Cuan, Riset DBS Proyeksikan Harga Komoditas di 2021 Bakal Lebih Tinggi dari 2020

Jum'at, 03 September 2021 - 13:15 WIB
loading...
Cuan, Riset DBS Proyeksikan...
Harga komoditas seperti minyak, baja, hingga CPO diprediksi akan lebih tinggi dibanding tahun 2020 lalu. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Harga komoditas dunia menunjukkan tren pemulihan sejak semester II-2020 di tengah berakhirnya karantina wilayah (lockdown) fase awal oleh sejumlah negara akibat pandemi Covid-19. DBS Bank Ltd., ( Bank DBS ) memperkirakan kenaikan harga dan inflasi komoditas akan terus berlanjut di tahun ini dan memengaruhi margin produsen sektor hulu maupun industri hilir.

DBS Group Research dalam laporan Regional Industry Focus bertajuk Commodity Inflation Analysis memaparkan, sebagian besar komoditas mengalami masa sulit pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas perekonomian.



Namun, tanda-tanda pemulihan dan kenaikan tajam mulai terlihat sejak akhir 2020 dan diperkirakan terus berlanjut hingga 2021. DBS memperkirakan terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi penguatan ini, seperti pemulihan global yang sedang berlangsung sehingga mendorong naiknya permintaan komoditas secara tajam dan kembali pada kondisi sebelum Covid-19.

Pemulihan awal ekonomi China dan rencana belanja infrastruktur Amerika Serikat (AS) disebut sebagai pemicu utama peningkatan permintaan ini. Kebijakan moneter ekspansif dan stimulus fiskal oleh pemerintah di seluruh dunia, khususnya AS, ikut mendorong pemulihan.

Faktor lain yang menyebabkan lonjakan harga yaitu adanya hambatan rantai pasok komoditas tertentu seiring pembatasan mobilitas selama pandemi Covid-19 serta cuaca ekstrem di wilayah tertentu.

"Meskipun ada moderasi harga komoditas pada paruh kedua 2021 setelah kenaikan akhir-akhir ini, harga rata-rata komoditas pada 2021 akan lebih tinggi dibandingkan 2020," tulis DBS Group Research dalam laporannya dikutip Jumat (3/9/2021).

Tingginya harga komoditas diperkirakan bakal menguntungkan produsen komoditas hulu. Sementara sektor hilir, prospek margin mungkin tidak seburuk yang diperkirakan, karena dengan permintaan yang lebih tinggi pada produk akhir, sebagian biaya produksi bahan baku ini dapat dialihkan ke pelanggan.

Sektor penerbangan, konstruksi, semen, kilang diperkiraakan sulit meneruskan kenaikan biaya. Sementara sektor otomotif, perangkat keras teknologi, galangan kapal, konsumsi makanan minuman akan lebih mengelola margin di tengah meningkatnya permintaan konsumen akhir.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2015 seconds (0.1#10.140)