Revisi Regulasi PLTS Atap Perlu Libatkan Semua Pemangku Kepentingan
loading...
A
A
A
Dia menegaskan, target capaian bauran energi memang penting untuk dicapai. Namun, yang lebih penting lagi adalah sejauh mana kesiapan dan rasionalitas dalam mencapai target tersebut. "PLN sebagai satu-satunya BUMN kelistrikan jangan sampai mengalami masalah fundamental akibat kebijakan yang tidak tepat," tandasnya.
Dia menganalogikan upaya mengembangkan EBT ibarat orang yang tengah naik mobil dan ingin ngebut, namun akhirnya berujung terjadinya kecelakaan di jalan. "Jadi, harus dipersiapkan secara matang dari sisi teknis dan lainnya," ujar Abra.
Abra menegaskan, mengembangkan investasi di sektor EBT bukan berarti mewajibkan semuanya harus diserap oleh PLN. Terlebih, imbuh dia, saat ini PLN sudah dalam kondisi kelebihan pasokan (oversupply), terutama dengan masuknya sejumlah PLTU dari program 35.000 MW.
"Di sini PLN bisa dikatakan sudah berkorban karena harus menyerap listrik dari IPP yang kebanyakan PLTU dan harus mengesampingkan PLTU -nya sendiri. Jangan sampai kebijakan yang sama terulang untuk PLTS Atap. Boleh saja menggelar karpet merah investasi untuk PLTS, tapi jangan mengorbankan PLN," tandasnya.
Dia menganalogikan upaya mengembangkan EBT ibarat orang yang tengah naik mobil dan ingin ngebut, namun akhirnya berujung terjadinya kecelakaan di jalan. "Jadi, harus dipersiapkan secara matang dari sisi teknis dan lainnya," ujar Abra.
Abra menegaskan, mengembangkan investasi di sektor EBT bukan berarti mewajibkan semuanya harus diserap oleh PLN. Terlebih, imbuh dia, saat ini PLN sudah dalam kondisi kelebihan pasokan (oversupply), terutama dengan masuknya sejumlah PLTU dari program 35.000 MW.
"Di sini PLN bisa dikatakan sudah berkorban karena harus menyerap listrik dari IPP yang kebanyakan PLTU dan harus mengesampingkan PLTU -nya sendiri. Jangan sampai kebijakan yang sama terulang untuk PLTS Atap. Boleh saja menggelar karpet merah investasi untuk PLTS, tapi jangan mengorbankan PLN," tandasnya.
(fai)