Cuan, Riset DBS Proyeksikan Harga Komoditas di 2021 Bakal Lebih Tinggi dari 2020
loading...
A
A
A
DBS memberikan pandangan mengenai beberapa komoditas yang akan mengalami pergerakan signifikan di tahun 2021 ini, serta sejumlah faktor pendorong dan industri-industri yang terdampak.
1. Baja
Harga patokan HRC (Hot Rolled Coil) dunia dan China (tidak termasuk PPN) masing-masing naik 59% dan 35% menjadi USD1.069/ton dan USD785/ton pada awal tahun hingga 19 Mei 2021. Harga baja akan terus didukung oleh kenaikan permintaan baja global sebesar 6,2% pada tahun ini yang terdorong oleh Rancangan Undang-undang (RUU) infrastruktur AS dan pemulihan ekonomi.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah China dapat menyebabkan persaingan pasokan di pasar menjadi lebih ketat. Analis DBS Group Research Lee Eun Young menyebutkan, harga baja diperkirakan melemah di semester II-2021 di mana bijih besi harganya akan turun karena peningkatan pasokan dari pertambangan. Rata-rata harga patokan HRC dunia dan harga HRC domestik China masih diproyeksikan naik 47% dan 37% secara tahunan (year on year) pada 2021.
2. Tembaga
Harga tembaga meningkat 28% menjadi USD10.115/ton per 19 Mei 2021 atau meningkat lebih dari dua kali lipat dari titik terendahnya di level USD4.618/ton pada 23 Maret 2020. Pasar tembaga diperkirakan tetap defisit 248.000 ton dan 206.000 ton pada tahun 2021 dan 2022. Angka ini menyusut dari defisit 2020 sebesar 420.000 ton.
Bank DBS memperkirakan harga tembaga akan melemah di semester II tahun ini. Harga tembaga rata-rata diperkirakan naik 26,2% secara tahunan (year on year) di level USD7.800/ton pada tahun 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
3. Minyak
Pemulihan tajam permintaan minyak global pasca pembatasan mobilitas yang dikombinasikan dengan pemangkasan produksi OPEC, menyebabkan ketatnya pasar di awal tahun. Persediaan minyak global pun menyusut hingga di bawah tingkat rata-rata. Bank DBS memperkirakan harga rata-rata minyak mentah Brent akan tetap meningkat di rentang USD65-70/barel hingga 2022, seiring pemulihan permintaan menuju ke level sebelum pandemi Covid-19.
4. CPO
Harga minyak sawit mentah (CPO) Malaysia naik 250% dari titik terendah pada saat pandemi Maret 2020 dan saat ini menyentuh level tertinggi di level RM4.500 per metrik ton (MT). Harga tinggi ini kemungkinan bisa bertahan sementara waktu dengan pasokan dan permintaan yang ketat.
Harga minyak kedelai dan minyak nabati lainnya juga membuat harga CPO menguat. Meskipun terjadi reli, harga CPO masih USD300 per ton di bawah minyak kedelai. DBS mengasumsikan kami harga CPO 2021 berada di USD617 per MT.
1. Baja
Harga patokan HRC (Hot Rolled Coil) dunia dan China (tidak termasuk PPN) masing-masing naik 59% dan 35% menjadi USD1.069/ton dan USD785/ton pada awal tahun hingga 19 Mei 2021. Harga baja akan terus didukung oleh kenaikan permintaan baja global sebesar 6,2% pada tahun ini yang terdorong oleh Rancangan Undang-undang (RUU) infrastruktur AS dan pemulihan ekonomi.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah China dapat menyebabkan persaingan pasokan di pasar menjadi lebih ketat. Analis DBS Group Research Lee Eun Young menyebutkan, harga baja diperkirakan melemah di semester II-2021 di mana bijih besi harganya akan turun karena peningkatan pasokan dari pertambangan. Rata-rata harga patokan HRC dunia dan harga HRC domestik China masih diproyeksikan naik 47% dan 37% secara tahunan (year on year) pada 2021.
2. Tembaga
Harga tembaga meningkat 28% menjadi USD10.115/ton per 19 Mei 2021 atau meningkat lebih dari dua kali lipat dari titik terendahnya di level USD4.618/ton pada 23 Maret 2020. Pasar tembaga diperkirakan tetap defisit 248.000 ton dan 206.000 ton pada tahun 2021 dan 2022. Angka ini menyusut dari defisit 2020 sebesar 420.000 ton.
Bank DBS memperkirakan harga tembaga akan melemah di semester II tahun ini. Harga tembaga rata-rata diperkirakan naik 26,2% secara tahunan (year on year) di level USD7.800/ton pada tahun 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
3. Minyak
Pemulihan tajam permintaan minyak global pasca pembatasan mobilitas yang dikombinasikan dengan pemangkasan produksi OPEC, menyebabkan ketatnya pasar di awal tahun. Persediaan minyak global pun menyusut hingga di bawah tingkat rata-rata. Bank DBS memperkirakan harga rata-rata minyak mentah Brent akan tetap meningkat di rentang USD65-70/barel hingga 2022, seiring pemulihan permintaan menuju ke level sebelum pandemi Covid-19.
4. CPO
Harga minyak sawit mentah (CPO) Malaysia naik 250% dari titik terendah pada saat pandemi Maret 2020 dan saat ini menyentuh level tertinggi di level RM4.500 per metrik ton (MT). Harga tinggi ini kemungkinan bisa bertahan sementara waktu dengan pasokan dan permintaan yang ketat.
Harga minyak kedelai dan minyak nabati lainnya juga membuat harga CPO menguat. Meskipun terjadi reli, harga CPO masih USD300 per ton di bawah minyak kedelai. DBS mengasumsikan kami harga CPO 2021 berada di USD617 per MT.
(fai)