Perkuat LCS, Indonesia, Malaysia, dan Jepang Ucapkan Sayonara pada Greenback

Jum'at, 06 Agustus 2021 - 13:43 WIB
loading...
Perkuat LCS, Indonesia,...
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkuat kerja sama mata uang lokal (local currency settlement/LCS) Indonesia dengan malaysia dan Indonesia dan Jepang. Menurut Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Doddy Zulverdi, penguatan itu merupakan sebuah upaya untuk memperkuat pasar valas indonesia.

"Ini merupakan upaya bersama Indonesia dengan berbagai pihak untuk memperkuat pasar valas kita bisa lebih berimbang," ujar Doddy dalam taklimat media yang dilakukan secara daring, pada Jumat (6/8/2021).

Penguatan kerangka kerja sama yang berlaku efektif 5 Agustus 2021 ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendorong perdagangan dan investasi. Selain itu juga turut memperkuat stabilitas makroekonomi dengan mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk penyelesaian perdagangan dan investasi langsung antara Indonesia dan Jepang.

Baca juga:Keren, Siswa MAN IC Serpong Raih Perunggu Olimpiade Jepang 2021

"Kita tahu perdagangan Indonesia dengan berbagai mitra itu baik di kawasan asia maupun luar Asia masif, didominasi oleh penggunaan mata uang dolar Amerika. Bahkan kalau kita melihat data terkini, sudah beberapa tahun ini 90% perdagangan Indonesia dengan negara-negara luar itu menggunakan mata uang dolar," sambung Doddy.

Dirinya menyebut, karena banyaknya menggunakan mata uang dolar dalam penyelesaian transaksi, barang dagang, baik jasa maupun investasi, dapat menimbulkan ketergantungan pada pasar valas domestik.

Baca juga:Waspada Curanmor Selama PPKM, Begini Cara Mengamankan Mobil Anda

"Kalau pasar valas yang sehat, itu artinya ada pasar valas rupiah dengan yen, rupiah dengan euro, rupiah dengan ringgit, intinya rupiah dengan mata uang negara-negara mitra dagang dan investasi kita," Lanjut Doddy.

Namun karena masih menggunakan dolar, meski kita berdagang dengan China, Jepang, Thailand, dan lain-lain, kita masih bergantung pada greenback itu. Kondisi itu membuat mata uang rupiah menjadi sangat sensitif terhadap dolar.

"Karenanya Bank Indonesia berinisiatif untuk terus mencoba menjaga stabilitasnya dengan melakukan pendekatan yang sifatnya lebih struktural, yaitu dengan mendalami pasar keuangan, terutama pasar keuangan valas non-US dolar dalam negeri," tutup Doddy.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1534 seconds (0.1#10.140)