Baru Trump...
Kena Tarif Baru Trump 32%, Wamen BUMN: Tantangan Revitalisasi Industri
10 jam yang lalu
Rabu Biru Indonesia...
Rabu Biru Indonesia Gandeng Bulog Serap Gabah Petani di Sleman
11 jam yang lalu
Tarif Trump Gerus Kekayaan...
Tarif Trump Gerus Kekayaan 5 Miliarder Mode Teratas, Nomor 1 Rugi Rp547,4 T
11 jam yang lalu
KAI Layani 29,17 Juta...
KAI Layani 29,17 Juta Pelanggan Selama Masa Angkutan Lebaran 2025
12 jam yang lalu
Infografis
Jerman Persiapkan Anak-anak...
Jerman Persiapkan Anak-anak Hadapi Krisis Perang Dunia III
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved